Kamis, 24 September 2020

4 Posisi Bercinta Anti-Jomplang untuk Pasangan Beda Tinggi Badan

  Tinggi badan yang jomplang alias tidak seimbang dengan pasangan bisa menimbulkan kesulitan khususnya di atas ranjang. Pasalnya, kamu harus membungkuk atau berjinjit agar posisi nyaman tetapi lama kelamaan badan terasa pegal dan kram.

Jika kamu mendapatkan pasangan yang berbeda tinggi badan sebaiknya harus menggunakan posisi bercinta yang benar. Agar kamu dan pasangan merasa nyaman dan tidak mempengaruhi kenikmatan saat bercinta.


Dikutip dari PopXo, berikut 4 posisi bercinta sesuai dengan tinggi badan:


1.Woman on top

Woman on top merupakan posisi bercinta yang memposisikan wanita sebagai peran utama. Dengan pria berbaring telentang, tidak menjadi masalah jika tinggi tidak sama dengan pasangan. Posisi ini paling mudah mencapai orgasme karena membuat pasangan bisa menyentuh beberapa bagian tubuh.


2. Doggy style

Sebagian pasangan menyukai posisi ini dan kerap dilakukan. Posisi ini di mana wanita berlutut dan pria melakukan penetrasi dari belakang sehingga tidak terpengaruh oleh tinggi badan. Jika tinggi wanita lebih rendah, taruhlah bantal di bawah lutut agar nyaman.


3. Spooning

Posisi bercinta spooning sangat cocok dilakukan untuk pasangan dengan perbedaan tinggi badan. Dalam posisi ini wanita berbaring membelakangi pria dan biarkan pria melakukan penetrasi dari belakang. Posisi ini memberikan stimulasi yang mudah untuk mencapai G-spot wanita.


4. Missionary

Posisi ini memang terlihat bosan dan biasa. Tetapi, posisi misionaris adalah posisi terbaik yang tidak masalah dengan perbedaan tinggi badan. Kamu dan pasangan akan saling bertatapan sehingga sesi bercinta makin bergairah.

https://indomovie28.net/delicious-sex-and-femdom-2/


Soal SNI Masker Kain, Perlukah Jenis Bahan Diatur Juga?


Masker kain kini punya standarnya sendiri. Badan Standardisasi Nasional (BSN) menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) masker kain yang baik digunakan masyarakat sebagai upaya pencegahan COVID-19.

Salah satu ketentuan yang diatur dalam SNI tersebut yakni lapisannya. Disebutkan bahwa masker dari kain harus memiliki syarat minimal dua lapis.


Spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP, mengatakan selain menentukan berapa jenis lapisan, aturan tersebut baiknya juga memuat soal durasi atau lama waktu pakai masker kain.


"Seharusnya ditambahkan juga untuk penggunaannya, penggunaannya berapa jam sudah harus diganti," tutur dr Erlang saat dihubungi detikcom, Rabu (23/9/2020).


dr Erlang juga menyinggung soal bahan yang digunakan jika ingin mengenakan masker kain. Menurutnya, asal masker kain yang digunakan memiliki 3 lapisan, tak masalah memakai jenis kain atau bahan apapun.


"Bahannya sih terserah aja, yang penting minimal 3 lapis. Untuk standar kain sih biasanya katun. Kalau untuk bahan polyester itu pori-porinya lebih besar. Jadi memang lebih baik pakai masker dari bahan katun," jelasnya.


Hanya saja, dr Erlang juga mengingatkan agar mengenakan masker yang nyaman dan tidak membuat sesak penggunanya.


"Harus ada balance. Masker yang baik itu nggak membuat sesak saat aktivitas tapi proteksinya cukup," pungkasnya.

https://indomovie28.net/bed-rella-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar