Kamis, 17 September 2020

Pontang-panting Dokter Anestesi Layani Pasien COVID-19 di Ruang Isolasi

 Seorang dokter anestesi di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 mengaku kewalahan menangani pasien selama pandemi virus Corona COVID-19 berlangsung. Pasalnya, jumlah kasus penyakit ini terus meningkat setiap harinya.
"Pada masa pandemi ini, berat banget buat spesialis kami yang hanya ada 2.400 orang di Indonesia dengan sebaran tak merata. Sekitar 600 orang bekerja di Jabodebek, seperempatnya. Apa kabar di luar daerah, bisa coba dilihat angka kematian karena COVID di luar wilayah dengan kebutuhan ICU," jelas dokter berinisial A tersebut, Rabu (16/9/2020).

Secara umum dokter anestesi bertugas membantu dokter bedah selama berlangsungnya proses operasi, dari memonitor, melakukan pembiusan, hingga memantau kondisi pasien setelah operasi. Namun, rupanya saat pandemi virus Corona banyak dokter anestesi yang juga menghadapi pasien Corona berjam-jam di ruangan isolasi.

"Apakah hanya dokter anestesi Indonesia yang menghadapi masalah ini? Nggak. Di dunia juga sama, bisa cek di berbagai negara, bagaimana pontang-panting dokter anestesi bekerja. Intubasi dan ventilator, pasang CVC, monitor invasif, cuci darah, dan sebagainya. Kami bisa berjam-jam di ruangan isolasi," ujar dokter A.

Dokter A bercerita, saat ini sudah banyak teman seprofesinya yang dinyatakan positif COVID-19 bahkan ada yang meninggal dunia. Maka dari itu, ia meminta kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dengan benar agar kasus COVID-19 tidak terus meningkat.

"Dengan sedikitnya jumlah dokter anestesi dan sebaran nggak merata, maka kalau kasus naik terus, siapa yang akan memberikan pelayanan," ucapnya kepada detikcom, Rabu (16/9/2020).

"Karena satu orang nakes harus menangani banyak pasien. Pasien tidak diperhatikan maksimal, yang kaya gini bisa berakibat angka kematian meningkat karena kurangnya pengawasan pasien," jelasnya.

Valeria Levitin Meninggal karena Anoreksia, Ini Penyakit dan Gejalanya

 Valeria Leviti, wanita asal Rusia meninggal pada 2013 dalam usia 39 tahun karena anoreksia. Pada saat itu, beratnya hanya 25 kg, dengan tinggi 172 cm.
Dilansir mayoclinic, anoreksia nervosa, sering hanya disebut anoreksia, adalah kelainan makan yang ditandai dengan berat badan rendah yang tidak normal dan rasa takut yang intens akan kenaikan berat badan. Orang yang mengidap anoreksia sangat mengontrol berat badan dan bentuk tubuh mereka. Bahkan mereka menggunakan upaya ekstrem yang cenderung mengganggu kehidupan mereka secara signifikan.

Untuk mencegah penambahan berat badan atau untuk terus menurunkan berat badan, pengidap anoreksia biasanya sangat membatasi jumlah makanan yang mereka makan. Mereka dapat mengontrol asupan kalori dengan melakukan muntah setelah makan atau dengan menyalahgunakan obat pencahar atau alat bantu diet. Mereka mungkin juga mencoba menurunkan berat badan dengan berolahraga secara berlebihan. Tidak peduli berapa banyak berat badan yang hilang, orang tersebut tetap takut akan kenaikan berat badan.

Anoreksia, seperti gangguan makan lainnya, dapat mengambil alih hidup Anda dan sangat sulit untuk diatasi. Tetapi dengan pengobatan, Anda bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang siapa Anda, kembali ke kebiasaan makan yang lebih sehat dan membalikkan beberapa komplikasi serius anoreksia.


Gejala Fisik

Tanda dan gejala fisik dari anoreksia nervosa berhubungan dengan kelaparan. Anoreksia juga mencakup masalah emosional dan perilaku yang melibatkan persepsi berat badan yang tidak realistis dan ketakutan yang sangat kuat untuk menambah berat badan atau menjadi gemuk.

Tanda dan gejala fisik anoreksia:

-Penurunan berat badan yang ekstrem
-Penampilannya kurus
-Jumlah darah tidak normal
-Kelelahan
-Insomnia
-Pusing atau pingsan
-Perubahan warna kebiruan pada jari
-Rambut yang menipis, patah, atau rontok
-Tidak mengalami menstruasi
-Sembelit dan sakit perut
-Kulit kering atau kekuningan
-Intoleransi dingin
-Irama jantung tidak teratur
-Tekanan darah rendah
-Dehidrasi
-Pembengkakan lengan atau tungkai
-Gigi terkikis

Beberapa orang yang mengalami anoreksia, mirip dengan orang yang mengalami bulimia. Tetapi penderita anoreksia umumnya berjuang dengan berat badan rendah yang tidak normal, sementara penderita bulimia biasanya memiliki berat badan di atas normal.
https://kamumovie28.com/covert-operation-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar