Selasa, 16 Februari 2021

Negara Mana Saja yang Punya Ukuran Payudara Terbesar di Dunia? Ini Datanya

 Ukuran payudara kerap menjadi perhatian wanita yang ingin tampil memikat. Namun pernahkah terpikir untuk membandingkan ukuran payudara para wanita di seluruh dunia? Ada sebuah peta yang mengungkap ukuran rata-rata payudara berdasarkan cup di berbagai negara.

Dikutip dari Express UK, sebuah data yang dipublikasikan Target Map memberikan komparasi ukuran payudara berdasarkan ukuran cup dari setiap negara. Rupanya, setiap negara memiliki rata-rata ukuran payudara yang berbeda.


Menurut peta tersebut, wanita yang berasal dari Rusia, Swedia, Finlandia dan Norwegia memiliki ukuran payudara terbesar. Rata-rata perempuan dari negara tersebut menggunakan ukuran cup lebih dari D


Sementara itu, wanita yang berasal dari Amerika dan Jerman memiliki cup ukuran D. Sedangkan wanita di Kanada, Inggris, Prancis, Brasil, dan Italia rata-rata memiliki cup ukuran C.


Wanita yang berasal dari Australia juga memiliki cup ukuran C. Data tersebut menunjukkan wanita di Afrika dan negara-negara Asia termasuk Indonesia memiliki ukuran cup A atau cup B.


Berikut data ukuran payudara wanita dari yang terbesar hingga terkecil:


Ukuran di atas cup D

- Rusia

- Finlandia

- Norway

- Swedia


Ukuran cup D

- Amerika Serikat

- Jerman

- Colombia

- Iceland

- Venezuela


Ukuran cup C

- Australia

- Kanada

- Inggris

- Perancis

- Brasil

- Italia


Ukuran cup A

- China

- Jepang

- Korea Utara

- Korea Selatan

- Taiwan

- Malaysia

- Indonesia

- Sudan

- Kenya

- Nigeria

- Tanzania

- Zimbabwe

https://kamumovie28.com/movies/black-christmas/


Pasien Kanker Anak Terinfeksi COVID-19, Bagaimana Pengobatannya?


Di tengah pandemi, pasien kanker harus menjalani jalur perjuangan yang lebih berat. Seiring risiko terinfeksi, pasien kanker anak yang terkena COVID-19 harus menunda prosedur pengobatan.

Kepala Staf Medis Fungsional Anak dan Kepala Bidang Medis RS Kanker Dharmais dr Haridini Intan S. Mahdi, Sp. A(K) menjelaskan, kasus kanker pada anak di Indonesia ikut meningkat seiring pandemi COVID-19 yang merebak dalam waktu hampir satu tahun ini.


Kondisi yang lebih sulit, beberapa pasien kanker anak harus menunda kemoterapi karena terdeteksi positif COVID-19. Terlebih memasuki 2 bulan pertama di 2021, dr Intan sebutkan, kasus COVID-19 pada anak-anak pasien kanker meningkat.


"Kita temukan 6 pasien dari kurang lebih kunjungan pasien lama dan baru, 6 pasien positif COVID-19 (di 2020). Hanya saja dari Desember 2020 - Januari 2021 sudah kurang lebih 4 pasien. Itu hitungannya lebih banyak, karena baru 2 bulan," terangnya dalam talkshow "Hari Kanker Anak Sedunia: Penanganan Kanker pada Anak di Era Pandemi", Senin (15/2/2021).


Ia menyebutkan, anak-anak pasien kanker diajarkan untuk menerapkan protokol kesehatan agar tercegah dari COVID-19. Pasalnya, pasien kanker yang terdeteksi positif COVID-19 berdasarkan skrining akan diwajibkan untuk menunda pengobatan kemoterapi.


"Anak dengan kanker sendiri saja sudah tidak boleh terinfeksi virus, bakteri, atau jamur. Sekarang COVID-19 itu virus, gejalanya berat. Otomatis kalau tidak ada gejala bisa suplemen saja. Kalau ada gejala, harus dirawat. Kemoterapi jadi harus ditunda," imbuh dr Intan.


Kini, pasien kanker anak yang akan menjalani kemoterapi harus melakukan skrining lebih dulu untuk memutuskan apakah kemoterapi boleh dilakukan.


Pada awal pandemi di Indonesia, hal ini menjadi tantangan lantaran pasien harus memiliki surat untuk bisa melakukan pengobatan di rumah sakit.


"Di awal pandemi, saat ada PSBB besar-besaran, memang kesulitan karena harus ada surat atau lembaran keterangan, baru mereka bisa menjalani pengobatan ke rumah sakit," ujar dr Intan pada detikcom.

https://kamumovie28.com/movies/the-left-ear/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar