Rabu, 03 Februari 2021

5 Fakta Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Bagus Mana Dibanding Pfizer?

 - Vaksin COVID-19, termasuk AstraZeneca, termasuk vaksin yang banyak dicari. Vaksin AstraZeneca ditemukan bersama oleh University of Oxford dan perusahaan spin-out, Vaccitech.

Berikut ini fakta terkait vaksin AstraZeneca yang banyak digunakan khususnya di Eropa:


1. Efikasi vaksin AstraZeneca

Berdasarkan laporan Lancet, disebutkan bahwa efikasi dari Astrazeneca mencapai 70% berdasarkan analisis interim hasil uji klinis tahap tiga di Brasil dan Inggris.


Angka efikasi tersebut didapat dari penggabungan data kelompok orang yang divaksinasi dengan dosis tepat, dan dosis yang keliru. Jika hanya menggunakan data kelompok dosis yang tepat, ditemukan efikasi sebesar 64%. Diketahui standar efikasi minimal vaksin COVID-19 adalah 50%.


2. Suhu penyimpanan

Vaksin AstraZeneca tidak perlu disimpan dalam suhu ekstrem seperti vaksin Pfizer yang butuh penyimpanan di angka -70 derajat celcius. Vaksin AstraZeneca bisa disimpan di suhu lemari pendingin reguler dengan suhu berkisar 2-7 derajat celcius.


3. Vaksin dibatasi tidak untuk lansia

Mengutip BBC, Jerman mengatakan hanya akan memberikan vaksin untuk usia 18-64 tahun karena tidak ada cukup data tentang bagaimana hal itu mempengaruhi mereka yang berusia di atas 65 tahun.


AstraZeneca terbuka tentang fakta bahwa pada tahap awal, hanya 10% orang yang direkrut untuk menguji keefektifan vaksin berusia 65 tahun atau lebih. Namun, uji coba pada kelompok usia ini sedang dijalankan di beberapa negara berbeda.


Vaksin tersebut telah terbukti aman dan orang tua tampaknya memiliki respons kekebalan yang kuat terhadap vaksin tersebut. Setelah menerima suntikan, darah mereka memiliki banyak antibodi yang dibutuhkan untuk melawan virus corona.


Perusahaan mengatakan data uji klinisnya mendukung kemanjuran pada kelompok usia di atas 65 tahun. Public Health England pun mengatakan data perusahaan tentang tanggapan kekebalan vaksin sangat meyakinkan


4. Berapa lama melindungi dari COVID-19?

Seperti semua vaksin yang dikembangkan untuk melawan virus corona, belum diketahui secara pasti seberapa lama vaksin AstraZeneca dapat melindungi penerima suntikannya.


Mungkin saja orang-orang membutuhkan vaksinasi tahunan, seperti yang terjadi dengan vaksin flu.


5. Apakah vaksin Oxford-AstraZeneca sebagus Pfizer?

Uji coba menunjukkan vaksin Pfizer 95% efektif, tetapi terdapat perbedaan cara uji coba yang dilakukan sehingga sulit untuk membandingkan langsung kedua hasil tersebut.


Penting untuk diingat meski angka 62% lebih rendah, hasil ini lebih baik daripada vaksin flu terbaik, yang sekitar 50% efektif. Terlebih lagi, dilaporkan bahwa tidak ada seorang pun yang menerima vaksin AstraZeneca yang dirawat di rumah sakit atau menjadi sakit parah karena COVID-19.

https://nonton08.com/movies/the-heist-of-the-century/


Maju Mundur Menkominfo Anulir Frekuensi 5G


 Masa depan 5G di Indonesia sempat terlihat dengan dibukanya lelang frekuensi 2,3 GHz. Namun, baru-baru ini Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menganulir frekuensi 5G tersebut.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyusun roadmap (peta jalan) Penerapan teknologi jaringan 5G di Indonesia.


"Saya sedang menyiapkan, ini bukan janji tapi seharusnya memang sedang menyiapkan deployment 5G," ujar Menkominfo,


Disampaikannya, ada banyak faktor yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah penataan spektrum frekuensi, karena teknologi 5G, menurut Menkominfo, perubahan teknologi informasi digital yang begitu luar biasa.


"5G merupakan revolusi sinyal sistem atau fast evolution dari digital. Oleh karena itu, Pemerintah memerlukan tersedianya spektrum frekuensi yang cukup. Untuk 5G saja, kita harus melakukan farming spektrum frekuensi sebanyak 1.800 Mhz dan khususnya di frekuensi 2,3 Ghz, 2,5 Ghz, 2,6 Ghz, 3,3 Ghz, dan 3,6 Ghz," jelasnya.

https://nonton08.com/movies/the-last-heist/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar