Rabu, 17 Februari 2021

Gojek Peduli Lingkungan dengan Fitur GoGreener Carbon Offset, Apa Saja?

 Sebanyak 1.500 pohon mangrove (bakau) telah ditanam di Jakarta, Demak, dan Bontang pada Desember 2020. Penanaman ini merupakan kelanjutan dari inovasi GoGreener Carbon Offset yang telah diluncurkan Gojek. Kali ini, Gojek mengumumkan sejumlah pengembangan pada fitur serap jejak karbon tersebut.

Pengembangan fitur ini melengkapi layanan yang telah ada sebelumnya, yaitu yang pertama, kalkulator karbon ilmiah yang merujuk pada Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dan rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.


Kedua, konversi hasil perhitungan jejak karbon ke jumlah pohon yang dibutuhkan; dan ketiga, monitoring dashboard untuk melihat status kesehatan pohon yang dapat diakses kapan pun dan di mana pun.


Guna memudahkan pelanggan dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan, GoGreener Carbon Offset mengembangkan fiturnya melalui penambahan empat jenis jejak karbon untuk diserap. Selain menyerap jejak karbon kendaraan bermotor, sekarang pelanggan juga dapat mendukung penyerapan jejak karbon pada barang elektronik seperti televisi, AC, kulkas, dan laptop.

https://movieon28.com/movies/overnight-3/


"Pengembangan fitur ini tidak lepas dari tingginya antusiasme para pelanggan terhadap fitur GoGreener Carbon Offset di aplikasi Gojek. Hal ini dibuktikan dengan tercapainya target penanaman pohon dalam kurang dari tiga bulan sejak diluncurkan, bahkan target pohon untuk wilayah DKI Jakarta telah tercapai hanya dalam satu bulan," ujar Group Head of Sustainability Gojek, Tanah Sullivan dalam keterangannya, Senin (15/1/2021).


Di samping menambah empat jejak karbon, Gojek juga menambah wilayah penanaman di dua lokasi baru, yakni Semarang dan Surabaya. Selain itu, Gojek menggandakan jumlah pohon yang ditanam oleh konsumen di total lima lokasi di Indonesia.


Adanya fitur GoGreener Carbon Offset melalui monitoring dashboard juga akan membantu monitor seluruh data pertumbuhan pohon, seperti diameter dan tinggi batang hingga tingkat kesehatan daun.


"Kami percaya bahwa untuk membangun perilaku baru atau mengadopsi gaya hidup baru, perlu diciptakan sebuah proses yang transparan dan mudah dipahami. Seluruh tahapan GoGreener Carbon Offset, dari perhitungan jejak karbon di awal, konversinya ke satuan pohon yang perlu ditanam, sampai di mana serta kapan pohon akan ditanam, sangat transparan," ujarnya.


"Transparansi juga menjadi prinsip kami dalam melengkapi fitur ini dengan monitoring dashboard yang menyajikan data pertumbuhan pohon, seperti diameter dan tinggi batang, sampai foto pohon untuk melihat warna dan tingkat kesehatan daun," imbuhnya.


Sementara itu, peneliti senior dari The World Agroforestry Center (ICRAF), Dr Beria Leimona mendukung upaya yang dilakukan Gojek. Ia menyampaikan fitur GoGreener Carbon Offset jadi bukti kolaborasi bagaimana sains dan teknologi berjalan baik.


"GoGreener Carbon Offset adalah bukti bahwa bila dijalankan dengan baik, sains yang diakselerasi dengan teknologi menjadi lebih kuat dalam mendorong perubahan. Fitur ini memiliki elemen produk lingkungan yang lengkap: penghitungan berbasis sains yang mengacu pada IPCC dan rekomendasi KLHK, komunikasi sains yang mudah dipahami, dan transparansi penuh - yang merupakan kunci untuk menarik adaptor baru," ungkapnya.


Senada dengan Beria, Founder dan CEO Jejak.in, Arfan Arlanda menyebut pengembangan ini dapat memberikan perubahan yang besar terhadap lingkungan. Terlebih saat ini, jumlah emisi karbon dioksida (CO2) di Asia Tenggara terus meningkat.

https://movieon28.com/movies/overnight-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar