Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui vaksin Corona AstraZeneca sebagai penggunaan darurat. Hal ini mendorong pemberian vaksinasi AstraZeneca diperluas di sejumlah negara berkembang.
"Kami sekarang memiliki semua bagian untuk distribusi cepat vaksin. Tapi kami masih perlu meningkatkan produksi," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO, dalam jumpa pers, dikutip dari CNBC.
"Kami terus mengimbau para pengembang vaksin COVID-19 untuk menyerahkan berkas mereka ke WHO untuk ditinjau pada saat bersamaan mereka menyerahkannya ke regulator di negara-negara berpenghasilan tinggi," katanya.
Pernyataan WHO menyatakan telah menyetujui vaksin yang diproduksi oleh AstraZeneca-SKBio (Republik Korea) dan Serum Institute of India.
Sementara itu, WHO merekomendasikan pemberian dosis vaksin kedua AstraZeneca diberikan sekitar 8 hingga 12 minggu pasca divaksin pertama. Vaksin Corona AstraZeneca ini juga disebut WHO bisa digunakan pada negara-negara yang memiliki varian baru Corona Afrika Selatan.
Kajian WHO menunjukkan vaksin Corona AstraZeneca aman digunakan dan lebih banyak manfaat dibandingkan risikonya. Vaksin mereka juga dipuji karena lebih murah dan lebih mudah didistribusikan daripada beberapa vaksin Corona lainnya seperti Pfizer yang sudah lebih dulu diberikan izin daruratnya dari WHO Desember lalu.
Dosis vaksin AstraZeneca merupakan bagian terbesar dari dosis skema berbagi vaksin virus corona dari COVAX. Ada lebih dari 330 juta dosis suntikan akan mulai diluncurkan ke negara-negara miskin-berkembang mulai akhir Februari.
WHO menetapkan proses daftar penggunaan darurat (EUL) untuk membantu negara-negara miskin yang kesulitan meninjau pemberian izin vaksin, WHO dengan cepat menyetujui obat-obatan untuk COVID-19.
Fasilitas COVAX, yang dipimpin bersama oleh aliansi vaksin Gavi, Organisasi Kesehatan Dunia, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, dan Dana Anak-anak PBB, mengatakan bahwa dosis akan mencakup rata-rata 3,3 persen dari total populasi 145 negara yang berpartisipasi.
https://kamumovie28.com/movies/surga-pun-ikut-menangis/
Studi Ini Klaim Temukan 7 Varian Baru Virus Corona yang Sangat Menular di AS
Sebuah studi baru mengklaim adanya tujuh varian baru virus Corona di Amerika Serikat (AS), yang diperkirakan sudah muncul sejak musim panas lalu sekitar bulan Juni-Agustus. Para ilmuwan khawatir varian baru virus ini mungkin lebih menular.
Nama varian baru tersebut masing-masing diberi nama dengan nama-nama burung dan telah dirinci dalam studi medis daring, yang belum ditinjau sejawat.
Semua varian ini mengalami mutasi yang sama pada bagian asam amino ke 677 virus Corona, yang ditemukan pada spike protein dan membuat mereka bisa menempel pada sel sehat. Hal inilah yang membuat para ilmuwan khawatir, jika varian-varian baru ini lebih menular.
"Bagian spike protein ini penting, karena kedekatannya dengan kunci wilayah untuk virulensi," kata salah satu penulis senior studi dan direktur Center for Evolutionary Biology and Medicine University of Pittsburgh, Vaughn Cooper yang dikutip dari NYPost, Selasa (16/2/2021).
Varian-varian baru tersebut ditemukan oleh para ilmuwan di seluruh negara bagian AS, saat melakukan pengurutan genetik pada tes COVID-19 yang positif. Berikut ketujuh varian baru Corona yang ditemukan di AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar