Selasa, 16 Februari 2021

Studi Ini Klaim Temukan 7 Varian Baru Virus Corona yang Sangat Menular di AS

 Sebuah studi baru mengklaim adanya tujuh varian baru virus Corona di Amerika Serikat (AS), yang diperkirakan sudah muncul sejak musim panas lalu sekitar bulan Juni-Agustus. Para ilmuwan khawatir varian baru virus ini mungkin lebih menular.

Nama varian baru tersebut masing-masing diberi nama dengan nama-nama burung dan telah dirinci dalam studi medis daring, yang belum ditinjau sejawat.


Semua varian ini mengalami mutasi yang sama pada bagian asam amino ke 677 virus Corona, yang ditemukan pada spike protein dan membuat mereka bisa menempel pada sel sehat. Hal inilah yang membuat para ilmuwan khawatir, jika varian-varian baru ini lebih menular.


"Bagian spike protein ini penting, karena kedekatannya dengan kunci wilayah untuk virulensi," kata salah satu penulis senior studi dan direktur Center for Evolutionary Biology and Medicine University of Pittsburgh, Vaughn Cooper yang dikutip dari NYPost, Selasa (16/2/2021).


Varian-varian baru tersebut ditemukan oleh para ilmuwan di seluruh negara bagian AS, saat melakukan pengurutan genetik pada tes COVID-19 yang positif. Berikut ketujuh varian baru Corona yang ditemukan di AS.


'Robin 1', varian yang ditemukan di lebih dari 30 negara bagian AS, tetapi lebih mendominasi di Midwest. Pertama kali terdeteksi pada bulan Agustus.

'Robin 2', varian yang pertama kali ditemukan dalam sampel yang dikumpulkan pada awal Oktober di Alabama, dan paling umum di negara bagian tenggara AS.

'Pelican', varian yang pertama kali terdeteksi di Oregon pada akhir Oktober. Namun, varian baru Corona ini telah ditemukan di 12 negara bagian lain dan menjadi satu-satunya varian yang terdeteksi di luar negeri, yaitu Australia, Denmark, India, dan Swiss.

'Yellowhammer', varian yang paling umum ditemukan di negara bagian tenggara AS. Ini pertama kali muncul dalam sampel tes pada akhir November.

'Bluebird', varian yang pertama kali muncul pada bulan Agustus dan paling umum di bagian negara timur laut.

'Quail atau Puyuh', varian yang paling sering muncul di negara bagian timur laut dan barat daya AS. Varian ini pertama kali terdeteksi pada bulan Oktober.

'Mockingbird', varian ini pertama kali ditemukan pada akhir November dan umumnya muncul di negara bagian tengah-selatan AS, serta di sepanjang Pantai Timur.

Namun, sebagian besar sampel virus Corona positif tidak diurutkan secara genetik. Jadi, masih belum jelas seberapa luas sebenarnya varian-varian tersebut menyebar dan dari mana asalnya.


"Saya ragu-ragu untuk memberikan lokasi asal untuk salah satu garis keturunan (varian virus) ini saat ini," kata Emma Hodcroft, salah satu penulis studi dan ahli epidemiologi di Universitas Bern.


Selain itu, sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti apakah ketujuh varian baru virus Corona ini lebih ganas atau tidak. Ini karena kurangnya data yang cukup untuk membuktikan seberapa cepat penyebarannya atau hanya muncul pada kondisi tertentu.

https://kamumovie28.com/movies/the-world-of-adultery/


Varian Baru Corona Inggris B117 Disebut 30-70 Persen Lebih Mematikan


- Varian baru Corona Inggris B117 sudah menyebar ke lebih dari 60 negara. Varian B117 kini diwaspadai para ahli karena disebut lebih mematikan hingga menyebabkan banyak pasien COVID-19 perlu rawat inap.

Dikutip dari Forbes, penelitian baru dari beberapa institusi menemukan peningkatan keparahan kasus COVID-19 pada varian baru dibandingkan mereka yang tidak terpapar dengan varian tersebut. Disebutkan, 30-70 persen lebih mematikan dibandingkan strain asli Corona.


"Ada potensi keterbatasan dalam semua kumpulan data yang digunakan tetapi analisis ini menunjukkan bahwa kemungkinan B117 dikaitkan dengan peningkatan risiko rawat inap dan kematian dibandingkan dengan infeksi virus non B117," para penulis menyimpulkan.


Data yang digunakan para peneliti berdasarkan hasil uji pada komunitas terkait data kematian, semua didasarkan pada kumpulan data yang sama. Beberapa penelitian lain melihat efek varian B117 pada rawat inap.


Secara khusus, Public Health Scotland menggunakan 'S-gene target failure' sebagai penanda untuk mengidentifikasi varian kasus COVID-19. Para peneliti mencatat risiko rawat inap lebih tinggi di antara kasus 'S-gene target failure' dibandingkan dengan 'S-gene positive cases'.


Selain itu, data dari Intensive Care National Audit and Research Center (ICNARC) dan QRESEARCH juga menemukan pasien dengan varian baru Corona lebih mungkin masuk ICU dibandingkan pasien dengan strain asli.


Tak semua ahli setuju terkait temuan data tersebut, penelitian dan data yang diklaim masih sangat terbatas. Namun, potensi penularan Corona lebih tinggi tak bisa dikesampingkan.

https://kamumovie28.com/movies/delicious-you-passed/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar