Rabu, 24 Februari 2021

Peduli COVID-19, Eks Model Majalah Playboy Banting Setir Jadi Nakes

  Seorang mantan model majalah Playboy, Danielle Lupo, rela meninggalkan kariernya sebagai model untuk menjadi tenaga kesehatan. Kepada Daily Star, Lupo mengatakan hal ini merupakan hal paling menantang serta berharga yang ia pernah lakukan.

Wanita berusia 25 tahun itu kini menjadi garda terdepan sebagai teknisi kardiogram (alat pencatat aktivitas jantung) untuk mengatasi COVID-19. Karir di bidang kedokteran itu telah ia jalani selama 12 bulan terakhir.


Danielle Lupo mengaku bahwa ia telah tertarik dengan cara kerja tubuh manusia sejak kecil. Selain menjadi model, Lupo rupanya telah terjun di dunia kesehatan selama 10 tahun.


Lupo kemudian juga mengatakan bahwa banyak yang tidak percaya bahwa ia merupakan model majalah Playboy ketika dirinya mengenakan APD. Sebaliknya, banyak pula yang tak percaya ia merupakan seorang tenaga kesehatan saat ia sedang menjadi model.


"Cooper Hefner pernah mengatakan kepada saya bahwa saya memiliki masalah Clarke Kent / Superman dalam diri saya dan hal semacam itu melekat pada saya," katanya, dikutip dari Lad Bible.


"Ini menjelaskan bagaimana saya bisa tampil berbeda di tempat kerja dengan scrub, mantel, rambut, tanpa make-up, dan kacamata besar. Tidak ada yang mengira saya model," lanjutnya.


Menurut Lupo, keinginannya menjadi tenaga kesehatan muncul ketika ia mengalami kecelakaan mobil pertamanya.


"Menginjak usia 25 tahun, saya menyadari bahwa kecemasan mulai melanda beberapa orang, dan yang mengejutkan, itu juga termasuk saya. Saya masuk rumah sakit dua kali di tahun lalu karena masalah itu," ungkap Lupo.


Di sisi lain, Lupo merasa bahwa ia turut merasa stres dan ketakutan selama menjadi tenaga kesehatan lantaran takut menyebarkan virus kepada orang yang ia cintai. Namun, hingga saat ini ia mengaku belum terkena COVID-19 karena kerap menggunakan APD.


"Cukup mengejutkan saya belum terkena COVID-19 karena APD yang saya pakai. COVID jelas membuat stres dan ketakutan saya semakin sulit, seperti menangkapnya dan menyebarkannya kepada orang yang saya cintai," pungkasnya.


Di samping kesulitan yang ia alami, Lupo mengatakan bahwa ia menganggap hal tersebut sebagai pelajaran penting yang pernah dia pelajari.

"Tapi saya menganggap semuanya sebagai pelajaran paling penting yang pernah saya pelajari dalam hidup saya untuk membangun kekuatan untuk menanganinya dengan kasih," tuturnya.


Lebih lanjut, Lupo mengatakan ia akan kembali menjadi model ketika pandemi COVID-19 berakhir. Pasalnya, ia mengaku merindukan semua hal terkait fashion, kreativitas, dan semua hal menginspirasi lainnya.


"Saya pasti [akan kembali ke dunia modeling]. Saat ini tidak banyak yang terjadi karena COVID-19. Tapi saya berharap bisa kembali melakukannya ketika segalanya sudah aman lagi! Saya merindukannya, orang-orangnya, fashion, kesenangan, kreativitas, semuanya menginspirasi," jelas Lupo.

https://indomovie28.net/movies/bluebell/


Terlahir Tanpa Rahim, Wanita Ini Dapat Keturunan dari Rahim Cangkokan


- Kelahiran bayi dari transplantasi rahim merupakan hal yang jarang terjadi. Biasanya, prosedur ini dilakukan pada wanita yang tidak memiliki rahim atau terdapat kerusakan pada rahim. Akan tetapi, seorang bayi sehat berhasil dilahirkan dari transplantasi rahim di Paris, Perancis.

Bayi perempuan dengan berat 1.845 kilogram itu dilahirkan oleh seorang wanita berusia 36 tahun bernama Deborah yang diketahui terlahir tanpa rahim lantaran dirinya mengidap kondisi yang disebut Sindrom Mayer Rokitansky Kuster Hauster atau MRKH, sindrom yang dialami satu di antara 4.500 wanita.


Pasca kelahiran, Jean-Marc Ayoubi, Kepala Ginekologi, Obstetri, dan Reproduksi di Foch Hospital mengatakan bahwa ibu serta bayinya dalam kondisi baik.


Diketahui, Deborah menerima transplantasi rahim pada Maret 2019 dari ibunya yang berusia 57 tahun. Sementara itu, operasi tersebut dilakukan oleh tim sama yang turut menangani kelahirannya.


Menurut pihak rumah sakit, Deborah sukses melahirkan bayinya di usia kandungannya yang ke-33 minggu. Hal serupa rupanya pertama kali terjadi di Swedia pada tahun 2014, dimana seorang wanita melahirkan bayi setelah transplantasi rahim.


Selain Perancis dan Swedia, para dokter di Brazil juga pernah mencatat pada tahun 2017 bahwa terdapat kelahiran bayi dari wanita setelah transplantasi rahim yang ia dapatkan dari pendonor yang telah meninggal.


Menurut Ayoubi, terdapat 20 kasus di dunia mengenai wanita melahirkan dari transplantasi rahim. Hal ini tentunya memberi harapan kepada seluruh wanita yang menderita kelainan serupa. Pasalnya, terdapat alternatif seperti transplantasi yang dapat dijadikan solusi.


Namun, Ayoubi menekankan bahwa belum terdapat kasus di mana wanita dengan transplantasi rahim dapat melahirkan sebanyak dua kali, seperti yang terjadi di Swedia.

https://indomovie28.net/movies/revan-reina/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar