Rabu, 24 Februari 2021

Prediksi Terbaru Pakar WHO, Kapan Pandemi COVID-19 Berakhir?

 Berbagai prediksi soal berakhirnya pandemi COVID-19 terus bermunculan. Banyak pakar sebelumnya yang menyebut pandemi COVID-19 ini baru bisa berakhir 4-5 tahun ke depan berkaitan dengan cangkupan vaksinasi.

Namun, direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) regional Eropa, Hans Kluge, mengatakan COVID-19 bisa saja berakhir pada awal tahun 2022 mendatang.


"Skenario terburuk pandemi telah berakhir," kata Kluge saat berbincang dengan lembaga penyiaran DR, Denmark.


Kluge yakin, meski mutasi COVID-19 banyak dilaporkan di sejumlah negara, sepertinya itu tidak akan berpengaruh pada vaksin Corona yang sedang dikembangkan. Tak hanya itu, ia juga mengatakan di tahun 2021 ini, negara-negara di dunia mungkin sudah mulai bisa mengatasi pandemi COVID-19.


"COVID-19 masih akan mewabah pada tahun 2021, tetapi akan lebih mudah dikelola daripada tahun 2020," lanjutnya.


Selain itu, Kluge menilai bahwa berbagai pembatasan yang dilakukan saat ini untuk mencegah penyebaran COVID-19, sudah bisa dicabut di awal 2022 nanti. Meskipun berbagai varian baru Corona sudah menyebar, virus tersebut masih tetap bisa dikendalikan dengan baik.


"Mutasi tidak akan membuat virus di luar kendali. Tetapi, mencatat bahwa negara-negara yang sistem perawatan kesehatannya sudah di bawah tekanan dapat berada di bawah tekanan yang lebih besar, sehingga perlu untuk menanggapi mutasi dengan sangat serius," jelas Kluge.


Sampai saat ini, Kluge mengatakan pihak WHO masih terus memantau efektivitas vaksin Corona yang ada saat ini. Hal ini dilakukan untuk memastikan vaksin tersebut juga bisa melawan varian baru virus Corona yang diyakini lebih menular.

https://indomovie28.net/movies/barbershop-the-next-cut/


Bolehkah Disuntik Vaksin Lain Setelah Divaksin COVID-19?


- Vaksinasi COVID-19 memerlukan rentang waktu tertentu untuk bisa bekerja efektif pada tubuh. Maka itu, sela waktu antara suntikan vaksin COVID-19 dengan vaksin lainnya perlu diperhatikan.

Juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, diperlukan waktu minimal 28 hari antara suntikan vaksin COVID-19 dengan vaksin lainnya agar vaksin COVID-19 bisa bekerja membentuk antibodi secara optimal.


"Vaksin lain boleh saja, (misal) vaksin influenza. Tapi jarak antar vaksin minimal 28 hari, kecuali pada saat bersamaan langsung disuntiknya 2 atau 3 vaksin tadi. Kalau ada jeda waktu, harus dalam rentan waktu 28 hari," ujarnya dalam talkshow Radio Kementerian Kesehatan, Selasa (23/2/2021).


Rentang waktu tersebut juga disebut dr Nadia sebagai penyebab seseorang masih bisa terinfeksi COVID-19 meski sudah divaksin COVID-19. Bahkan, risiko kematian pun tidak tertutup.


Namun ia tegaskan, gejala dan risiko kematian tersebut bukanlah risiko dari vaksinasi, melainkan disebabkan pembentukan antibodi yang butuh waktu.


"Nakes sudah dapat vaksin dosis 1 atau 2 ada yang positif COVID-19, bahkan diberitakan meninggal. Dari laporan sementara Komnas dan Komdak KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), semua kejadian ini tentunya tidak terkait vaksin COVID-19. Mengapa? Kita tahu bahwa untuk tubuh kita membentuk antibodi butuh waktu, proses," imbuhnya.


Dr Nadia menyebutkan bahwa menurut uji klinis yang dilakukan Universitas Padjadjaran (Unpad), dalam waktu kurang dari 28 hari setelah suntikan kedua vaksin COVID-19, antibodi belum terbentuk secara optimal.


Artinya, tubuh belum memiliki pertahanan terhadap virus yang menyerang. Selain berisiko mengalami gejala, orang yang terinfeksi juga bisa menularkan virus ke orang lain.


"Vaksin baru bekerja optimal 28 hari setelah penyuntikan kedua. Jadi kita masih memungkinkan untuk terkena COVID-19 semasa periode tersebut," imbuhnya.


Untuk itu ia mengingatkan, protokol kesehatan wajib dilakukan walau sudah disuntik vaksin COVID-19, baik dosis 1 atau dosis 2. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak aman.

https://indomovie28.net/movies/and-god-created-woman-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar