Studi awal berbagai jenis vaksin COVID-19 menunjukkan penurunan efikasi terhadap varian baru virus Corona di Afrika Selatan (Afsel). Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca-Oxford contohnya disebut-sebut hanya memiliki efikasi sampai 10 persen.
Hal ini membuat otoritas kesehatan di Afrika Selatan memutuskan menghentikan sementara program vaksinasi dengan vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Sementara itu pihak AstraZeneca mengaku sedang berusaha memodifikasi vaksinnya secepat mungkin untuk varian tersebut. Dikutip dari DW, vaksin diharapkan siap dan dapat dikirim ke seluruh dunia pada musim gugur.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menanggapi masalah kemunculan varian-varian baru virus Corona terhadap vaksin ini. Ia mengakui perlu ada penyesuaian strategi, namun bukan berarti vaksinasi diperlambat atau malah dihentikan.
Menurut Tedros saat ini masyarakat justru harus divaksinasi secepatnya. Tujuannya demi mengurangi transmisi atau angka penularan sebelum varian yang baru bisa menyebar lebih luas.
"Semakin jelas bahwa produsen vaksin harus mengimbangi evolusi dari virus COVID-19. Mempertimbangkan varian terkini untuk vaksin masa depan, termasuk di dalamnya dosis booster," kata Tedros seperti dikutip dari situs resmi WHO, Selasa (9/2/2021).
"Perkembangan yang ada menekankan pentingnya meningkatkan kemampuan produksi dan distribusi vaksin COVID-19 secepat mungkin. Sehingga orang-orang bisa terlindungi sebelum terpapar varian baru," lanjutnya.
Menyesuaikan vaksin untuk menghadapi varian virus bukan merupakan hal yang baru. Tedros menyebut ini terjadi contohnya pada kasus influenza.
"Ini terjadi juga pada vaksin flu, setiap dua kali dalam setahun vaksin diperbarui untuk menyesuaikan varian yang dominan," kata Tedros.
https://movieon28.com/movies/house-ii-the-second-story/
Crazy Rich Jakut Divaksin, dr Tirta Tantang Klarifikasi Nakes atau Bukan
- Viral di media sosial seorang selebgram bernama Helena Lim yang disebut-sebut sebagai 'crazy rich Jakarta Utara' memamerkan dirinya dan rombongan divaksinasi COVID-19 di Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar).
Menanggapi hal tersebut, dokter sekaligus influencer dr Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta angkat bicara. Dan meminta untuk membuktikan kalau memang selebgram tersebut adalah benar staf apotek.
"Harus klarifikasi, buktikan aja kalo emang staf apotek. Suru apotek klarifikasi biar beres," ujar dr Tirta saat dihubungi detikcom, Selasa (9/2/2021).
Selain itu, dalam postingan Instagramnya, dr Tirta mengatakan, saat ini vaksin COVID-19 jumlahnya terbatas dan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan atau nakes. Jatah untuk influencer, jelas Tirta, sudah diberikan sejak 13 - 14 Januari 2021 disertai publikasi yang terbuka.
Dalam video yang viral tersebut, Helena Lim melakukan vaksin COVID-19 di Puskesmas Kebon Jeruk bersama tiga temannya. Mereka mengatakan ingin segera bepergian ke luar negeri usai mendapat vaksin tersebut.
Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko menyebut sudah menerima informasi viral terkait Helena ini. Yani menyebut Helena merupakan pemilik Apotek Bumi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan membawa surat keterangan tenaga kesehatan saat divaksinasi.
"Dia itu memiliki Apotek Bumi namanya. Apotek Bumi Kebon Jeruk. Mereka itu termasuk ke dalam tenaga teknis kefarmasian. Ada yang jadi kasir, ada yang jadi apa ya rinciannya saya tidak begitu hafal. Jadi mereka datang ke situ memang membawa surat keterangan tenaga kesehatan," kata Yani saat dihubungi, Senin (8/2/2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar