Minggu, 14 Juni 2020

Gowes Nggak Boleh Berlebihan, Gimana Mengukurnya?

Sejak Kamis (4/6/2020) lalu, DKI Jakarta mengumumkan berlakunya masa pembatasan wilayah berskala besar (PSBB) transisi. Adapun hal-hal yang direkomendasikan untuk mengurangi risiko penularan virus Corona, seperti jalan kaki dan bersepeda.
Selain dijadikan sebagai alat transportasi pilihan, sepeda juga mulai dipilih untuk olahraga baru. Para pegowes dari yang pemula sampai berpengalaman pun semakin rajin bersepeda.

Meski baik buat kesehatan seperti memperkuat otot jantung dan menurunkan stres, jika dilakukan berlebihan bisa berdampak sebaliknya. Tapi, gimana cara mengukur saat kegiatan gowes itu berlebihan atau tidak?

Menanggapi hal ini, praktisi kesehatan olahraga, dr MichaelTriangto,SpKO, mengatakan bersepeda akan membuat tubuh sehat jika tidak

"Kita bisa menilai secara objektif, dilihat dari denyut jantungnya. Apakah dia bersepeda dengan denyut jantung yang sesuai kapasitas, yaitu 50-70 persen," jelasnya saat dihubungi detikcom, Jumat (12/6/2020).

"Atau yang bersifat subjektif, yaitu perasaan. Jika merasa oke dan tidak merasa terengah-engah, ya tidak bermasalah," lanjutnya.

dr Michael menambahkan, berlebihan saat bersepeda malah bisa menimbulkan stres. Hal ini bisa ditunjukkan saat bersepeda dengan masker. Kalau maskernya sampai basah, itu tandanya si pegowes sudah terlalu berlebihan melakukannya.

"Kalau sampai maskernya basah, berarti bersepedanya berlebihan bahkan sampai bernapas lewat mulut. Itu yang membuat masker basah dan nggak bisa napas. Akhirnya, stres lagi karena dilakukan secara berlebihan," tegasnya.

Bocoran Erick Thohir BUMN yang Masuk Daftar Dihapus

Menteri BUMN Erick Thohir sudah menyiapkan kriteria untuk perusahaan pelat merah yang masuk dalam program restrukturisasi. Melalui program itu, dirinya berkeinginan jumlah BUMN hanya sekitar 70 sampai 80 saja.
Saat ini, dirinya sudah memangkas 35 perusahaan dari 142 BUMN, sehingga yang tersisa tinggal 107 perusahaan. Pada proses ini, Erick mengaku terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga (K/L) terkait.

Adapun kriteria yang bakal terkena pemangkasan salah satunya yang memiliki jumlah jajaran direksi dan komisaris banyak. Dia menyebut seperti PTPN.

"Contoh saja misalnya kemarin PTPN, PTPN itu kalau dibilang pengurangan daripada pegawai tidak ada. Tapi yang kita kurangi jumlah direksi dan komisaris," kata Erick saat live Instagram IDN Times, Sabtu (13/6/2020).

Menurut Erick, jumlah pejabat di pucuk pimpinan perusahaan tersebut hanya menambah birokrasi saja.

"Memperpanjang birokrasi, makanya PTPN utangnya sampai Rp 42 triliun," ujarnya.

Dia pun memastikan program restrukturisasi ini tidak akan menyasar kepada bagian pegawai. Sehingga yang diprioritaskan dalam program restrukturisasi ini adalah jajaran direksi dan komisaris.

"Jangan salah arti yang middle ke bawah kita jaga, justru untuk sehatkan di atas yang middle bawah kita jaga, kalau perusahaan sehat maka yang middle bawah pasti sehat, kan pemimpin membawa isu populer, tapi ujung-ujungnya perusahaannya bangkrut semua, utangnya gede, jadi saya sikat dulu yang di situ, bukan arogan yah," ungkapnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, jika ada pengurangan jumlah pada jajaran pegawai, dirinya meminta semua kalangan melihatnya dengan jernih.

"Konteksnya tolong dibedakan, pegawai yang dikeluarkan dengan kontrak tidak diperpanjang beda. Kalau mengurangi itu ya ngurangi, kalau kontrak tidak diperpanjang itu bukan, karena itu bagian dari penilaian dan hal-hal yang menjadi pertimbangan pimpinan, hal ini yang kita lakukan," ujarnya.
https://kamumovie28.com/cast/audrey-bonnet/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar