Minggu, 21 Juni 2020

Gimana Sih Caranya Jadi Freelancer?

 Pekerjaan lepas atau freelance menjadi salah satu harapan bagi orang-orang yang kehilangan mata pencaharian di tengah pandemi COVID-19. Untuk mendapatkan pekerjaan lepas bisa dibilang cukup mudah.
CEO dan Co-Founder TopKarir, Bayu Janitra Wirjoatmodjo menjelaskan saat ini tersedia beragam portal online yang menyediakan informasi mengenai lowongan freelance.

"Kalau bicara soal freelance sebenarnya kalau sekarang banyak dimudahkan ya karena adanya beberapa platform yang konsep atau pendekatan pekerjaan yang tidak terikat atau kita menyebutnya freelance. Di TopKarir kita pun punya fitur itu, freelance. Jadi itu informasinya cukup banyak," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (21/6/2020).

Namun para pencari kerja freelance perlu berhati-hati bila menemukan informasi lowongan di media sosial. Sebab tidak ada jaminan informasi yang beredar tersebut bener atau tidak.

"Kalau beredar seperti contoh di sosial media, itu seringkali bentuknya informasi yang non reliable gitu. Bisa jadi benar tapi bisa jadi juga nggak benar," ujarnya.

Lalu masih ada proses lebih lanjut setelah kita mendapatkan informasi soal lowongan kerja sebagai freelancer.

Dia menjelaskan biasanya orang yang akan mempekerjakan si calon freelancer akan melihat track record atau rekam jejaknya dan portofolio yang bersangkutan. Portofolio ini harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilamar.

"Tidak butuh terlalu seperti apa skillnya tapi butuh tahu bahwa si kandidat untuk freelance-nya ini tidak memiliki track record pernah melakukan kejahatan. Nah freelance itu sangat relevan dengan portofolio kita sih," tambahnya.

Menarik Nih! Kerja Sampingan yang Bisa Dijajal saat Pandemi

Orang-orang yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19 bisa menjajal pekerjaan lepas yang bermunculan di tengah merebaknya virus Corona.
CEO dan Co-Founder TopKarir, Bayu Janitra Wirjoatmodjo menjelaskan ada tiga jenis pekerjaan sampingan yang banyak bermunculan pada saat ini. Pertama adalah reseller atau dropshipper.

"Itu kan sama-sama menjual produk orang lain atau brand yang dimiliki oleh perusahaan lain. Bedanya adalah kalau reseller dia ada stok khusus untuk menjual. Kalau dropshipper itu benar-benar cuma mengorderkan saja. Jadi saya order ke company atau prinsipalnya gitu. Jadi barangnya langsung dikirim dari perusahaan tersebut," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (21/6/2020).

Untuk menjadi reseller tak butuh banyak modal. Sedangkan menjadi dropshipper tak butuh modal sama sekali karena tidak perlu menyetok barang.

Lalu pekerjaan lepas yang banyak bermunculan adalah di sektor logistik. Sebab adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat penjualan barang secara online meningkat sehingga butuh lebih banyak tenaga kerja di sektor logistik, mulai dari kurir, staf gudang, hingga bagian manajemen logistik.

"Jadi memang di logistik itu permintaan cukup tinggi dan secara penghasilan yang kami amati lumayan sekali sih sebenarnya. Sangat lumayan. Jadi bisa di atas UMR (upah minimum regional) kalau ditotal walaupun statusnya tidak sebagai karyawan tetap, jadi pekerja lepas. Tapi kalau dihitung-hitung pendapatannya masih bisa di atas UMR. Jadi cukup menarik," jelasnya.

Pekerjaan lepas lainnya yang peluangnya cukup besar adalah industri kesehatan, mengingat pandemi COVID-19 membuat kesehatan menjadi hal yang penting.

"Yang kemarin itu yang sampai sekarang masih cukup, saya bilang cukup tinggi permintaannya di industri ya di sisi industri kesehatan dan penyangganya. Jadi kayak industri farmasi, terus pelayanan kesehatan itu masih cukup tinggi sih permintaannya," tambahnya.
https://kamumovie28.com/cast/hiromi-tsuru/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar