Kamis, 04 Juni 2020

Repotnya Melahirkan di Tengah Pandemi Virus Corona

Ibu hamil disebut jadi salah satu kelompok yang rentan terinfeksi virus Corona. Meski para ahli masih mempelajari bagaimana COVID-19 rentan pada ibu hamil, mereka percaya perubahan sistem imun yang terjadi pada kehamilan dapat membuat ibu hamil mudah terserang virus Corona dan mengembangkan kondisi yang serius.
Usia kandungan Anggi (26) saat ini sudah memasuki 9 bulan. Persiapan lahiran pun dirasa sudah sangat matang namun kekhawatiran akan penularan Corona membuatnya harus lebih ekstra dalam memperhatikan kondisi kesehatannya demi keselamatan dirinya juga janin.

"Dari yang aku baca itu ibu hamil rentan kena virus Corona jadinya takut. Belum banyak juga kan penelitan ibu hamil yang kena Corona," kata Anggi saat berbicang dengan detikcom, Rabu (3/6/2020).

Melahirkan di tengah pandemi Corona juga tak mudah. Bagi Anggi, sekadar kontrol ke rumah sakit pun membuatnya sangat khawatir. Apalagi rumah sakit disebut salah satu tempat rentan tertular COVID-19.

"Makanya aku pilih RS khusus ibu dan anak jadi menurutku lebih aman karena nggak campur sama pasien umum. Kalau kontrol juga pilih hari yang nggak ramai, nggak weekend," terangnya.

Belum lagi saat lahiran nanti, ia tak bisa didampingi oleh suami. Beberapa rumah sakit memang membuat kebijakan bahwa tak boleh ada pendamping saat melakukan proses persalinan.

Soal biaya pun menjadi sedikit kendala baginya. Di tengah pandemi Corona, ibu hamil disarankan melakukan rapid test secara berkala. Tak hanya memikirkan soal biaya bersalin, Anggi juga harus membeli masker sekali pakai dan face shield tambahan untuk bayinya.

"Kemarin sih aku tes rapid. Kalau swab masih belum tau diharusin apa nggak soalnya swab mahal banget, Rp 3 juta dan itu sangat memberatkan sih. Terus biaya persalinan kalo normal Rp 12-18 juta kalo caesar Rp 20-30 juta," tuturnya.

Tak semua rumah sakit menganjurkan pemeriksaan swab sebelum bersalin. Hal ini juga dituturkan oleh Mutia (25), yang tak saat bercerita kepada detikcom akan masuk ke ruang bersalin sebentar lagi.

Mutia yang saat ini berdomisili di Kendari, Sulawesi Tenggara, menyebut meski tak dianjurkan untuk tes swab, ia tetap perlu rapid test karena sempat batuk ketika memeriksakan diri ke rumah sakit.

"Rumah sakit tempat saya periksa kandungan tidak mengharuskan pembelian APD dan tes swab. Tapi harus rapid test. Biayanya sekitar Rp 150 ribu," tutur Mutia.

Memang ada banyak pertimbangan saat melakukan proses bersalin di tengah pandemi Corona. Beberapa ibu hamil bahkan memilih untuk bersalin di rumah sendiri karena merasa lebih 'aman' sebab tak perlu berada di tempat umum.

Meski demikian, baik di rumah ataupun di rumah sakit, protokol pencehagan tetap harus dilakukan.

Heboh Surabaya Jadi 'Zona Hitam' Virus Corona

 Surabaya disebut-sebut sebagai zona 'hitam' penyebaran virus Corona. Pada situs infocovid19.jatimprov.go.id terlihat Kota Surabaya tampak hitam, berbeda dengan beberapa wilayah lain dengan warna merah.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan peta tersebut sebetulnya menunjukkan warna merah tua, bukan hitam, yang diakibatkan banyaknya laporan terkait jumlah kasus COVID-19.

"Kemudian ada yang tanya, itu (di peta) kok ada yang hitam. Itu bukan hitam tapi merah tua," kata Khofifah.

Jawa Timur memang menjadi salah satu provinsi dengan jumlah kasus infeksi virus Corona terbanyak di Indonesia. Kota Surabaya pun menjadi wilayah dengan penularan COVID-19 cukup tinggi dengan angka konfirmasi per Rabu (3/6) mencapai 2748 orang.

Terkait hal ini, Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, menjelaskan daerah yang dinyatakan zona 'hitam' butuh waktu lama untuk kembali ke zona hijau.

"Perkiraan saya butuh satu setengah bulan atau dua bulan bisa ke hijau untuk Surabaya," jelas dr Tri saat dihubungi detikcom Rabu (3/6/2020).

Tentunya wilayah dengan zona 'hitam' tak bisa langsung kembali ke hijau. Perlu pengurangan bertahap ke merah terlebih dahulu sebelum menjadi zona kuning dan dinyatakan aman atau zona hijau.

Beberapa cara yang bisa dilakukan agar Surabaya bisa kembali ke zona hijau. Beberapa di antaranya adalah menutup pusat perbelanjaan sebab banyak mal di Surabaya masih tetap buka yang membuat angka infeksi cukup tinggi.

Selain itu PSBB tidak boleh dilonggarkan. Kebijakan WFH juga harus dijalankan agar segala aktivitas terpusat di rumah.
http://indomovie28.com/showdown-the-movie/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar