Traveler yang sering liburan ke Disneyland Park di Anaheim, AS marah-marah. Sebabnya, bioskop legendaris di taman rekreasi itu diubah jadi toko suvenir.
Disneyland Park di Anaheim, California, AS jadi tempat favorit buat liburan para turis dari berbagai belahan dunia. Buat para fans, Disneyland bahkan disebut sebagai 'Tempat Paling Bahagia di Muka Bumi'.
Namun kebahagiaan para penggemar harus sedikit ternoda gara-gara, salah satu spot favorit mereka, yaitu Bioskop Legendaris Main Street berubah fungsi jadi toko suvenir. Mereka pun marah dan tidak terima
Dihimpun detikcom dari beberapa sumber, Senin (5/8/2019), padahal bioskop Main Street tersebut merupakan salah satu wahana pertama yang dibangun di Disneyland saat pertama kali buka di tahun 1955.
Di bioskop ini biasanya diputar film-film kartun lawas Disney dari era tahun 1920-an hingga 1930-an. Film-film klasik berdurasi 6 sampai 8 menit ini pun masih berwarna hitam putih. Tentu menonton film-film ini membawa nostalgia bagi traveler.
Namun rupanya, kebijakan dari pihak Disneyland tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para penggemar. Mereka memutuskan untuk menjadikan Bioskop Main Street ini sebagai toko suvenir.
Sementara para penggemar menganggap Disneyland sudah kebanyakan toko suvenir, sehingga tidak butuh membuka toko baru lagi. Padahal Main Street Cinema termasuk wahana tertua dan bersejarah di Disneyland.
"Sungguh sangat tidak menghormati sejarah Disney Animation. Mereka punya lahan baru seluas 5,6 hektar di SW:GE, jualan lah di sana. Tidak sesuai dengan ceritanya? Di sini juga tidak," cuit salah seorang penggemar.
Sementara penggemar yang pro, merasa adanya toko suvenir baru yang menggantikan bioskop legendaris tersebut bukan suatu masalah besar. Beberapa menganggapnya keren, sementara yang lain menganggap tidak apa-apa karena selama ini Main Street Cinema juga sepi.
"Main Street Cinema selalu kosong setiap saya pergi ke sana. Tidak ada yang pergi ke sini, tapi setelah dibuat toko suvenir semua orang baru khawatir," timpal penggemar lainnya.
Sementara itu, Juru Bicara Disneyland menyebut bahwa Main Street Cinema akan tetap jadi bioskop. Pihak Disneyland hanya melakukan variasi agar pengunjung tertarik berkunjung ke sana.
"Kami akan tetap memfungsikan Main Street Cinema sebagai gedung bioskop dan tidak ada perubahan terkait film yang akan diputar di sana. Kami mencari variasi cara untuk menarik minat pengunjung untuk datang ke lokasi tercinta ini," demikian pernyataan dari Disneyland.
Koteka: Dari Pembungkus Kelamin Pria Menjadi Suvenir
Selain dipakai oleh pria dari suku adat Papua, koteka juga menjadi suvenir bagi para traveler. Inilah buah tangan khas Papua.
Sejak zaman nenek moyang, koteka telah dipakai oleh pria suku Dani, suku Mee, suku Amungme, Suku Lani, Suku Yali dan Suku Mek yang mendiami tanah Papua.
Bagi masyarakat adat Papua, kehadiran koteka dari buah labu sebagai alat pembungkus alat kelamin pria telah menjadi bagian adat yang tak terpisahkan sejak dini.
Hanya seiring dengan modernitas, perlahan budaya memakai koteka ini mulai ditinggalkan oleh generasi sekarang. Hal itu pun jadi kekhawatiran oleh Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto saat dihubungi detikcom.
"Generasi muda di pegunungan tengah Papua saat ini, sebagian tidak berkoteka dari usia balita hingga dewasa bahkan sebagian dari mereka tidak mengetahui tentang budaya berkoteka yang merupakan warisan nenek moyang," ujar Hari kepada detikcom, Senin (5/8/2019).
Dijelaskan lebih lanjut oleh Hari, di masa mendatang keberadaan labu bahan dasar koteka disebutnya akan mengalami pergeseran makna. Dari yang tadinya merupakan bagian esensial dari budaya adat Papua, menjadi sayur hingga souvenir semata.
"Pada masa mendatang dikhawatirkan labu pembuat koteka hanya akan menjadi sayur untuk dikonsumsi, sebagai obat tipes atau obat sakit tenggorokan, serta koteka dijual sebagai suvenir," ujar Hari.
Apabila traveler bertandang ke Papua kini, tak sulit untuk menjumpai koteka sebagai komoditi jualan. Di Jayapura misalnya, ada Pasar Hamadi yang terkenal sebagai tempat beli oleh-oleh khas Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar