Senin, 29 Juni 2020

Legenda Raja Midas Si Tangan Emas Terbukti Sungguhan Ada

Tahun lalu, para arkeolog menyelidiki situs kuno berupa gundukan raksasa di Turki tengah yang disebut Türkmen-Karahöyük. Dari penelitian ini ditemukan kerajaan kuno yang hilang dan cerita tentang Raja Midas yang melegenda.
Seorang petani setempat memberitahukan kepada tim arkeolog bahwa di kanal terdekat di lokasi yang baru-baru ini dikeruk, ada batu besar aneh yang tampak seperti prasasti yang misterius.

"Kami bisa melihatnya muncul dari permukaan air, jadi kami mengeceknya ke kanal. Jelas itu adalah benda kuno, dan kami mengenali tulisan pada prasasti itu dipahat dalam bahasa Luwian, bahasa yang digunakan di Zaman Perunggu dan Besi di daerah tersebut," kata arkeolog James Osborne dari University of Chicago dikutip dari Science Alert.

Dengan bantuan penerjemah, tim arkeolog menemukan bahwa hieroglif pada batu kuno ini -- disebut stele -- membanggakan sebuah peristiwa kemenangan militer sebuah kerajaan kuno.

Bukan sembarang kemenangan militer, prasasti itu menceritakan kekalahan Phrygia, sebuah kerajaan Anatolia yang ada sekitar 3.000 tahun yang lalu.

Kerajaan Phrygia diperintah beberapa orang berbeda yang disebut Midas. Tetapi berdasarkan penanggalan prasasti dan analisis linguistik, terlihat bahwa hieroglif pada batu tersebut merujuk pada Raja Midas.

Midas adalah raja dalam mitologi Yunani yang terkenal karena kemampuannya untuk mengubah semua yang ia sentuh menjadi emas. Kemampuannya disebut sebagai sentuhan emas atau sentuhan Midas dan kata-kata 'sentuhan emas' hari ini menjadi sebuah pribahasa.

Sejumlah tanda pada batu juga mengandung hieroglif khusus yang melambangkan pesan kemenangan datang dari raja lain yakni sosok bernama Hartapu. Hieroglif ini memberi petunjuk Midas ditangkap oleh pasukan Hartapu.

"Para dewa badai mengirim raja-raja (lawan) menuju keagungannya," demikian bunyi tulisan pada batu tersebut.

Sayangnya, hampir tidak ada informasi tentang Raja Hartapu atau tentang kerajaan yang dikuasainya. Meski demikian, prasasti itu menunjukkan gundukan raksasa Türkmen-Karahöyük mungkin adalah ibu kota Hartapu, yang membentang sekitar 300 hektar di masa kejayaannya. Kota ini diduga kuat merupakan jantung penaklukan Midas dan Frigia.

"Kami tadinya tidak tahu tentang kerajaan ini. Tapi dalam sekejap, kami memiliki informasi mendalam tentang Zaman Besi Timur Tengah," kata Osborne.

Masih banyak penggalian yang harus dilakukan dalam proyek arkeologi yang sedang berlangsung ini, dan temuan-temuan sejauh ini dipertimbangkan sebagai permulaan.

Tim arkeolog internasional ingin sekali mengunjungi situs tersebut di tahun ini, untuk mencari tahu lebih banyak tentang kerajaan Raja Midas ini yang tampaknya hilang dalam sejarah.

"Di dalam gundukan raksasa ini akan ada kerajaan kuno, monumen, rumah. Prasasti ini adalah penemuan yang luar biasa, dan tim arkeolog merasa sangat beruntung, tetapi ini baru permulaan," tutup Osborne.

New York Sterilkan Kereta dari COVID-19 Pakai Sinar UV

 Tidak semua orang siap menggunakan kereta dan bus saat kota New York di Amerika Serikat (AS) dibuka kembali untuk kegiatan bisnis. Karenanya, New York mengandalkan teknologi sinar ultraviolet (UV) untuk mensterilkan transportasi umum dari bermacam virus penyakit, termasuk COVID-19.
Otoritas transportasi metropolitan (MTA) New York tahu bahwa akan sangat sulit meyakinkan masyarakat agar mau kembali menggunakan transportasi umum. Apalagi kasus COVID-19 di kota tersebut masih menjulang.

Ketua dan CEO MTA Pat Foye berharap, sejumlah langkah untuk mendisinfeksi transportasi yang dilakukan perusahaannya bisa mengembalikan kepercayaan pengguna kereta dan bus.

"Tujuan kami secara keseluruhan adalah mengambil setiap tindakan yang kami bisa untuk meminimalkan risiko, dan itu terus menjadi prioritas utama kami," kata Foye seperti dikutip dari CNET.

Banyak pertanyaan dan kekhawatiran tentang keamanan transportasi massal di masa pandemi virus Corona. Sebuah studi dari Massachusetts Institute of Technology yang diterbitkan April lalu mengklaim subway atau kereta bawah tanah adalah transportasi yang menjadi sarana penyebaran COVID-19 di New York, meski banyak kritikus mempertanyakan validitas penelitian tersebut.

Foye sendiri yang dites positif terjangkit virus Corona pada awal April lalu mengatakan, ia tidak percaya kalau subway menjadi sumber infeksi. Dia mencatat penelitian di seluruh dunia tidak menunjukkan hal serupa.
https://kamumovie28.com/star/mahira-khan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar