Kamis, 24 September 2020

Vaksin Corona untuk Anak Diprediksi akan Lebih Lama Ditemukan, Ini Sebabnya

  Virus Corona COVID-19 masih mewabah di seluruh dunia. Hal ini membuat sebagian orang tua bertanya-tanya, kapan vaksin akan tersedia dan kapan anak bisa divaksin?

Namun, sayangnya vaksin Corona untuk anak mungkin akan lebih lama ditemukan dibandingkan untuk orang dewasa. Pasalnya, vaksin yang sudah terbukti aman untuk orang dewasa, belum tentu juga aman bagi anak-anak.


Apa yang membuat vaksin Corona untuk anak lebih lama ditemukan?

Dari sejumlah kandidat vaksin Corona yang saat ini sedang dilakukan uji klinis, belum ada satu pun percobaan yang membuktikan apakah vaksin ini aman dan efektif untuk anak-anak atau tidak.


"Saat ini saya cukup khawatir tidak ada vaksin yang tersedia untuk anak-anak pada awal ajaran baru sekolah tahun depan," kata Dr Anderson, dokter anak di Children's Healthcare of Atlanta, Amerika Serikat, dikutip dari Times of India.


Kapan uji klinis vaksin Corona pada anak-anak bisa dilakukan?

Umumnya proses pengembangan vaksin harus melewati 3 tahap, yaitu uji klinis fase 1, 2, dan 3. Uji klinis ini pun harus melibatkan banyak relawan.


Selama penelitian, para ilmuwan akan memantau apakah vaksin Corona yang diberikan dapat melindungi orang tersebut dari COVID-19 atau tidak. Dari hasil uji klinis ini juga bisa diketahui, apakah ada efek samping yang ditimbulkan atau tidak.


Jika peneliti tidak menemukan adanya efek samping yang serius, barulah mereka bisa mengujinya pada anak-anak. Biasanya pengujian akan dilakukan pada anak usia remaja terlebih dahulu, kemudian berlanjut hingga usia yang lebih muda.

https://indomovie28.net/midnight-runners/


Satgas COVID-19 Ungkap Bagaimana Klaster Rapat Bisa Terjadi


 Penularan virus Corona COVID-19 bisa terjadi di mana dan kapan saja, termasuk saat melakukan rapat kerja. Maka dari itu, berbagai aktivitas yang dapat menimbulkan kontak erat dalam waktu yang lama seperti mengadakan rapat kerja secara langsung sebaiknya dihindari demi meminimalisir risiko penularan penyakit ini.

Bagaimana klaster rapat bisa terjadi?

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah, SKM, MSc, DIC, PhD, memberikan contoh bagaimana klaster penularan Corona di dalam rapat bisa terjadi. Misalnya, ada seorang karyawan berinisial A yang ternyata positif COVID-19 lalu ia mengikuti rapat bersama empat orang lainnya, yakni B, C, D dan E hingga akhirnya tanpa disadari mereka ikut terinfeksi.


"C, D, dan E ternyata rapat lagi di restoran, ketemulah sama F, G, H, dan I. Nah si F, G, H, dan, I ini juga ikutan rapat dan dia makan di restoran (akhirnya) positif dan bahkan yang G meninggal," ucap Dewi dalam siaran Youtube BNPB, Rabu (23/9/2020).


Dewi menjelaskan, hal ini menjadi bukti bahwa virus Corona sangat mudah menyebar, bahkan hanya berawal dari satu orang yang ternyata positif COVID-19 lalu ia mengikuti rapat dengan orang lainnya, sehingga banyak orang menjadi ikut tertular.


"Bayangkan ini semua bermula hanya dari rapat," pungkas Dewi.


SNI Masker Kain Wajibkan Ada Label 'Cuci Sebelum Dipakai'


 Masker kain yang digunakan oleh masyarakat Indonesia bakal memiliki ketentuan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam aturan yang beredar, masker kain memiliki syarat minimal terdiri dari dua lapis.

"SNI 8914:2020 menetapkan persyaratan mutu masker yang terbuat dari kain tenun dan/atau kain rajut dari berbagai jenis serat, minimal terdiri dari dua lapis kain dan dapat dicuci beberapa kali (washable)," jelasnya seperti dilihat dari situs resmi SBN.go.id. Rabu (23/9/2020).


Selain itu, masker kain juga diatur mulai dari pengemasannya. Disebutkan dalam aturan tersebut, masker kain harus dikemas per buah dengan cara dilipat dan/atau dibungkus dengan plastik dan ada pencantuman label 'cuci sebelum dipakai'.


Masker kain juga harus mencantumkan merek yang memuat negara pembuat, jenis serat, penanda anti bakteri, dan tahan air.


"Pencantuman label: 'cuci sebelum dipakai'; petunjuk pencucian; serta tipe masker dari kain," tambahnya.


Selain itu pemilihan bahan untuk masker kain juga perlu diperhatikan, karena filtrasi dan kemampuan bernafas bervariasi tergantung pada jenis bahan. Efisiensi filtrasi tergantung pada kerapatan kain, jenis serat dan anyaman.


Meski bisa dicuci dan dipakai kembali, masker kain sebaiknya tidak dipakai lebih dari empat jam, karena masker kain tidak seefektif masker medis dalam menyaring partikel, virus dan bakteri.

https://indomovie28.net/ajiboy/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar