Rabu, 16 September 2020

Mulai 15 September 2020, Ponsel BM Nggak Dapat Sinyal

Pemerintah telah resmi menerapkan aturan IMEI. Dengan demikian, terhitung malam ini, Selasa (15/9/2020) hingga seterusnya ponsel BM tidak akan mendapatkan sinyal dari operator seluler.
Tidak hanya ponsel BM, aturan IMEI ini juga menyasar perangkat komputer genggam dan tablet ilegal atau HKT sesuai Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 1 Tahun 2020 tentang Pengendalian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang Tersambung ke Jaringan Bergerak Seluler Melalui IMEI, mulai Selasa, 15 September 2020 pukul 22.00 WIB.

Sejak diberlakukannya peraturan tersebut, sistem Central Equipment Identity Register (CEIR) sebagai pusat pengolahan informasi IMEI telah dibangun oleh Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) untuk mengintegrasikan sistem Equipment Identity Register dari lima operator.

Pemerintah menyebutkan terus melakukan penyempurnaan sistem secara terus-menerus untuk menjamin kesiapan pengendalian IMEI sejak hari ini dan seterusnya.

Pada tanggal 15 September 2020 pukul 17.00 WIB sistem CEIR dan EIR telah selesai dilakukan proses stabilisasi sistem dan Pelaksanaan Pengendalian IMEI Nasional akan beroperasi sepenuhnya pada 15 September 2020 pukul 22.00. Seluruh perangkat HKT yang IMEI-nya tidak terdaftar di dalam sistem CEIR, tidak akan mendapatkan layanan jaringan perangkat telekomunikasi bergerak seluler.

"Pengendalian IMEI pada perangkat telekomunikasi yang dibeli dan menggunakan perangkat yang memenuhi standar, sah atau legal dapat memberikan kepastian hukum kepada operator dalam menghubungkan perangkat yang sah ke jaringan telekomunikasi," ujar siaran pers bersama dari pemerintah ini.

Kebijakan pengendalian IMEI tersebut diselenggarakan bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan didukung seluruh operator telekomunikasi seluler.

Diakuisisi Nvidia, Pendiri ARM: Ini Adalah Bencana

Salah satu pendiri ARM bernama Herman Hauser mengomentari akuisisi ARM oleh Nvidia senilai USD 40 miliar atau hampir Rp 600 triliun, yang menurutnya bakal menjadi sebuah bencana.
"Saya pikir ini adalah sebuah bencana besar bagi Cambridge (kota di Inggris tempat markas ARM), Inggris, dan Eropa," ujar Hauser dalam sebuah wawancara dengan BBC Radio 4.

ARM sendiri sering dianggap sebagai kebanggaan industri teknologi di Inggris, karena ada di setiap otak ponsel di seluruh dunia, dan bermacam perangkat elektronik lainnya.

Bencana ini bakal terjadi, menurut Hauser, jika nantinya Nvidia memindahkan markas ARM dari Inggris ke Amerika. Menurutnya, bakal banyak orang kehilangan pekerjaan di Cambridge, Manchester, Belfast, dan Warwick.

Nvidia sendiri sebenarnya sudah memastikan kalau markas ARM bakal tetap berada di Inggris. Namun menurut Hauser, komitmen tersebut tak berarti apa-apa kecuali komitmen tersebut bisa dipastikan di mata hukum.

Namun bagi Hauser, domisili ARM ini bukanlah masalah utama, melainkan kewenangan atas ARM bakal jatuh ke tangan Committee on Foreign Invesment (CFI) milik AS.

"Jika ratusan perusahaan Inggris yang bekerja sama dengan ARM ingin menjual produknya atau mengekspornya ke negara lain, termasuk China yang merupakan pasar besar, keputusannya akan dibuat oleh White House, bukan Downing Street (kantor Perdana Menteri Inggris). Ini sangat buruk," ujar Hauser.
https://cinemamovie28.com/wild-city/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar