Ditunjuknya Wishnutama Kusubandio sebagai Komisaris Utama Telkomsel dinilai tak biasa, bila dilihat dari tradisi perusahaan saat menunjuk jajaran komisarisnya.
Doni Ismanto dari Indotelko Forum mengatakan, dari sisi jadwal, biasanya penunjukkan Komisaris Utama didahului RUPST/LB Telkom, setelah itu Telkomsel. Biasanya, proses ini terjadi pada bulan Maret atau April.
"Tahun lalu, karena pandemi molor ke pertengahan tahun. (Penunjukan Wishnutama jadi Komisaris Utama Telkomsel-red) mengejutkan," ujar Doni.
Apalagi jika menengok dalam satu dekade ke belakang, penunjukkan Wishnutama sebagai Komisaris Utama Telkomsel lebih tidak biasa lagi. Sebab, posisi tersebut biasanya diduduki Direktur Utama Telkom. Sebagai informasi, jabatan Komisaris Utama Telkomsel sebelumnya diemban oleh Ririek Adriansyah.
"Karena selama ini Direktur Utama Telkom pasti Komisaris Utama Telkomsel dan Direktur Utama Telkom satu dekade ini dari Telkom juga. Ya makanya, (penunjukan Wishnutama jadi Komisaris Utama Telkomsel-red) mengejutkan," ungkap Doni.
Selain pergantian Komisaris Utama Telkomsel, jajaran Direksi juga mengalami perombakan. Direktur Sales kini ditempati Hendri Mulya Syam yang sebelumnya menjabat Direktur Network. Di tempat Direktur Sales, Hendri menggantikan Ririn Widaryani, dan Direktur Network diisi oleh Nugroho.
https://trimay98.com/movies/keeper-of-darkness/
Dari sisi pergantian direksi, Doni memandang bahwa meski Nugroho dan Hendri adalah sosok familiar dan memang sudah kenal penjualan dan jaringan, Hendri belum setahun menduduki Direktur Network yang kemudian dirotasi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama jadi pemateri di acara The Nextdev Summit 2019. Di sana ia bicara soal peluang teknologi di Sektor Pariwisata.
"Terlepas dari itu semua sepertinya pemegang saham ingin mengantisipasi pandemi yang panjang, di mana harus refocussing anggaran dan tujuan bisnis. Kinerja Telkomsel secara operasional kan kurang oke dilihat dalam laporan keuangan hingga kuartal tiga 2020," jelasnya.
Mengenai pemisahan ex officio Direktur Utama Telkom dan Komisaris Utama Telkomsel, Doni mengatakan, ini sama halnya memutus tagline 3S alias Solid Speed Smart yang pernah didengungkan kala Arief Yahya menjadi jadi bos Telkom, yang semangatnya adalah tak ada lagi anak usaha yang merasa dominan karena semua dalam satu keluarga Telkom Group.
Lebih lanjut, Doni menuturkan, kebijakan ex Officio Komisaris Utama Telkomsel-Direktur Utama Telkom dulunya karena pemegang saham ingin punya kontrol kuat ke Telkomsel yang selama ini menjadi kontributor pendapatan terbesar ke induk perusahaan, yakni sekitar 65%. Selain itu, pemegang saham juga ingin pembangunan jaringan memiliki sinergi, di mana Telkom memposisikan sebagai Infrastructure provider bagi ekspansi Telkomsel.
"Singkatnya, agar dalam pembelian perangkat dan alat tak duplikasi atau tak ada interopiblitas agar capex bisa efisien. Kalau sekarang saya lihat dengan unbundling jabatan Direktur Utama Telkom-Komisaris Utama Telkomsel, pemegang saham ingin ada agility, bisa jadi untuk mendorong transformasi dari Telco menjadi Digital Company," paparnya.
Kendati begitu, ada tantangan yang harus dibereskan perusahaan, yakni sosok Komisaris Utama Telkomsel Wishnutama bukan pemain di ranah digital, namun lebih kepada Broadcaster atau Ekonomi Kreatif. Masalah budaya kerja nantinya juga akan jadi tantangan, terutama bagi para karyawan.
"Jangan sampai ditinggalkan Solid dari Telkom karena merasa Komisaris Utama Telkomsel bukan lagi dari Direktur Utama Telkom. Isu-isu sosial di karyawan ini harus bisa dimitigasi, agar tujuan perubahan yang diinginkan pemegang saham, dimana Telkomsel bisa lebih agile dan digital terjadi," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar