Selasa, 29 September 2020

Ini Sosok Pria Pengisi Suara Kartun Masa Kecil, P-Man sampai Naruto

  Ian Saybani, nama ini mungkin belum terlalu banyak diketahui orang-orang awam. Tapi suaranya bisa jadi sering kamu dengar, terutama jika saat kecil, kamu rajin nonton film kartun seperti P-Man, Naruto, Ben 10 atau serial telenovela anak Amigos x Siempre.

Ya, Ian Saybani adalah orang di balik suara tokoh-tokoh yang serialnya sering kamu tonton waktu kecil. Pria 29 tahun ini merupakan dubber dan voice over (VO) talent yang sudah menggeluti dunia kerjanya sejak kecil.


Ian Saybani mengaku sudah jadi pengisi suara sejak ia TK, tepatnya pada 1994. Kala itu Ian tergabung dalam Sanggar Prativi untuk latihan teater. Namun jalan hidupnya berkata lain. Alih-alih jadi aktor, dia justru terjun ke dunia voice over.


"Saat itu ada Disney Channel masuk Indonesia dan mereka mencari talent untuk pengisi suara melalui sanggar kami. Jadilah anak-anak kecil yang casting untuk peran anak-anak, salah satunya aku terpilih dan berlanjutlah dari situ," ungkap Ian saat dihubungi Wolipop lewat telepon, Jumat (25/9/2020).


Mencicip dunia kerja sejak kecil tak membuat Ian merasa terpaksa atau kehilangan masa kanak-kanak. Sebab banyak juga anak seusianya yang menjadi pengisi suara. Sehingga lingkungan kerjanya dianggapnya seperti tempat bermain.


Ian kecil pun tak merasa terpaksa saat menjalani peran sebagai dubber, karena banyak anak seusianya yang menjadi pengisi suara seperti dirinya.


"Dulu kan banyak anak kecilnya jadi kayak main biasa aja. Kalau aku pribadi karena suka baca naskah dan nggak pernah merasa kepaksa. Mama pun selalu mendukung," ucapnya.


Mengisi Suara Berbagai Iklan dan Jadi Penyiar Radio

Semenjak itu, Ian mengatakan jadi tertarik untuk terus menekuni dunia voice over. Hingga pada 2010 ia mendapatkan tawaran untuk mengisi suara berbagai iklan produk.


"Waktu itu aku VO iklan Hansaplast, produk anak, Tara Nasiku, Milkita, iklan Doraemon, dan Hot Hot Pop. Sampai sekarang nggak bisa lepas dari profesi jualan suara. Selain itu ada kartun, telenovela, Korea, India dan industri lainnya," katanya.


Ketika rutinitasnya menjadi voice over talent semakin padat, Ian merasa ingin mengembangkan dirinya dan memutuskan untuk menjadi penyiar radio. Pria lulusan Universitas Moestopo ini sempat bekerja di radio online, Radio Galau di Jakarta Selatan dan hingga kini bekerja di iRadio Network.

https://indomovie28.net/goosebumps/


"Jadi penyiar radio, dulu ada momen bosan jadi pengisi suara selama berapa belas tahun dan mencari apalagi ya. Karena dari mulai sekolah salah satu kemampuan yang aku tahu itu berbicara depan umum. Pertama di radio online Radio Galau dan diambil sama iRadio pada 2013," ujarnya.


Membuat Kelas Voice Over

Berbekal pengalaman selama belasan tahun menjadi pengisi suara, ditambah banyak kerabat yang ingin mengikuti jejaknya sebagai voice over talent dan penyiar radio, Ian pun mendirikan sekolah voice over bernama Dubber and Writer. Usaha ini dirintisnya bersama sang kakak, Tisa Julianti, yang juga seorang dubber ternama.


"Awalnya banyak yang bertanya, bagaimana jadi pengisi suara dan triknya? Awalnya menjawab di Instagram. Karena kakakku dubber dan VO juga, akhirnya kami membuat konten Youtube. Tapi malah malas dan tidak sempat. Dan kami juga pernah bikin podcast. Akhirnya buka kelas dan mengajar untuk orang yang ingin menyelam di dunia VO dengan serius," terang Ian yang selama pandemi virus Corona mengajar kelas secara online.


Menurut Ian dubber dan voice over adalah profesi yang tidak terlalu jauh berbeda. Hanya beda di istilah.


"Ada yang menganggap sama dan dubber itu kayak mengisi suara kartun, menjadi sulih suara. Kalau VO pure iklan televisi, company profile, iklan radio dan iklan Youtube, dan keduanya sama-sama pengisi suara," tambahnya.


Penghasilan Sebagai Voice Over Talent

Ian mengatakan bahwa pekerjaan sebagai voice over talent sangatlah menjanjikan dan kariernya pun akan panjang. Sebab kemampuannya akan tetap dibutuhkan selama masih ada brand maupun perusahaan yang beriklan.


"Senior aku aja yang 30 tahun lebih masih ada, karena kan kami ada di belakang layar. Bukan orang di depan layar," ucapnya.


Bagaimana dengan penghasilan?


Menurut Ian, bayaran seorang voice over talent atau dubber bisa beragam. Tergantung dari program atau proyek yang ditawarkan.


"Kalau dubbing dihitungnya per episode. Kalau kartun, Korea dan India per episode. Kalau iklan hitungannya per script yang kita baca, variatif benar-benar nggak bisa ditentukan," ucapnya.


Sejauh yang dia tahu, harga untuk voice over iklan di kisaran Rp 750 ribu per countdown dan per naskah. Sementara kartun atau film mulai Rp 150 ribu per episode.


Bagi generasi millennial yang ingin mengetahui peluang dan menekuni dunia voice over, Ian pun memberikan tips agar bisa sukses.


"Lagi-lagi networking dan menurut aku harus mengikuti kelas. Caranya yang paling praktis kamu hanya bisa kenal dengan orang yang pernah berpengalaman," pungkasnya.

https://indomovie28.net/a-man-and-a-woman/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar