Selasa, 09 Juni 2020

5 Hal yang Wanita Perlu Tahu Saat Miss V 'Masuk Angin'

Para wanita mungkin pernah mengalami queefing, semacam 'kentut' yang keluar dari Miss V. Berbeda dengan kentut yang keluar dari dubur, gas yang dikeluarkan saat queefing bukan hasil dari proses pencernaan.
Para ahli menyebutnya sebagai udara yang terperangkap dalam area kewanitaan. Memang tidak berbahaya sih, tetapi benar-benar membuat canggung apalagi kalau sampai bersuara.

Ada beberapa fakta menarik yang kamu perlu tahu tentang queefing ini. Berikut di antaranya, dirangkum dari berbagai sumber.

1. Kondisi alami
Kentut melalui vagina merupakan sesuatu yang alami terjadi pada tubuh. Tak seperti kentut yang keluar melalui anus, kentut melalui vagina tak berhubungan sama sekali dengan makanan yang kamu konsumsi. Jika kamu mengalami ini, maka kamu tak perlu khawatir karena ini tak terkait dengan gangguan kesehatan apapun.

2. Terjadi saat berhubungan intim
Dalam beberapa kasus, udara cenderung terjebak dalam vagina karena dorongan kuat penis yang tak dapat dihindari. Tetapi, kentut melalui vagina cenderung terjadi saat kamu dan pasangan melakukan hubungan dalam posisi doggy style. Jadi, jika kamu ingin menghindarinya, cobalah untuk tidak mencoba posisi ini.

3. Tidak berbau
Jika udara keluar dari vagina kamu atau pasangan kamu, itu tidak akan berbau busuk.

4. Bisa terjadi saat olahraga
Selama melakukan latihan tertentu seperti sit-up, squat atau bahkan pose yoga tertentu, kamu bisa saja mengalami kentut vagina. Kamu tak perlu khawatir, karena ini merupakan hal yang wajar.

Kamu tak perlu khawatir, karena tak seperti kentut yang keluar melalui anus, kentut vagina tak mengeluarkan bau. Dan ini adalah kondisi yang normal terjadi.

5. Terjadi pada siapa pun yang memiliki vagina
Sekarang setelah tahu bahwa tidak ada yang memalukan dari udara yang keluar dari vagina kamu, kamu bisa merasa nyaman. Ini adalah fenomena yang cukup umum bagi siapa pun yang memiliki vagina, pada usia berapa pun.

14 Persen Meninggal Tanpa Penyakit Penyerta, Masih Ragukan Bahaya Corona?

Di media sosial ramai perdebatan tentang penyebab sebenarnya kematian pasien Corona. Sebagian netizen berpendapat sebenarnya tidak ada pasien yang meninggal karena infeksi virus Corona COVID-19.
"Semenjak Wabah di Wuhan tidak ada 'kematian murni' dari COVID, dia hanya pemicu untuk penyakit bawaan. Makanya 3.130.301 orang sembuh bukan dari obat atau vaksin COVID melainkan obat medis penyakit tersebut, vitamin, dan obat tradisional," kata salah satu netizen pengguna Facebook.

Kepala Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), membantah anggapan tersebut. Menurutnya di lapangan menunjukkan ada orang-orang yang meninggal setelah terinfeksi Corona meski tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas.

"Harus diluruskan. Fakta-fakta kasus kematian pasien COVID-19 itu ada," kata dr Agus beberapa waktu lalu.

Di beberapa rumah sakit (RS) rujukan untuk kasus Corona, data menunjukkan memang sebagian besar pasien yang meninggal memiliki penyakit penyerta.

Direktur Utama RSUP Persahabatan, dr Rita Rogayah, SpP(K), MARS, mengatakan di tempatnya pada bulan April lalu ada 76 pasien Corona meninggal dari total 205 pasien. Dari jumlah tersebut, sebanyak 65 pasien (86 persen) yang meninggal memiliki penyakit penyerta sementara 11 pasien (14 persen) lainnya tanpa komorbid.

"Saya ada datanya," kata dr Rita pada detikcom dan ditulis Selasa (9/7/2020).

Sementara itu Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr Mohammad Syahril, SpP, MPH, membeberkan data hingga 8 Juni 2020 ada 28 pasien Corona yang meninggal dan 105 pasien sembuh.

"Semua pasien yang meninggal memiliki komorbiditas," ungkap dr Syahril saat dihubungi terpisah.

Dikutip dari situs covid19.go.id, sebanyak 97,7 persen dari 1.883 pasien Corona yang meninggal di Indonesia per Senin (8/6/2020), berstatus tidak memiliki data lengkap atau tanpa kondisi penyerta.
https://kamumovie28.com/kakegurui-season-2-episode-1-live-action-subtitle-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar