Kamis, 17 September 2020

Tak Selalu karena Rangsang Seksual, Ini Penyebab Lain Puting Ereksi

 Sebagian orang mungkin menduga bahwa penyebab puting mengeras itu hanya dipengaruhi oleh rangsangan seksual. Memang dalam sebuah penelitian menemukan rangsangan pada puting payudara wanita bisa mengaktifkan korteks sensoris genital, yaitu area otak yang juga aktif terhadap rangsangan klitoris, vagina, dan serviks.
Tetapi, penyebab puting payudara mengeras bukan hanya karena rangsangan seksual semata. Secara anatomi, ada alasan lain yang membuatnya mengeras.

Menurut Michelle Lee, MD, dokter bedah plastik di Beverly Hills, California, secara anatomi area di bawah puting payudara dan areola, ada otot-otot kecil yang berkontraksi. Sehingga ini menarik kulit dan mendorong puting keluar, salah satu penyebabnya adalah suhu.

"Saat suhu turun, otot-otot kecil di bawah kulit puting berkontraksi untuk menahan udara hangat di dekat kulit dan melepaskan lebih sedikit panas dari radiasi yang keluar dari kulit," jelas Dr Lee yang dikutip dari Health, Rabu (16/9/2020).

Suhu yang dingin lah yang bisa membuat puting payudara mengeras. Selain karena suhu, faktor hormon juga bisa membuat puting mengeras, seperti saat menstruasi.

"Saat sedang menstruasi atau sedang ovulasi, perubahan kadar hormon khususnya estrogen bisa membuat puting lebih sensitif atau lebih mudah mengeras," kata dokter kandungan di Queens, New York, Heather Irobunda, MD.

Tak hanya saat menstruasi, puting payudara juga mengeras saat wanita dalam masa kehamilan dan menyusui. Hal ini dianggap sebagai kondisi yang normal.

Namun, Dr Lee mengingatkan jika puting payudara tiba-tiba tertarik ke dalam atau ada cairan, cekungan, benjolan, bahkan rasa sakit yang tidak hilang dalam waktu yang lama, harus segera diperiksakan ke dokter.

Cerita Pilu Pasien Corona Berangkat Sendiri ke RS Tanpa Diantar Ambulans

 Begitu banyak kisah yang terjadi di garis depan penanganan pandemi virus Corona COVID-19. Salah satunya diceritakan oleh seorang dokter anestesi yang bertugas di rumah sakit rujukan COVID-19.
Dokter tersebut, sebut saja A, mengisahkan salah satu pasien COVID-19 terpaksa berangkat sendiri ke rumah sakit rujukan COVID-19 tanpa diantar ambulans. Menurut dr A, kejadian ini disebabkan sulitnya merujuk pasien pada rumah sakit rujukan COVID-19.

"Idealnya komunikasi rujukan antar RS pakai sistem SPGDT (sistem penanggulangan gawat darurat terpadu). Jadi kita saling kontak untuk memastikan ketersediaan ruangan, kemudian pasien dikirim dengan ambulans 119. Tapi karena mungkin susah merujuk seperti ini, pasien akhirnya pulang dan jalan sendiri ke RS rujukan," jelas dr A kepada detikcom, Rabu (16/9/2020).

"Tentu saja RS rujukan nggak mungkin menolak pasien, cuman karena nggak siap (justru) menimbulkan masalah sendiri," tambahnya.

Terlebih saat pasien Corona semakin hari saat ini semakin membludak. Momen pilu lainnya terjadi saat dirinya sebagai dokter anestesi harus menerima kenyataan pahit ketika pasien tidak selamat, lagi-lagi karena RS rujukan COVID-19 saat ini penuh.

"Mau merujuk, nggak ada yang bisa terima karenaICU full. Akhirnya pasien meninggal dengan terapi sedapat mungkin miripICU. Bagi dokter rasanya nggak puas, karenangga bisa maksimal," ucap dokter A.
https://kamumovie28.com/dream-house-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar