Rabu, 08 Januari 2020

Terpikat dengan Museum di Thailand, Ada yang Semegah Ini (2)

Setelah proses pembelian tiket selesai, traveler akan memperoleh tiket dalam bentuk stiker bulat berwarna cokelat polos yang bisa ditempel atau dibawa sebagai bukti bahwa telah membeli tiket. Begitu memasuki kawasan museum, traveler akan disambut dengan rimbunnya pepohonan yang menutupi sengatan matahari yang cukup tajam jika datang saat musim panas. Gemercik air dari aliran sungai kecil juga menambah suasana asri nan sejuk di area ini. Suasana seperti ini memang berbeda dengan tempat-tempat lain yang ada di Bangkok.

Tidak seramai tujuan wisata lain yang ada di pusat Kota Bangkok, di Erawan Museum, traveler dapat sedikit lebih leluasa untuk berkeliling dan berfoto dengan spot yang lebih sepi. Halamannya yang cukup luas, bisa traveler gunakan untuk berfoto bersama pasangan, keluarga, teman atau berswafoto sendiri dengan latar belakang megahnya bangunan utama. Hal ini tentunya tidak boleh terlewatkan. Mengabadikan kemegahan bangunan Erawan Museum yang menawan, menjadi sebuah keharusan jika sudah menginjakkan kaki di sini.
http://cinemamovie28.com/calon-bini/

Warna merah muda atau pink merupakan warna dominan dari bangunan ini. Ya, cantik memang! Tapi tidak hanya cantik, di museum ini, setiap detail mulai dari nama, corak yang indah, tingkatan (lantai), hingga bentuk bangunannya memiliki arti dan filosofi masing-masing. Seperti dikutip dari laman muangboranmuseum.com, Erawan sendiri merupakan nama gajah berkepala tiga (ada pula yang menyebut memiliki 33 kepala) dari mitologi Hindu. Dikisahkan bahwa Erawan merupakan hewan tunggangan dari Dewa Indra (Dewa tertinggi di Hindu). Disebut pula bahwa Erawan dipercaya sebagai salah satu hewan penjaga alam semesta.

Patung gajah raksasa berkepala tiga yang menggambarkan Erawan, gajah tunggangan Dewa Indra, terbuat dari lapisan perunggu dengan berat total mencapai 250 ton. Sedangkan tinggi bangunannya (dari dasar hingga puncaknya) mencapai 43,6 meter. Museum ini dibangun di atas lahan seluas sekitar 5 hektare. Pembangunannya sendiri sudah dimulai sejak tahun 1994, selesai pada tahun 2000-an dan baru mulai dibuka untuk umum pada 2013 lalu.

Meski namanya museum, tapi jangan bayangkan akan langsung disuguhi deretan atau jajaran pajangan benda-benda bersejarah layaknya museum pada umumnya. Karena di sini, traveler akan menemukan benda-benda antik tersusun tidak secara berjajar, namun disesuaikan dengan filosofi dari bangunan, sehingga tidak tampak membosankan. Di sejumlah titik, salah satunya di bagian tengah bangunan terdapat patung Dewa yang juga digunakan untuk beribadah (berdoa) oleh pengunjung (yang sesuai dengan keyakinannya).

Di sini ada empat pilar penuh ukiran yang menyangga bangunan utama. Dikutip dari laman ancientcitygroup.net, ternyata setiap pilar ini mewakili cerita agama yang menjadi mayoritas di Thailand, yakni Buddha, Hindu, Kristen dan Mahayana Buddhism, yang memiliki ajaran dan kepercayaan masing-masing.

Museum ini terbagi menjadi tiga lantai yang merepresentasikan alam semesta sesuai dengan kepercayaan Hindu, yakni masa lalu, bumi dan surga. Lantai pertama menggambarkan masa lalu, yang berisi sejumlah artefak berharga koleksi pribadi dari sang pemilik, Lek Viriyaphant. Beberapa di antaranya adalah set cangkir teh, vas hingga mangkuk dari Dinasti Ming dan Dinasti Qing. Di lantai ini juga tersimpan patung makhluk mitos, setengah naga setengah manusia yang diyakini telah menjaga harta berharga di bawah air.
http://cinemamovie28.com/death-note-episode-33/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar