Jumat, 04 September 2020

Kasus Kematian Kedua Virus Corona di Luar China Terjadi di Hong Kong

- Hong Kong menjadi wilayah kedua di luar China daratan yang mengonfirmasi kematian akibat virus corona tipe baru. Sebelumnya, kematian pertama di luar China dilaporkan terjadi di Filipina.
Korban meninggal di Hong Kong adalah seorang pria berusia 39 tahun yang bepergian ke Wuhan pada 21 Januari lalu dan kembali dua hari kemudian. Sebelumnya, otoritas kesehatan setempat menyebut korban sudah memiliki penyakit penyerta.

"(Pasien-red) baru dirawat di rumah sakit di 31 Januari," sebut otoritas kesehatan, mengutip The Washington Post.

Atas kejadian tersebut petinggi Hong Kong, Carrie Lam, semakin memperketat pengawasan di perbatasan kota dengan China namun tidak menutup akses. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat dan para pekerja melakukan aksi mogok.

Dalam sebuah pernyataan, Otoritas Rumah Sakit Hong Kong bahkan menyebut layanan darurat telah terpengaruh karena banyak staf yang tidak bekerja.

Data dari Komisi Kesehatan Nasional China menyebut kasus penularan virus corona telah mencapai 20 ribu dengan jumlah kematian 425, dua di antaranya merupakan kematian di luar China daratan.

Grup WA Jadi Sarang Hoax Virus Corona, Ini Pesan Dokter untuk Para Admin

Sekitar 54 hoax ditemukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait virus corona. Persebaran hoax paling banyak ditemukan di grup aplikasi chatting WhatsApp.
Direktur Pelayanan Sekunder dan Unggulan, dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Dr dr Sukanto, SpPD, K-AI, mengatakan penyebaran hoax di dalam grup WhatsApp akan sulit dihentikan.

"Masalahnya kalau admin whatsappnya juga hobi nyebar-nyebar hoax kan susah juga," kata dr Sukanto kepada detikcom, Senin (4/2/2020).

Masalahnya kalau admin whatsappnya juga hobi nyebar-nyebar hoax kan susah juga
Dr dr Sukanto, SpPD, K-AI - Direktur RSUI
Justru menurut dr Sukanto, admin grupnya yang perlu diawasi. Sebab ia yang lebih aktif dalam interaksi antar anggota.

"Jadi artinya admin whatsapp inilah yang seharusnya diawasi," Ujar dr Sukanto.

Menurutnya apabila hoax yang beredar di dalam grup WhatsApp sudah mulai mengkhawatirkan, sebaiknya pemerintah harus turun tangan dalam menangani kasus ini.

Warga Natuna Sempat Tolak WNI dari Wuhan, Kemenkes Sebut Situasi Kondusif

Warga Natuna Kepulauan Riau dikabarkan sempat menolak daerahnya dijadikan tempat karantina kesehatan bagi warga negara Indonesia dari Wuhan. Bahkan masyarakat sempat demo dengan membakar ban.
Menanggapi, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr Anung Sugihantono, menyebut saat ini, penduduk mulai di Natuna terbuka dan menerima serta tidak ada pembatasan aktivitas yang dilakukan.

"Untuk masyarakat, saat ini saya bersama Dinkes Kabupaten Natuna, mereka melakukan aktivitas seperti biasa, anak-anak sudah masuk sekolah setelah kemarin sempat diliburkan. Tidak ada toko-toko yang ditutup karena alasan ketakutan," jelasnya melalui sambungan telepon kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Disebutkan bahwa Dinas Kesehatan dan pihak terkait telah melakukan dialog dan situasi telah berangsur kondusif. Bupati Natuna juga mengatakan warganya telah memahami dan saat ini sudah dalam keadaan tenang.

Untuk meningkatkan kewaspadaan, Kemenkes menyiapkan fasilitas kesehatan yang tidak hanya berlokasi di Kepulauan Riau tetapi juga di Batam untuk mengantisipasi apabila ada WNI yang sedang dikarantina mengalami sakit.

"Tadi malam saya menerima laporan dari Dinkes provinsi Riau dengan beberapa Dirut RS untuk mengecek rumah sakit yang ada di Batam. Sejauh ini memadai sebagai salah satu support yang diperlukan dalam observasi," pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/the-midnight-after/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar