Minggu, 28 Juni 2020

Antisipasi Corona, 2 RS di Yogyakarta Disiapkan Jadi Rujukan

 Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY mengaku telah menyiapkan 2 Rumah Sakit rujukan untuk menangani pasien virus Corona. Selain itu, Dinkes telah memohon kepada Gubernur DIY mengeluarkan instruksi terkait mengantisipasi sebaran virus Corona di DIY.
"Ya kalau antisipasinya inshaallah kita akan minta bapak Gubernur (DIY) mengeluarkan instruksi (antisipasi pencegahan virus Corona di DIY)," kata Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie saat dihubungi wartawan, Senin (2/3/2020).

Instruksi itu, kata Pembajun kemungkinan berisi kesiapsiagaan dalam menangani kasus COVID-19 apabila terjadi di DIY. Mengingat pihaknya hanya membantu membuat draft.

"Kemarin (Dinkes) sudah didhawuhi (diperintahkan) pak Sekda (DIY) untuk membuat (konsep) instruksi Gubernur agar semua Rumah Sakit di Kabupaten/Kota untuk menyiapkan diri akan kemungkinan yang ada," ucapnya.

"Jadi kita janya membantu membuat draft (instruksi Gubernur DIY terkait antisipasi virus Corona). Mudah-mudahan 2-3 hari ini keluar (instruksi Gubernur DIY terkait antisipasi virus Corona)," lanjut Pembajun.

Pembajun melanjutkan, saat ini Dinkes DIY telah menyiapkan 2 Rumah Sakit rujukan untuk melakulam pengawasan dan menangani pasien virus Corona. Namun, sesuai instruksi Sekda DIY, tidak menutup kemungkinan semua Rumah Sakit di 5 Kabupaten/Kota di DIY harus mempersiapkan diri.

"Untuk Rumah Sakit rujukan ada 2 (Rumah Sakit Sardjito dan Rumah Sakit Panembahan Senopati), itu yang rujukan pengawasannya. Tapi akan kita minta Rumah Sakit pemerintah untuk siap menjadi pemantau," ujarnya.

"Besok kita akan panggil Rumah Sakit daerah untuk melihat kesiapan seperti sarana dan prasarananya, kalau belum lengkap kita minta Bupati dan Wali Kota mendukung itu (kesiapam Rumah Sakit Daerah) agar melengkapinya," lanjut Pembajun.

Menyoal menipisnya ketersediaan masker, Pembajun mengaku hal itu karena produsen masker kekurangan bahan baku. Menurutnya, ketersediaan masker di Kabupaten/Kota masih aman.

"Ya memang kan kalau informasinya ketersediaan (masker) memang langka. Tapi sebenarnya, menurut informasi yang saya terima dari lapangan karena produsennya terbatas bahan bakunya. Jadi bukannya tidak mau produksi tapi bahan bakunya terbatas," ucapnya.

"Jadi, sekarang yang harus kita edukasi, sosialisasi adalah masyarakat. Pertama, tidak usah panik, kemudian kalau memang punya kekhawatiran itu (sebaran virus Corona), ya batasi untuk hadir di pertemuan-pertemuan yang melibatkan banyak orang, tetap terapkan perilaku cuci tangan dan memperhatikan etika saat batuk," imbuh Pembajun.

Kemenkes Pantau 48 Orang yang Kontak dengan 2 Pasien Positif COVID-19

Dua warga Depok positif terjangkit virus corona Covid-19. Saat ini kedua pasien tengah dirawat di RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso.
Saat ini sudah ada local transmission Covid-19 antara pasien pertama ke ibunya. Melihat hal tersebut, Kementerian Kesehatan melakukan pengecekan survailans aktif sesuai dengan pedoman dari WHO.

"Kalau ada seseorang yang dinyatakan positif, tindakan kesehatan masyarakatnya adalah survailans aktif dan traking setelah itu klustering mana yang kontak erat mana, yg di satu ruangan," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Anung Sugihantono, di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2020).

Pengelompokan survailans aktif dibagi dalam kategori kontak dekat, kontak erat, dan mereka yang berada dalam satu area. Jika lebih dari satu maka pemantauan dilakukan dengan pengambilan sampel acak di Balitbangkes.

"Jumlah sementara untuk first contact sampai 3rd contact sampai ke 48 orang," sebutnya.

Disebut hingga kini status kesehatannya secara umum baik, belum ada keluhan.

"Ada yang sudah dilakukan pembatasan," pungkasnya,
https://indomovie28.net/uq-holder-episode-1/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar