Indonesia pada hari Senin (2/3) telah mengonfirmasi kasus pertama virus corona COVID-19. Hal ini tampaknya mendapatkan perhatian khusus di tengah masyarakat sehingga mulai ramai yang datang ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa meski tidak sakit.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan di Jakarta Timur misalnya dari Selasa (3/3) hingga Rabu (4/3) telah menerima 119 orang yang ingin cek kesehatan untuk virus corona. Menurut Direktur Utama RSUP Persahabatan dr Rita Rogayah, SpP(K), MARS, hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan.
Sebagian orang disebut sengaja datang cek kesehatan karena diminta oleh kantornya usai kembali dari luar negeri.
"Masyarakat mulai khawatir terutama kantor-kantor nih. Kalau ada karyawannya pulang dari bepergian diminta surat sehat sehingga ini membuat mereka jadi bingung dan datang ke kami. Sampai hari ini kami sudah menangani sekitar 119 orang sehat yang hanya datang mau check-up," kata dr Rita dalam temu media di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020).
"Mereka orang sehat sebetulnya cuma ingin konsultasi karena dari kantornya minta surat keterangan. Kami tidak bisa mengeluarkan sertifikat bebas corona," lanjut dr Rita.
Pada akhirnya mereka yang datang mandiri hanya akan dilakukan cek kesehatan umum. Tes virus corona hanya bisa dilakukan pada mereka yang memiliki gejala dan punya latar belakang bepergian ke negara terjangkit atau kontak dekat dengan pasien positif.
"Sebetulnya kami tidak anjurkan pemeriksaan mandiri seperti itu karena pada orang sehat tidak ada pemeriksaan corona... Kami akan berikan surat pernyataan tapi bukan bebas corona," pungkas dr Rita.
Kondisi Terkini TKW dari Hong Kong Suspek Corona di RSUD Banyumas
Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) berusia 44 tahun mengeluh demam setelah pulang dari Hong Kong. Hingga saat ini perempuan tersebut masih dirawat di ruang Isolasi RSUD Banyumas.
"Kondisi sampai hari ini pasien masih sadar penuh. Demam masih, tapi keluhan berkurang. Pemeriksaan laboratorium sudah, rontgen sudah dan sampel sudah dikirim ke Jakarta tadi malam," ujar Wakil Direktur Umum RSUD Banyumas, dr Noegroho Harbani kepada wartawan, Rabu (4/3/2020).
Dia mengatakan perempuan berinisial S tersebut sudah berada di Indonesia selama enam hari sebelum dirawat di RSUD Banyumas. Dia pulang dari Hong Kong dan lolos saat berada di bagian kesehatan Imigrasi pada Rabu (4/3/2020).
Namun, S tiba-tiba mengeluh demam tinggi, diare serta nyeri kepala pada Senin (2/3). Kemudian, S berobat ke rumah sakit swasta pada keesokan harinya, Selasa (3/3). Karena ada faktor risiko Virus Corona, S dirujuk ke RSUD Banyumas.
"Di sini dibawa sesuai standar penanganan dan dimasukkan ke ruang isolasi, di mana ruang itu biasa kami gunakan untuk merawat pasien-pasien TBC. Sudah sesuai standar tersendiri dan terpisah dari pasien lain," kata Noegroho.
Pantauan detikcom, ruang isolasi tersebut berada di ruang Seruni yang biasa digunakan sebagai tempat untuk perawatan pasien sakit paru-paru. Terlihat petugas rumah sakit berjaga di ruang isolasi tersebut.
"Ruang yang kita sediakan hanya dua. Kalau APD (Alat Pelindung Diri) semuanya lengkap, ini sudah sangat standar. APD kita siap dari ruang ICU hingga ruang perawatan," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar