Minggu, 14 Juni 2020

Cerita Pasien Corona Dipungut Bayaran Rp 6,7 Juta Berujung Dikembalikan

 Keluarga pasien Corona (COVID-19) kaget bukan kepalang saat ditagih biaya perawatan Rp 6,7 juta oleh Rumah Sakit M Yunus Bengkulu. Pemerintah Provinsi Bengkulu turun tangan meminta klarifikasi pihak rumah sakit.
Peristiwa ini berawal saat pasien inisial SH (60) warga Kelurahan Rawa Makmur Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu 5 dirujuk ke Rumah Sakit M Yunus Bengkulu karena hasil rapid test reaktif. Pasien diisolasi selama 5 hari di ruang Fatmawati rumah sakit itu.

"Ibu saya ada riwayat gula dan drop kesehatannya, kami bawa ke sakit, setelah rapid test hasilnya reaktif dan dirujuk ke Rumah Sakit M Yunus, di Rumah Sakit M Yunus ibu saya dimasukkan ke ruangan isolasi Fatmawati," kata Efran, anak SH.

Efran mengatakan selama di rumah sakit, orang tuanya menjalani tes dan penanganan COVID-19 oleh petugas medis.

"Setelah isolasi selama lima hari dan hasil tes PCR-nya negatif, ibu saya diizinkan pulang. Tapi kami keluarga terkejut biaya yang harus dibayar sebesar Rp 6.700.000 lebih," ujarnya.

Menurut Efran, keluarganya bingung karena orang tuanya diisolasi bersama pasien yang diduga terpapar COVID-19. Setelah mencari pinjaman dan menunjukkan surat keterangan miskin, Efran mengatakan hanya diminta bayar Rp 4 juta lebih.

Menindaklanjuti kasus itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, kemudian angkat suara. Herwan mengatakan pasien yang dirawat di ruang isolasi dibiayai oleh negara melalui Kementerian Kesehatan, biaya tidak dibebankan kepada pasien.

"Kalau pasien PDP dan diisolasi itu dibayar Kementerian Kesehatan, namun saya akan coba tanyakan ke pihak rumah sakit untuk melakukan klarifikasi soal ini," ujar Herwan Antoni saat dimintai konfirmasi detikcom.

Sementara, Direktur RS M Yunus (RSMY), Bengkulu, Zulkimaulud menjelaskan soal uang Rp 6,7 juta yang sempat ditagihkan kepada pasien reaktif Corona. Dia mengaku ada kekeliruan dari pihak administrasi hingga pasien tersebut ditagih biaya perawatan.

"Setelah saya cek ternyata ada kekeliruan pihak admin rumah sakit yang mengira pasien SH berasal dari ruangan lain," ujar Zulki saat dimintai konfirmasi, Sabtu (13/6/2020).

Dia mengatakan telah meminta pegawai RS datang ke rumah pasien. Dia mengatakan uang yang telah disetorkan ke RS dikembalikan ke pasien.

"Hari ini pihak rumah sakit telah saya minta mendatangi rumah pasien untuk mengembalikan uang tersebut," kata Zulki.

Efran, anak kandung pasien SH, mengatakan baru saja dari rumah sakit menyelesaikan administrasi rumah sakit untuk mengambil jaminan. Dia pun bersyukur uang yang sempat ditagihkan dikembalikan.

Ilmuwan Temukan Metode Tes Corona yang Bisa Dilakukan dalam 30 Menit

Para ilmuwan telah mengidentifikasi metode tes untuk mendiagnosis virus Corona COVID-19 dalam tubuh. Tes ini bisa dilakukan hanya dalam waktu 30 menit, dengan menganalisis urine, darah, atau air liur.
Metode ini menggunakan bahan genetik dari virus dan sebelumnya telah berhasil digunakan untuk mendeteksi virus Zika dan Ebola. Para peneliti yang dipimpin oleh Laura Lamb dari Beaumont Health, mengatakan tujuan utama penelitian ini untuk mencari tes diagnostik skrining virus yang bisa dilakukan dengan cepat.

Dikutip dari dari The Sun, teknik baru ini dianggap lebih murah dan lebih cepat daripada metode pengujian lain yang saat ini digunakan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 pada pasien.

Tim peneliti melakukan simulasi pada pasien dengan menggunakan spesimen tiruan dari bahan genetik virus tersebut. Hasilnya, metode ini bisa mendeteksi virus dalam waktu 30-45 menit.

Namun, Dr Robert Shorten dari Asosiasi Biokimia Klinis dan Laboratorium Kedokteran, mengatakan metode ini masih memiliki keterbatasan dari segi teknologinya. Hingga hasilnya masih belum akurat.

"Ini memberikan hasil positif palsu dalam sampel yang negatif. Ini mungkin terjadi karena reaktivitas silang dengan virus lain atau terkontaminasi," ujarnya.
https://kamumovie28.com/cast/daniel-freire/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar