Kamis, 18 Februari 2021

Polri: 6 Anggota Polisi Aniaya Herman hingga Tewas karena Hilang Kontrol

  Polri mengungkap motif penganiayaan yang dilakukan 6 anggota Polresta Balikpapan terhadap Herman 'dijemput tak berbaju' hingga tewas. Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan mereka hilang kontrol.

"Para tersangka mengakui motifnya adalah hilang kontrol atau hilang kendali, sehingga melakukan tindakan kepada saudara Herman yang merupakan tersangka kasus pencurian dan pemberatan yang mengakibatkan tersangka Herman meninggal dunia," ujar Ramadhan dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (18/2/2021).


Perbuatan keenam polisi itu membuat mereka dikenai sanksi kode etik profesi dan pidana karena menyebabkan Herman meninggal dunia. Adapun saat ini mereka dicopot dari jabatannya serta dimutasi ke Yanma Polda Kalimantan Timur (Kaltim) supaya proses pemeriksaan bisa dilakukan secara mudah.


"Setelah melakukan pemeriksaan sebanyak 6 orang dan 7 orang saksi, maka para pelaku, para tersangka selain dikenakan sidang kode etik profesi kepolisian, sesuai dengan yang diatur dalam peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011, yang bersangkutan telah dimutasi ke Yanma dan juga dicopot jabatannya," beber Ramadhan.


"Jadi saat ini sudah dilakukan pemeriksaan kode etik dan juga proses pidananya," tandasnya.


Sebelumnya, 6 anggota Polresta Balikpapan ditetapkan menjadi tersangka terkait kasus dugaan penganiayaan terhadap Herman hingga meninggal dunia. Enam polisi tersebut dijerat pidana dan sanksi etik.

"Kita sudah mendapatkan saksi 7 orang dan kemudian kita melakukan juga keterangan tersangka. Ada enam (anggota Polresta Balikpapan). Jadi tersangka ini kita kenakan pidana dan kode etik. Anggota kepolisian yang melakukan penganiayaan mengakibatkan (Herman) meninggal tersangka pencurian dengan pemberatan ini kita kenai pidana dan kode etik," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam jumpa pers di Mabes Polri, Selasa (9/2).

https://maymovie98.com/movies/naura-the-champions/


Vaksin Nusantara dr Terawan Pakai Sel Dendritik, Diklaim Pertama di Dunia


 Vaksin Nusantara, salah satu vaksin COVID-19 yang dikembangkan anak bangsa, sedang menjalani uji klinis fase II. Vaksin yang diprakarsai dr Terawan Agus Putranto ini akan bersifat personalized dan menggunakan sel dendritik. Pada COVID-19, diklaim sebagai yang pertama di dunia.

Salah satu peneliti Vaksin Nusantara, Dr. Yetty Movieta Nency SPAK menjelaskan, dendritik autolog merupakan komponen yang berasal dari sel darah putih.


"Komponennya sel dendritik dari sel darah putih. Semua punya, prosedurnya dari subyek ambil darahnya, ambil sel darah putihnya dan sel dendritiknya," kata Yetty ditemui di RSUP dr Kariadi Semarang, Rabu (17/2/2021).


Di luar negeri, sel dendritik bukan hal baru karena juga digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit salah satunya melanoma (jenis kanker kulit). Di Indonesia baru pertama kali ini mulai pengembangan vaksin menggunakan sel dendritik.


"Sel dendritik sudah lama dipakai. Di luar negeri untuk vaksin penyakit lain, bukan hal baru. Tapi karena ada COVID ini kita adopt. Di luar negeri untuk penyakit melanoma dan imun lainnya. Dengan melanoma hasil bagus. Di Indonesia ini baru pertama kali," jelas Yetty.


"Untuk vaksin COVID dengan sel dendritik ini pertama kali di dunia," imbuhnya.

https://maymovie98.com/movies/molulo-jodoh-tak-bisa-dipaksa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar