Selasa, 31 Maret 2020

Coba Menjauh dari Corona, Turis Meninggal di Pulau Terpencil

Pandemi Corona membuat banyak orang berasumsi bahwa liburan ke tempat terpencil bisa selamat. Nyatanya, seorang turis kena virus Corona di Pulau Lanzarote.

Pejabat kesehatan regional Lanzarote, Spanyol, mengatakan bahwa seorang turis tersebut berasal dari Inggris. Turis tersebut berusia 70 tahun.

"Saya mengkonfirmasi bahwa seorang turis Inggris di Pulau Lanzarote meninggal setelah dinyatakan positif terkena virus Corona," ujar jubir otoritas kesehatan regional seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (30/3/2020).

Jubir otoritas kesehatan juga menambahkan bahwa turis tersebut memiliki masalah kesehatan sebelum terkena Corona. Turis yang tak disebutkan namanya tersebut meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Molina Orosa, di Arrecife, ibukota Lanzarote.

Ini menjadi kasus kematian kedua yang dialami oleh Pulau Lanzarote. Sebelumya, ada ekspat asal Jerman berusia 70 tahun yang juga positif Corona.

Karena meningkatnya kasus positif Corona ini, Pemerintah Regional menyatakan kebijakan lockdown di Lanzarote. Wisatawan yang sudah terlanjur tiba di sana diberi pilihan untuk langsung pulang atau dikarantina selama lockdown.

Padahal sebelumnya, Lanzarote menyatakan diri sebagai pulau yang bebas dari Corona. Banyak pula turis yang memutuskan datang untuk liburan ke Lanzarote.

EasyJet Jadi Maskapai Selanjutnya yang Menyerah Dihantam Corona

Maskapai EasyJet akhirnya memutuskan tidak menerbangkan seluruh pesawatnya (grounded) karena pandemi Corona.
BBC melaporkan, maskapai berbiaya rendah, EasyJet, mengambil keputusan untuk grounded seluruh pesawatnya karena tidak adanya kepastian sampai kapan pembatasan keluar masuk suatu negara akibat Corona ini akan usai. Sementara itu, The Guardian melaporkan bahwa maskapai ini akan rehat sejenak dari penerbangan selama setidaknya 2 bulan.

Saat ini, EasyJet juga telah membatalkan sebagian besar penerbangannya, kecuali penerbangan untuk menyelamatkan warga Inggris dari luar negeri. EasyJet sendiri telah melakukan misi penyelamatan pada Minggu (29/3) lalu. Akan tetapi mereka akan tetap menawarkan penerbangan penyelamatan setelah ini sesuai dengan kebutuhan.

Selain grounded, EasyJet juga akan mengurangi awak kabin mereka. Sebanyak 4.000 dari 9.000 karyawan akan diminta cuti. Maskapai itu juga akan membayar gaji karyawan sebesar 80 persen dari total gaji mulai 1 April mendatang. Pembayaran akan dilakukan sesuai skema retensi pekerjaan yang dikeluarkan pemerintah.

"Saya bekerja tanpa lelah untuk memastikan maskapai berada dalam posisi yang baik untuk mengatasi virus Corona," ujar CEO EasyJet Johan Lundgren.

"Saya sangat bangga dengan cara orang-orang EasyJet memberikan yang terbaik pada masa penuh tantangan,"imbuhnya.

Markas EasyJet sendiri berada di Bandara London Luton. Maskapai ini memiiki 331 pesawat dimana dalam kondisi normal, mereka dapat melayani penerbangan ke 159 negara dengan 1.051 rute.

Kangen Traveling? Film Traveling Indonesia Ini Bisa Jadi Obatnya

Traveler yang mulai bosan di rumah dan rindu traveling bisa nonton dulu film Indonesia bertema perjalanan ini. Kegiatan work from home (wfh) atau di rumah saja mungkin membuat traveler bosan. Namun tak perlu khawatir, ada banyak cara untuk menikmati momen ini, salah satunya dengan menonton film.
Nah, bertepatan dengan hari film nasional yang jatuh pada hari ini, Senin (30/3), detikTravel merekomendasikan sejumlah film bertema traveling untuk mengobati kerinduan traveler berwisata. Apa saja? Simak daftarnya berikut ini.

1. 3 Hari untuk Selamanya
Satu mobil, dua orang, tiga hari bersama dalam perjalanan. Itulah gambaran singkat mengenai film arahan sutradara Riri Riza ini. Film yang dibintangi Nicholas Saputra (Yusuf) dan Adinia Wirasti (Ambar) yang rilis pada 2007 ini akan membawa traveler jalan-jalan dari Jakarta menuju Yogyakarta menggunakan mobil.

Perjalanan sepasang sepupu, Yusuf dan Ambar pada mulanya bukanlah untuk wisata. Mereka justru membawa misi yaitu mengantarkan piring keramik ke pernikahan saudara mereka di Yogyakarta. Namun siapa sangka, di sepanjang jalan mereka justru belajar untuk saling mengenal karakter satu sama lain, berbagi pengalaman, dan pengetahuan selama 3 hari.

Serunya lagi, di sepanjang jalan, keduanya juga menyempatkan mampir ke berbagai tempat, yaitu Bandung lalu ke Pemandian Air Panas Ciater di Subang. Setelah itu, mereka juga menyusuri daerah Pantai Utara (Pantura) dan sempat menikmati pertunjukan tari Jaipong. Mereka juga singgah ke Gua Maria Sendangsono yang terletak di Kulon Progo sebelum akhirnya tiba di Yogyakarta.






2. 5 cm
5 cm merupakan film adaptasi novel berjudul sama yang rilis pada 2012. Film arahan Rizal Mantovani ini pernah membuat tren naik gunung meningkat lantaran menyuguhkan pemandangan Gunung Semeru yang menawan.

Arak Bali Dimanfaatkan untuk Pembuatan Disinfektan dan Hand Sanitizer

 Polda Bali dan Universitas Udayana menyiasati bahan pembuatan disinfektan dan hand sanitizer dengan arak Bali di tengah wabah virus Corona. Seperti apa?
"Atas hal tersebut, Kapolda mengajak Unud untuk bekerja sama dalam pembuatan cairan disinfektan dan hand sanitizer," kata Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose kepada wartawan, Senin (30/3/2020).

Polda Bali menyerahkan 3000 liter minuman tradisional arak Bali untuk diteliti dan diekstrak menjadi alkohol murni 96% sesuai dengan standar. Proses ekstrak pemurnian alkohol menggunakan peralatan di labolatorium Fakultas Farmasi Universitas Udayana.

Selain hand sanitizer, Polda Bali juga merancang pembuatan disinfektan. Bahan yang digunakan sesuai dengan standar WHO.

"Hal tersebut akibat dari kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat. Bahan utama kimia seperti cairan alkohol yang sudah langka dan mahal harganya juga menjadi penyebabnya," kata Golose.

Pembuatan disinfektan dan hand sanitizer ini akan diproduksi dengan skala besar. Dan akan diedarkan ke masyarakat umum, khususnya di area Bali.

"Polda Bali juga bekerjasama dengan Universitas Udayana dalam hal ini Fakultas Farmasi dalam pembuatan disinfektan dan hand sanitizer dalam sekala besar, kerjasama ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi kelangkaan disinfektan dan hand sanitizer di wilayah Bali, khususnya dalam bidang pelayanan masyarakat," Golose menegaskan.

"Kegiatan ini juga sebagai bentuk implementasi dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian masyarakat. Diharapkan produksi ini bisa berjalan dengan baik dan secara bertahap dapat menyediakan kebutuhan mendesak akan disinfektan dan hand sanitizer," Golose menambahkan.

Coba Menjauh dari Corona, Turis Meninggal di Pulau Terpencil

Pandemi Corona membuat banyak orang berasumsi bahwa liburan ke tempat terpencil bisa selamat. Nyatanya, seorang turis kena virus Corona di Pulau Lanzarote.

Pejabat kesehatan regional Lanzarote, Spanyol, mengatakan bahwa seorang turis tersebut berasal dari Inggris. Turis tersebut berusia 70 tahun.

"Saya mengkonfirmasi bahwa seorang turis Inggris di Pulau Lanzarote meninggal setelah dinyatakan positif terkena virus Corona," ujar jubir otoritas kesehatan regional seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (30/3/2020).

Jubir otoritas kesehatan juga menambahkan bahwa turis tersebut memiliki masalah kesehatan sebelum terkena Corona. Turis yang tak disebutkan namanya tersebut meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Molina Orosa, di Arrecife, ibukota Lanzarote.

Ini menjadi kasus kematian kedua yang dialami oleh Pulau Lanzarote. Sebelumya, ada ekspat asal Jerman berusia 70 tahun yang juga positif Corona.

Karena meningkatnya kasus positif Corona ini, Pemerintah Regional menyatakan kebijakan lockdown di Lanzarote. Wisatawan yang sudah terlanjur tiba di sana diberi pilihan untuk langsung pulang atau dikarantina selama lockdown.

Padahal sebelumnya, Lanzarote menyatakan diri sebagai pulau yang bebas dari Corona. Banyak pula turis yang memutuskan datang untuk liburan ke Lanzarote.

Sultan Mah Bebas, Selandia Baru Lockdown Tapi Bisa Naik Jet Pribadi

Pesawat jet pribadi seharga USD 100 juta (Rp 1,6 triliun) milik Miliuner Arab Saudi mendarat di Selandia Baru. Padahal, negara itu sedang di-lockdown gegara virus Corona.

Sebuah jet pribadi triliunan rupiah itu dilaporkan mendarat di Bandara Christchurch, Selandia Baru pada Kamis (26/3/2020). Situasi itu cukup mengejutkan. Sebab, Perdana Menteri Jacinda Ardern menetapkan lockdown di negaranya sejak 19 Maret.

Dikumpulkan detikTravel dari beragam sumber, Selasa (31/3/2020), pesawat jet berjenis Gulfstream tersebut diketahui milik perusahaan Rashid Engineering yang berbasis di Arab Saudi. Perusahaan tersebut dimiliki oleh miliuner Arab bernama Nasser Al Rashid.

Nasser Al Rashid diketahui memiliki hubungan dekat dengan keluarga Kerajaan Arab Saudi. Tidak diketahui apakah Nasser berada di pesawat tersebut atau tidak.

Yvonne Densem, manajer Komunikasi Bandara Christchurch, membenarkan adanya pesawat jet pribadi tersebut mendarat di bandaranya. Menurut Yvonne pesawat tersebut sudah dicek oleh Kementerian Kesehatan Selandia Baru dan semua protokol sudah dipenuhi.

Pihak Bea Cukai Selandia Baru menyebut penerbangan jet tersebut sudah mendapat persetujuan sejak awal bulan Maret, dengan jumlah kru 5 orang. Pesawat kemudian terbang lagi dari Selandia Baru pada Jumat (27/3) dengan jumlah penumpang sebanyak empat orang.

"Operator pesawat pribadi sudah diberi tahu tentang aturan terbaru. Penumpang atau kru dari penerbangan pribadi sudah diproses sama dengan penumpang penerbangan komersil," kata juru bicara Bea Cukai.

Tentu saja pendaratan pesawat jet pribadi ini melahirkan kontroversi, mengingat sudah tidak ada warga negara Selandia Baru, atau penduduk tetap beserta keluarganya, apalagi turis, yang diizinkan masuk atau keluar negara itu selama sepekan terakhir.

Tidak diketahui pasti identitas empat orang penumpang pesawat jet pribadi tersebut. Pesawat Jet Gulfstream G650 itu diketahui take off dari kota Georgia di Amerika Serikat, kemudian transit di Hawaii, sebelum mendarat di Bandara Christchruch, Selandia Baru.

Arak Bali Dimanfaatkan untuk Pembuatan Disinfektan dan Hand Sanitizer

 Polda Bali dan Universitas Udayana menyiasati bahan pembuatan disinfektan dan hand sanitizer dengan arak Bali di tengah wabah virus Corona. Seperti apa?
"Atas hal tersebut, Kapolda mengajak Unud untuk bekerja sama dalam pembuatan cairan disinfektan dan hand sanitizer," kata Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose kepada wartawan, Senin (30/3/2020).

Polda Bali menyerahkan 3000 liter minuman tradisional arak Bali untuk diteliti dan diekstrak menjadi alkohol murni 96% sesuai dengan standar. Proses ekstrak pemurnian alkohol menggunakan peralatan di labolatorium Fakultas Farmasi Universitas Udayana.

Selain hand sanitizer, Polda Bali juga merancang pembuatan disinfektan. Bahan yang digunakan sesuai dengan standar WHO.

"Hal tersebut akibat dari kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat. Bahan utama kimia seperti cairan alkohol yang sudah langka dan mahal harganya juga menjadi penyebabnya," kata Golose.

Pembuatan disinfektan dan hand sanitizer ini akan diproduksi dengan skala besar. Dan akan diedarkan ke masyarakat umum, khususnya di area Bali.

"Polda Bali juga bekerjasama dengan Universitas Udayana dalam hal ini Fakultas Farmasi dalam pembuatan disinfektan dan hand sanitizer dalam sekala besar, kerjasama ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi kelangkaan disinfektan dan hand sanitizer di wilayah Bali, khususnya dalam bidang pelayanan masyarakat," Golose menegaskan.

"Kegiatan ini juga sebagai bentuk implementasi dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian masyarakat. Diharapkan produksi ini bisa berjalan dengan baik dan secara bertahap dapat menyediakan kebutuhan mendesak akan disinfektan dan hand sanitizer," Golose menambahkan.

Australia Lockdown, Pelanggar Bisa Kena Denda Rp 16 Juta dan Penjara 6 Bulan

 Pemerintah Australia mengancam hukuman denda hingga penjara bagi warga yang melanggar aturan selama lockdown. Itu karena terjadi lonjakan angka kematian akibat virus Corona di Negeri Kanguru tersebut.
Lockdown di Australia dimulai Senin (30/3/2020) dan direncanakan bergulir dalam tempo tiga pekan. Lockdown di Negeri Kanguru itu dimaknai dengan membatasi pertemuan antara dua orang hingga beramai-ramai.

Hukuman bagi yang melanggar aturan lockdown ini akan mulai diberlakukan di dua negara bagian Australia yakni New South Wales dan Victoria yang penduduknya terpadat di Australia. Dilansir dari Channel News Asia, hukuman denda akan mulai berlaku hari ini pada tengah malam waktu setempat. Keputusan itu sejalan dengan aturan pemerintah federal yang disahkan pada Minggu (29/3).

"Hanya dalam keadaan luar biasa saja Anda dapat meninggalkan rumah," ujar Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian.

"Kami akan melewati ini (pandemi Corona). Kami berada dalam posisi yang memungkinkan untuk mengontrol penyebaran sebanyak mungkin," dia menambahkan.

New South Wales dan Victoria akan mendenda warganya antara 1000-1600 dolar Australia (sekitar Rp 10-16 juta) bagi yang melanggar. Tak hanya itu, di New South Wales, orang-orang juga bisa dihukum penjara selama 6 bulan.

Peraturan lockdown itu juga berlaku di pulau kecil Tasmania, pemerintah juga membatasi pertemuan antara dua orang atau publik. Tasmania juga menjadi negara bagian pertama yang melarang orang yang punya lebih dari satu rumah untuk berpindah antara rumah satu ke rumah lainnya.

Kemudian, bagi warga Australia yang baru kembali menggunakan pesawat, diimbau untuk melakukan karantina mandiri di hotel atau fasilitas lainnya selama 14 hari. Perbatasan Australia juga telah ditutup, kecuali untuk warga negara Australia yang ingin pulang dan warga yang menetap di Australia.

Di sisi lain, ratusan penumpang kapal pesiar Vasco da Gama yang berlabuh di Australia Barat telah dibawa ke Pulau Rottnest untuk dikarantina. Hal ini dilakukan usai penumpang Kapal Ruby Princess diizinkan turun dari kapal dan dinyatakan positif Corona.

Kondisi terkini, jumlah infeksi baru dari virus Corona telah berkurang setengahnya selama sepekan usai diterapkannya pembatasan pergerakan pada 4.200 orang yang positif Corona. Sementara itu angka kematian meningkat menjadi 17 orang, sedangkan yang sembuh berjumlah 244 orang.

Sultan Mah Bebas, Selandia Baru Lockdown Tapi Bisa Naik Jet Pribadi

Pesawat jet pribadi seharga USD 100 juta (Rp 1,6 triliun) milik Miliuner Arab Saudi mendarat di Selandia Baru. Padahal, negara itu sedang di-lockdown gegara virus Corona.

Sebuah jet pribadi triliunan rupiah itu dilaporkan mendarat di Bandara Christchurch, Selandia Baru pada Kamis (26/3/2020). Situasi itu cukup mengejutkan. Sebab, Perdana Menteri Jacinda Ardern menetapkan lockdown di negaranya sejak 19 Maret.

Dikumpulkan detikTravel dari beragam sumber, Selasa (31/3/2020), pesawat jet berjenis Gulfstream tersebut diketahui milik perusahaan Rashid Engineering yang berbasis di Arab Saudi. Perusahaan tersebut dimiliki oleh miliuner Arab bernama Nasser Al Rashid.

Nasser Al Rashid diketahui memiliki hubungan dekat dengan keluarga Kerajaan Arab Saudi. Tidak diketahui apakah Nasser berada di pesawat tersebut atau tidak.

Yvonne Densem, manajer Komunikasi Bandara Christchurch, membenarkan adanya pesawat jet pribadi tersebut mendarat di bandaranya. Menurut Yvonne pesawat tersebut sudah dicek oleh Kementerian Kesehatan Selandia Baru dan semua protokol sudah dipenuhi.

Pihak Bea Cukai Selandia Baru menyebut penerbangan jet tersebut sudah mendapat persetujuan sejak awal bulan Maret, dengan jumlah kru 5 orang. Pesawat kemudian terbang lagi dari Selandia Baru pada Jumat (27/3) dengan jumlah penumpang sebanyak empat orang.

"Operator pesawat pribadi sudah diberi tahu tentang aturan terbaru. Penumpang atau kru dari penerbangan pribadi sudah diproses sama dengan penumpang penerbangan komersil," kata juru bicara Bea Cukai.

Tentu saja pendaratan pesawat jet pribadi ini melahirkan kontroversi, mengingat sudah tidak ada warga negara Selandia Baru, atau penduduk tetap beserta keluarganya, apalagi turis, yang diizinkan masuk atau keluar negara itu selama sepekan terakhir.

Tidak diketahui pasti identitas empat orang penumpang pesawat jet pribadi tersebut. Pesawat Jet Gulfstream G650 itu diketahui take off dari kota Georgia di Amerika Serikat, kemudian transit di Hawaii, sebelum mendarat di Bandara Christchruch, Selandia Baru.

Sebelum Tutup Kasino, Perdana Menteri Kamboja: Kalau Mau Judi Sekarang!

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memerintahkan semua kasino tutup untuk menyetop penyebaran virus Corona. Dia memberikan peringatan kepada para penjudi.
Kamboja melaporkan empat kasus baru virus Corona pada hari Senin (30/3/2020). Dengan tambahan itu, jumlah kasus mencapai 107.

Kasus baru itu muncul salah satunya dari seorang pria berusia 30 tahun yang bekerja di sebuah kasino dan klub karaoke di Provinsi Banteay Meanchey, dekat perbatasan dengan Thailand.

Untuk mereduksi penyebaran virus Corona, Sen pun bakal menutup kasino di Kamboja mulai 1 April mulai pukul 23.59.

"Saya ingatkan kepada berbagai penjudi bahwa jika kalian ingin berjudi, lakukanlah malam ini. Masih ada malam ini dan besok malam," kata Sen seperti dikutip Reuters.

Masalahnya, Kamboja merupakan surga perjudian di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Mereka memiliki lebih dari 125 kasino beroperasi pada Desember 2019.

Dengan penutupan kasino, industri wisata Kamboja bakal turut redup. Apalagi, Industri itu mengalami pukulan telak akhir tahun lalu ketika Hun Sen melarang perjudian online. Larangan tersebut mengakibatkan ribuan PHK dan puluhan kasino ditutup.

Tapi, pemerintah Kamboja telah memiliki solusi. Pemerintah Kamboja, melalui kementerian Keuangan, akan memberikan penangguhan pajak kepada kasino-kasino itu.

Pemerintah Kamboja sempat menganggap remeh virus Corona. Tapi, setelah kasus Covid-19 mulai meningkat, pemerintah mengambil langkah untuk menutup tempat berkumpul, di antaranya restoran dan bar. Kamboja juga membatasi visa bagi orang asing.

Australia Lockdown, Pelanggar Bisa Kena Denda Rp 16 Juta dan Penjara 6 Bulan

 Pemerintah Australia mengancam hukuman denda hingga penjara bagi warga yang melanggar aturan selama lockdown. Itu karena terjadi lonjakan angka kematian akibat virus Corona di Negeri Kanguru tersebut.
Lockdown di Australia dimulai Senin (30/3/2020) dan direncanakan bergulir dalam tempo tiga pekan. Lockdown di Negeri Kanguru itu dimaknai dengan membatasi pertemuan antara dua orang hingga beramai-ramai.

Hukuman bagi yang melanggar aturan lockdown ini akan mulai diberlakukan di dua negara bagian Australia yakni New South Wales dan Victoria yang penduduknya terpadat di Australia. Dilansir dari Channel News Asia, hukuman denda akan mulai berlaku hari ini pada tengah malam waktu setempat. Keputusan itu sejalan dengan aturan pemerintah federal yang disahkan pada Minggu (29/3).

"Hanya dalam keadaan luar biasa saja Anda dapat meninggalkan rumah," ujar Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian.

"Kami akan melewati ini (pandemi Corona). Kami berada dalam posisi yang memungkinkan untuk mengontrol penyebaran sebanyak mungkin," dia menambahkan.

New South Wales dan Victoria akan mendenda warganya antara 1000-1600 dolar Australia (sekitar Rp 10-16 juta) bagi yang melanggar. Tak hanya itu, di New South Wales, orang-orang juga bisa dihukum penjara selama 6 bulan.

Peraturan lockdown itu juga berlaku di pulau kecil Tasmania, pemerintah juga membatasi pertemuan antara dua orang atau publik. Tasmania juga menjadi negara bagian pertama yang melarang orang yang punya lebih dari satu rumah untuk berpindah antara rumah satu ke rumah lainnya.

Kemudian, bagi warga Australia yang baru kembali menggunakan pesawat, diimbau untuk melakukan karantina mandiri di hotel atau fasilitas lainnya selama 14 hari. Perbatasan Australia juga telah ditutup, kecuali untuk warga negara Australia yang ingin pulang dan warga yang menetap di Australia.

Di sisi lain, ratusan penumpang kapal pesiar Vasco da Gama yang berlabuh di Australia Barat telah dibawa ke Pulau Rottnest untuk dikarantina. Hal ini dilakukan usai penumpang Kapal Ruby Princess diizinkan turun dari kapal dan dinyatakan positif Corona.

Kondisi terkini, jumlah infeksi baru dari virus Corona telah berkurang setengahnya selama sepekan usai diterapkannya pembatasan pergerakan pada 4.200 orang yang positif Corona. Sementara itu angka kematian meningkat menjadi 17 orang, sedangkan yang sembuh berjumlah 244 orang.

Turis Positif Corona di Taman Nasional Afrika

Taman Nasional Kruger (TNK) di Afrika Selatan tetap ramai pengunjung di tengah wabah pandemi Corona. Sampai tiba-tiba salah satu turis positif Corona.

Turis tersebut diketahui berkebangsaan Prancis. Ia datang datang bersama 5 orang temannya dan memesan penginapan di TNK selama 2 malam.

Kelompok turis ini tiba di Afsel tanggal 14 Maret dan berada di TNK sampai tanggal 17 Maret. Sebelum meninggalkan KNP, salah seorang turis berusia 25 tahun merasa tak enak badan.

Pria ini pergi ke dokter dan periksa. Dokter memberikan dugaan awal sebagai infeksi malaria. Karena merasa demam dan sakit tenggorokan, pria tersebut diminta untuk tes COVID-19.

Dokter meminta data perjalanan mereka sehingga mudah untuk dilacak. Ini sesuai dengan peraturan Departemen Kesehatan Nasional Afsel. Dari TNK, kelompok ini bertolak menuju KwaZulu-Natal. Saat tiba di KwaZulu, kelompok turis ini didatangi oleh petugas medis.

Rupanya pria yang diduga sakit malaria positif terkena Corona. Sehingga 5 orang temannya diminta untuk mengkarantina diri.

Pejabat departemen kesehatan Mpumalanga melacak staf TNK yang melakukan kontak dengan kelompok turis ini. Staf yang diidentifikasi sebagai pemandu akan dipantau sampai 14 hari.

"Staf memiliki kontak yang terbatas dengan pengunjung taman nasional. Semua staf mengikuti protokol sanitasi sesuai SOP dari WHO," Persatuan Taman Nasional Afsel.

Melihat lonjakan kasus Corona, Pemerintah Afrika Selatan melakukan lockdown selama 3 pekan, mulai 26 Maret hingga 16 April 2020. Afrika Selatan melaporkan 1.326 kasus Corona, jumlah ini yang tertinggi di Afrika.

Sebelum Tutup Kasino, Perdana Menteri Kamboja: Kalau Mau Judi Sekarang!

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memerintahkan semua kasino tutup untuk menyetop penyebaran virus Corona. Dia memberikan peringatan kepada para penjudi.
Kamboja melaporkan empat kasus baru virus Corona pada hari Senin (30/3/2020). Dengan tambahan itu, jumlah kasus mencapai 107.

Kasus baru itu muncul salah satunya dari seorang pria berusia 30 tahun yang bekerja di sebuah kasino dan klub karaoke di Provinsi Banteay Meanchey, dekat perbatasan dengan Thailand.

Untuk mereduksi penyebaran virus Corona, Sen pun bakal menutup kasino di Kamboja mulai 1 April mulai pukul 23.59.

"Saya ingatkan kepada berbagai penjudi bahwa jika kalian ingin berjudi, lakukanlah malam ini. Masih ada malam ini dan besok malam," kata Sen seperti dikutip Reuters.

Masalahnya, Kamboja merupakan surga perjudian di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Mereka memiliki lebih dari 125 kasino beroperasi pada Desember 2019.

Dengan penutupan kasino, industri wisata Kamboja bakal turut redup. Apalagi, Industri itu mengalami pukulan telak akhir tahun lalu ketika Hun Sen melarang perjudian online. Larangan tersebut mengakibatkan ribuan PHK dan puluhan kasino ditutup.

Tapi, pemerintah Kamboja telah memiliki solusi. Pemerintah Kamboja, melalui kementerian Keuangan, akan memberikan penangguhan pajak kepada kasino-kasino itu.

Pemerintah Kamboja sempat menganggap remeh virus Corona. Tapi, setelah kasus Covid-19 mulai meningkat, pemerintah mengambil langkah untuk menutup tempat berkumpul, di antaranya restoran dan bar. Kamboja juga membatasi visa bagi orang asing.

Jokowi Tak Pilih Karantina Wilayah, Istana: Presiden Lihat Kekacauan di India

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih memilih kebijakan pembatasan sosial skala besar daripada karantina wilayah dalam penanganan virus Corona (COVID-19). Pihak Istana menjelaskan salah satu pertimbangan Jokowi adalah penerapan lockdown yang tidak efektif di India dan Italia.
"Kan sudah ada di dalam UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Di sana kan ada urutannya tuh, karantina rumah, karantina rumah sakit, kemudian ada pembatasan sosial skala besar, baru kemudian karantina wilayah. Dan Presiden melihat kalau karantina wilayah itu dengan kasus saja India, kasus Italia, itu ternyata menimbulkan kekacauan sosial. Kalau tidak direncanakan secara terukur, mengingat contoh-contoh tersebut, Presiden menganggap Indonesia sekarang sudah cukup dengan pembatasan sosial dalam skala besar," kata juru bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, kepada wartawan, Senin (30/3/2020) malam.

Fadjroel mengatakan kebijakan pembatasan sosial skala besar ini sebenarnya diterapkan dalam dua pekan terakhir. Namun, kata Fadjroel, kali ini penerapan pembatasan sosial disertai dengan upaya pendisiplinan hukum.

"Itu sudah dijalankan hampir dua minggu ini. Kampanye social distancing itu kan sudah, pembatasan sosial, tapi di UU Nomor 6 Tahun 2018 yang ditandatangani Pak Jokowi juga, makanya sekarang sekolah diliburkan, kegiatan keagamaan. Oleh Pak Jokowi ditambah dengan pendisiplinan hukum melalui maklumat Kapolri itu. Jadi sebenarnya dari UU Nomor 6 Tahun 2018, yaitu pembatasan sosial berskala besar, terus ditambah maklumat Polri. Kalau orang melakukan kerumunan, itu bisa dibubarkan, melalui KUHP dan itu sampai hari Sabtu kemarin sudah hampir 10 ribuan kerumunan massa dibubarkan," ujar dia.

Menurut Fadjroel, Jokowi sudah merasa cukup dengan pembatasan sosial berskala besar. Selain itu, kata Fadjroel, penerapan darurat sipil merupakan opsi terakhir yang akan diambil pemerintah.

"Kenapa tidak masuk ke karantina wilayah, ya itu tadi Pak Jokowi pertama merasa cukup PSBB dan pendisiplinan hukum. Nah, apabila keadaannya kalau mengikuti pernyataan dalam Perppu Nomor 23 Tahun 1959, apabila dikhawatirkan tidak lagi dapat diatasi oleh alat-alat perlengkapan secara biasa, maka dimungkinkan adanya darurat sipil walaupun Presiden mengatakan sangat-sangat berdoa agar tidak ke arah sana, tidak seperti India. Kalau sudah seperti itu, akan darurat sipil bisa terjadi, tapi Pak Presiden cukup PSBB plus pendisiplinan hukum," imbuh Fadjroel.

Sebelumnya Jokowi menyatakan saat ini pembatasan sosial skala besar perlu diterapkan. Kebijakan itu perlu disertai dengan darurat sipil.

"Saya minta kebijakan pembatasan sosial berskala besar, physical distancing dilakukan lebih tegas, disiplin, dan lebih efektif lagi," demikian kata Presiden Jokowi dalam rapat terbatas laporan Gugus Tugas COVID-19 yang disiarkan lewat akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (30/3).

"Sehingga tadi juga sudah saya sampaikan bahwa perlu didampingi adanya kebijakan darurat sipil," kata Jokowi.

Saat 'Lockdown' Cegah Corona di India Berubah Jadi Tragedi Kemanusiaan (3)

Apapun alasannya, Modi dan pemerintah tampak ceroboh akibat tidak mengantisipasi eksodus ini.

Modi tengah sangat responsif terhadap perjuangan pekerja migran India yang berada di luar negeri: ratusan dari mereka dibawa pulang dengan sejumlah penerbangan khusus. Namun, perjuangan para pekerja yang berada di tanah air tampak kontras.

"Keinginan untuk pulang dalam keadaan krisis merupakan hal yang normal. Jika murid, pelancong, peziarah yang terjebak di luar negeri ingin kembali, begitu pula para pekerja di kota-kota besar. Mereka ingin pulang ke desa mereka. Kita tidak bisa membawa sebagian mereka dengan pesawat, sementara membiarkan sebagian lain jalan kaki pulang," kata Shekhar Gupta, pendiri dan redaktur The Print, dalam sebuah cuitan.

Migrant woman with a baby wearing a face mask as a preventive measure, at Anand vihar bus terminal during the nationwide lock down

Chinmay Tumbe, penulis India Moving: A History of Migration, mengatakan bahwa kota memang menawarkan keamanan ekonomi bagi migran miskin. Namun, keamanan sosial terletak di desa mereka, di mana makanan dan tempat tinggal terjamin.

"Dengan pekerjaan terhenti dan bahkan hilang, mereka sekarang mencari jaminan sosial dan berusaha untuk pulang," katanya kepada saya.

Memang ada banyak preseden terkait pekerja migran yang beranjak saat krisis - banyak pekerja melarikan diri dari kota saat banjir 2005 di Mumbai. Saat pandemi flu Spanyol pada 1918, setengah dari penduduk kota, yang sebagian besar migran, meninggalkan kota, yang waktu itu adalah Bombay.

Ketika wabah menyebar di India barat pada 1994, terjadi "eksodus oleh ratusan ribu orang dari kota industri Surat (di Gurajat) yang hampir setingkat dengan kisah Alkitab", kata sejarawan Frank Snowden dalam bukunya Epidemics and Society.

Saat wabah epidemi sebelumnya pada tahun 1896, setengah dari populasi Bombay beranjak kota itu.

Menurut Snowden, tindakan anti-wabah kejam yang diterapkan oleh penguasa Inggris ternyata menjadi "palu godam yang tumpul, bukan instrumen bedah dengan presisi". Mereka telah membantu menyelamatkan Bombay dari wabah itu, tetapi "penduduk yang melarikan diri membawa penyakit itu, sehingga menyebarkannya."

Lebih dari seabad kemudian, kekhawatiran yang sama menghantui India saat ini. Ratusan ribu pekerja asing akan mencapai rumah, baik dengan berjalan kaki maupun bus. Di sana mereka akan pindah ke rumah keluarga bersama mereka, yang seringkali juga dihuni oleh orang tua yang sudah lanjut usia.

Sekitar 56 distrik di sembilan negara bagian India merupakan setengah dari migrasi pekerja pria, menurut laporan pemerintah. Ini berpotensi menjadi titik-titik pusat setelah ribuan pekerja migran pulang.

Partha Mukhopadhyay, seorang peneliti senior di Pusat Penelitian Kebijakan Delhi, menyarankan bahwa 35.000 dewan desa di 56 distrik harus cek para pekerja migran yang kembali untuk mendeteksi keberadaan virus, dan mengisolasi orang yang terinfeksi di fasilitas-fasilitas lokal.

Pada akhirnya, India menghadapi tantangan yang menakutkan dalam menetapkan karantina wilayah dan juga menghindari konsekuensi fatal bagi orang miskin dan tunawisma.

Snowden mengatakan kepada saya bahwa sebagian besar akan tergantung pada apakah konsekuensi ekonomi dan kehidupan dari penutupan dikelola dengan hati-hati, dan memiliki persetujuan rakyat.

"Jika tidak, ada potensi kesulitan yang sangat serius, ketegangan sosial dan perlawanan." India telah mengumumkan paket bantuan sebesar US$ 22 miliar bagi mereka yang terkena dampak penutupan.

Beberapa hari ke depan akan menentukan apakah pemerintah dapat mengangkut pekerja ke rumah atau meminta pekerja migran menetap di kota dan menyediakan makanan dan uang kepada mereka.

"Orang-orang melupakan taruhan besar di tengah drama tentang konsekuensi dari penutupan: risiko jutaan orang meninggal," kata Nitin Pai dari Takshashila Institution, sebuah lembaga kajian terkemuka.

"Itu juga, kemungkinan yang terkena dampak terburuk adalah orang miskin."

Saat 'Lockdown' Cegah Corona di India Berubah Jadi Tragedi Kemanusiaan (2)

Kali ini, ratusan ribu pekerja migran berusaha pulang ke kampung halaman mereka sendiri. Berjuang melawan rasa lapar dan lelah, mereka saling terikat oleh motivasi kolektif untuk pulang kembali. Rumah di desa menjamin makanan dan kenyamanan keluarga, kata mereka.

Jelas, penutupan wilayah untuk mencegah pandemi berubah menjadi krisis kemanusiaan.

Di antara para pengungsi itu adalah seorang wanita berusia 90 tahun, yang keluarganya menjual mainan murah di lampu lalu lintas di pinggiran kota di luar Delhi.

Kajodi berjalan dengan keluarganya menuju daerah asal mereka di Rajasthan yang terletak 100 km dari tempat dimana mereka berada.

Mereka makan biskuit dan merokok linting, atau bidi, untuk mengurangi rasa lapar. Ia telah berjalan selama tiga jam dan sedang bersandar pada tongkat ketika jurnalis Salik Ahmed menemuinya. Ia tidak membiarkan perjalanan yang memalukan itu mengurangi harga dirinya.

"Dia bilang dia tadinya ingin membeli tiket pulang jika transportasi tersedia," tutur Ahmed kepada saya.

Di antara mereka yang berjalan juga termasuk seorang bocah lelaki berusia lima tahun yang sedang menempuh perjalanan sejauh 700 km dengan ayahnya, yang merupakan seorang pekerja bangunan dari Delhi. Mereka berjalan kaki menuju rumah mereka di negara bagian Madhya Pradesh di India tengah.

"Ketika matahari terbenam, kami akan berhenti dan tidur," ujar sang ayah kepada jurnalis Barkha Dutt.

Sementara, seorang wanita berjalan bersama suaminya dan anak berusia dua-setengah tahun. Tas wanita itu penuh dengan makanan, pakaian dan air. "Kami punya tempat tinggal tetapi tidak punya uang untuk membeli makanan," katanya.

Lalu, ada juga Rajneesh, seorang pekerja mobil berusia 26 tahun yang berjalan 250 km ke desanya di Uttar Pradesh. Dia memperkirakan akan butuh empat hari. "Kita akan mati dalam perjalanan sebelum virus Corona menyerang kita," kata pria itu kepada Dutt.

Dia tidak melebih-lebihkan. Pekan lalu, seorang pria berusia 39 tahun mengeluh sakit dada dan kelelahan dan meninggal dalam perjalanan melintasi 300 km dari Delhi ke Madhya Pradesh; dan seorang pria berusia 62 tahun, kembali dari rumah sakit dengan berjalan kaki di Gujarat, pingsan di luar rumahnya dan meninggal.

Empat migran lain ditolak di perbatasan menuju Rajasthan dari Gujarat. Mereka ditabrak oleh sebuah truk di jalan raya saat gelap.

Saat krisis memburuk, pemerintah tingkat daerah bergegas untuk mengatur transportasi, tempat tinggal dan makanan.

Kajodi Devi

Namun, upaya memindahkan mereka ke desa masing-masing seketika berubah menjadi bagaikan sebuah mimpi buruk. Ratusan ribu pekerja berdesakan di terminal bus utama di Delhi saat bus satu per satu datang untuk menjemput mereka.

Ketua Menteri Delhi, Arvind Kejriwa, memohon kepada para pekerja untuk tidak meninggalkan ibu kota. Dia meminta mereka untuk "menetap di mana pun Anda berada, karena dalam kerumunan, Anda juga berisiko terinfeksi virus Corona."

Ia mengatakan pemerintah akan membayar biaya tempat tinggal mereka, dan juga mengumumkan pembukaan 568 pusat-pusat pembagian makanan di ibu kota.

Perdana Menteri Narendra Modi tengah minta maaf atas penutupan "yang telah menciptakan kesulitan dalam hidup Anda, terutama bagi orang-orang miskin", dan menambahkan "langkah-langkah tegas diperlukan untuk memenangkan pertempuran ini."

Saat 'Lockdown' Cegah Corona di India Berubah Jadi Tragedi Kemanusiaan

Ketika saya berbicara dengannya di telepon, ia baru saja pulang ke desanya di Negara Bagian Rajasthan, India bagian utara, tempat dia bekerja sebagai tukang batu.
Di bawah terik panas matahari, Goutam Lal Meena telah berjalan menyusuri jalan aspal sejauh 300 km dengan mengenakan sandal. Dia mengaku bertahan dengan mengonsumsi air dan biskuit.

Di Gujarat, Meena dapat menghasilkan hingga 400 rupee (Rp 87.000) sehari dan mengirim sebagian besar penghasilannya ke rumah.

Pekerjaan dan upah mengering setelah India pada tengah malam 24 Maret lalu menyatakan karantina wilayah alias lockdown demi membatasi penyebaran virus corona. Pemerintah memberi warganya empat jam untuk bersiap-siap.

India telah mencatat lebih dari 1.000 kasus COVID-19 dan 27 orang meninggal dunia. Penutupan wilayah itu juga berimbas pada transportasi sehingga Meena terpaksa berjalan kaki.

"Aku berjalan sepanjang hari dan berjalan sepanjang malam. Pilihan apa yang kumiliki? Aku punya sedikit uang dan hampir tidak ada makanan," kata Meena, dengan suaranya yang terdengar serak dan tegang.

Kaum miskin India takut kelaparan akan membunuh kami lebih dulu sebelum virus corona

Ia tidak sendirian. Di seluruh India, jutaan pekerja migran melarikan diri dari kota-kota yang tutup dan kembali ke desa mereka.

Para pekerja informal ini adalah tulang punggung perekonomian kota besar, mereka membangun rumah, memasak makanan, melayani di restoran-restoran, mengantar makanan, memotong rambut di salon, membuat mobil, membuat pipa toilet, dan mengantarkan koran.

Mereka berusaha melarikan diri dari kemiskinan di desa mereka dan sebagian besar dari 100 juta pekerja informal itu tinggal di perumahan kumuh sambil berharap dapat meraih masa depan yang lebih sejahtera.

Migrant workers head home on Day 5 of the 21 day nationwide lockdown imposed by PM Narendra Modi to curb the spread of coronavirus, at NH9 road, near Vijay Nagar, on March 29, 2020 in Ghaziabad, India

Para pekerja migran ini seketika menjadi pengungsi akibat penutupan wilayah minggu lalu. Tempat kerja mereka ditutup, dan sebagian besar karyawan dan kontraktor yang membayar mereka menghilang.

Pekan lalu, segerombol laki-laki, perempuan, hingga anak-anak memulai perjalanan mereka pada saat yang berbeda-beda.

Mereka membawa barang-barang mereka yang seadanya, seperti makanan, minuman dan pakaian di dalam tas sederhana yang terbuat dari kain murah. Para pria muda membawa tas ransel. Ketika anak-anak terlalu lelah untuk berjalan, orang tua mereka menggendong mereka.

Mereka berjalan di bawah matahari dan berjalan di bawah bintang-bintang. Sebagian besar mengatakan mereka kehabisan uang dan takut mereka akan kelaparan.

"India berjalan pulang," bunyi tajuk utama surat kabar The Indian Express.

Eksodus besar-besaran itu mengingatkan khalayak dunia pada pelarian para pengungsi selama masa perpisahan berdarah pada 1947 lampau. Jutaan pengungsi berjalan ke Pakistan timur dan barat, dalam sebuah migrasi yang menelantarkan 15 juta orang.

Sabtu, 28 Maret 2020

Tak Hanya Indonesia, Maskapai Amerika Juga Pangkas Tiket Setengah Harga

Wabah Corona memberi efek pada semua kalangan dan juga negara. Termasuk maskapai Amerika yang memberikan potongan tiket setengah harga.

Seperti yang diberitakan Fox News, Sabtu (28/3/2020) United Airlines membuat kebijakan dengan memangkas harga tiket domestik hingga 52 persen. Hal ini dalam menyikapi dampak yang diberikan virus Corona.

Selain pemotongan harga tiket, sebelumnya United Airlines juga telah mengumumkan pengurangan penerbangan internasional sebesar 90 persen. Dan maskapai ini hanya melayani 6 kali sehari ke Asia, Australia, Amerika Latin, Timur Tengah dan Eropa.

Dalam pernyataannya ke media, United menyebutkan bahwa mereka mengalami penurunan secara keseluruhan sebesar 68 persen.

Langkah lain yang juga diambil United Airlines yaitu bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri AS dan pemerintah negara bagian, serta kota setempat untuk mengoperasikan penerbangan dengan tujuan tertentu.

Mereka juga menawarkan membawa orang Amerika kembali ke Amerika Serikat apabila terjebak di luar negeri karena imbas virus Corona.

Virus Corona dan Kebijakan Emirates

 Tidak hanya menghentikan layanan terbang untuk penumpang saja. Emirates mengambil beberapa langkah dalam menghadapi COVID-19, salah satunya dengan mengurangi gaji.

Dari rilis yang diterima detikcom, Sabtu (28/3/2020) Emirates Group telah menjalankan beberapa tindakan untuk membatasi biaya. Hal ini dilakukan dengan melihat prediksi terhadap permintaan perjalanan yang akan tetap lemah di seluruh pasar dalam beberapa waktu ke depan.

Hal-hal ini termasuk:

1. Menunda atau membatalkan pengeluaran yang tidak wajib
2. Penghentian semua pekerjaan rekrutmen dan konsultasi yang tidak krusial
3. Bekerja sama dengan suppliers untuk berhemat dan melakukan efisiensi biaya
4. Menganjurkan karyawan untuk mengambil cuti berbayar atau tidak dibayar karena berkurangnya frekuensi penerbangan
5. Pengurangan gaji pokok sementara untuk sebagian besar karyawan Emirates Group selama tiga bulan, mulai dari 25% hingga 50%. Tunjangan lainnya akan tetap dibayar selama waktu ini. Karyawan level junior akan dibebaskan dari pengurangan gaji pokok ini.
6. Presiden Emirates dan dnata - Sir Tim Clark dan Gary Chapman - akan menerima 100% potongan gaji pokok selama tiga bulan

Mengenai keputusan untuk mengurangi gaji pokok, Chairman and Chief Executive of Emirates Group, Sheikh Ahmed menegaskan untuk mengambil pilihan lain daripada harus memecat karyawannya.

"Daripada meminta karyawan untuk meninggalkan perusahaan, kami memilih untuk menjalankan pemotongan gaji pokok sementara karena kami ingin melindungi mereka dan mempertahankan karyawan yang bertalenta sebaik mungkin. Kami ingin menghindari memberhentikan karyawan. Ketika permintaan naik kembali, kami juga ingin dapat segera menjalankan layanan kembali dan melanjutkan layanan kami kepada pelanggan," ujarnya.

Emirates juga sangat tidak menganjurkan para karyawan untuk melakukan perjalanan yang tidak penting. Oleh karena itu, Emirates menjalankan kebijakan bekerja di rumah untuk semua karyawan jika memungkinkan. Serta melakukan pembersihan dan protokol disinfeksi tingkat tinggi di setiap fasilitas, melakukan pemeriksaan suhu di titik pintu masuk utama kantor, dan meluncurkan kampanye edukasi internal mengenai kebersihan tangan dan kesehatan untuk mengurangi risiko COVID-19.

Beberapa minggu belakangan ini, perusahaan juga menerapkan pembersihan dan disinfeksi tingkat tinggi di seluruh pesawat dari Dubai sebagai tindakan pencegahan. Emirates juga bekerja sama dengan pihak bandara untuk menerapkan pemeriksaan seperti yang diwajibkan oleh otoritas lokal.

Karyawan yang berada di garis depan seperti awak kabin dan tim bandara juga telah disediakan bantuan agar tetap aman selama bertugas, termasuk menyediakan sanitasi tangan dan masker saat dibutuhkan. Emirates Group mendukung sepenuhnya semua inisiatif untuk menjaga kesehatan komunitas di semua wilayah operasional Emirates, termasuk arahan UEA terhadap COVID-19.

Jepang Tak Terima Wisatawan Indonesia Hingga April

Jepang semakin menutup diri. Turis pun mulai dibatasi, termasuk dari Indonesia.

Melalui akun resmi di Instagram, KBRI Tokyo memberikan informasi terkait dengan pembatasan wisatawan Indonesia. Kebijakan baru ini dilakukan untuk mencegah penyeberan pandemi Corona di Jepang.

"Bagi WNI yang berencana berkunjung ke Jepang, agar memperhatikan dan mengikuti Kebijakan Baru Pemerintah Jepang yang melarang masuknya pendatang dari sejumlah negara (termasuk dari Indonesia) mulai tanggal 28 Maret 2020 hingga akhir April 2020," tulis KBRI Tokyo.
undefined

Dari kebijakan baru ini diikuti dengan pembatalan kebijakan bebas visa (visa waiver) dan pembatalan keberlakuan kartu APEC business travel.

Kemudian visa yang dikeluarkan oleh Kedubes maupun Konsulat Jendral Jepang di Indonesia sebelum tanggal 27 Maret 2020 dinyatakan tidak berlaku. Kedubes juga tidak menerbitkan visa baru mulai tanggal 28 Maret 2020.

Kebijakan ini tidak berlaku bagi WNI yang telah berstatus menetap (residen) di Jepang dan mengisi formulir re-entry Jepang.

Residen yang kembali ke Jepang setelah bepergian dari sejumlah negara, termasuk Indonesia, akan dikenakan prosedur karantina selama 14 hari. Kebijakan ini ditetapkan langsung oleh Otoritas Jepang.

Tak Hanya Indonesia, Maskapai Amerika Juga Pangkas Tiket Setengah Harga

Wabah Corona memberi efek pada semua kalangan dan juga negara. Termasuk maskapai Amerika yang memberikan potongan tiket setengah harga.

Seperti yang diberitakan Fox News, Sabtu (28/3/2020) United Airlines membuat kebijakan dengan memangkas harga tiket domestik hingga 52 persen. Hal ini dalam menyikapi dampak yang diberikan virus Corona.

Selain pemotongan harga tiket, sebelumnya United Airlines juga telah mengumumkan pengurangan penerbangan internasional sebesar 90 persen. Dan maskapai ini hanya melayani 6 kali sehari ke Asia, Australia, Amerika Latin, Timur Tengah dan Eropa.

Dalam pernyataannya ke media, United menyebutkan bahwa mereka mengalami penurunan secara keseluruhan sebesar 68 persen.

Langkah lain yang juga diambil United Airlines yaitu bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri AS dan pemerintah negara bagian, serta kota setempat untuk mengoperasikan penerbangan dengan tujuan tertentu.

Mereka juga menawarkan membawa orang Amerika kembali ke Amerika Serikat apabila terjebak di luar negeri karena imbas virus Corona.

Virus Corona dan Kebijakan Emirates

 Tidak hanya menghentikan layanan terbang untuk penumpang saja. Emirates mengambil beberapa langkah dalam menghadapi COVID-19, salah satunya dengan mengurangi gaji.

Dari rilis yang diterima detikcom, Sabtu (28/3/2020) Emirates Group telah menjalankan beberapa tindakan untuk membatasi biaya. Hal ini dilakukan dengan melihat prediksi terhadap permintaan perjalanan yang akan tetap lemah di seluruh pasar dalam beberapa waktu ke depan.

Hal-hal ini termasuk:

1. Menunda atau membatalkan pengeluaran yang tidak wajib
2. Penghentian semua pekerjaan rekrutmen dan konsultasi yang tidak krusial
3. Bekerja sama dengan suppliers untuk berhemat dan melakukan efisiensi biaya
4. Menganjurkan karyawan untuk mengambil cuti berbayar atau tidak dibayar karena berkurangnya frekuensi penerbangan
5. Pengurangan gaji pokok sementara untuk sebagian besar karyawan Emirates Group selama tiga bulan, mulai dari 25% hingga 50%. Tunjangan lainnya akan tetap dibayar selama waktu ini. Karyawan level junior akan dibebaskan dari pengurangan gaji pokok ini.
6. Presiden Emirates dan dnata - Sir Tim Clark dan Gary Chapman - akan menerima 100% potongan gaji pokok selama tiga bulan

Mengenai keputusan untuk mengurangi gaji pokok, Chairman and Chief Executive of Emirates Group, Sheikh Ahmed menegaskan untuk mengambil pilihan lain daripada harus memecat karyawannya.

"Daripada meminta karyawan untuk meninggalkan perusahaan, kami memilih untuk menjalankan pemotongan gaji pokok sementara karena kami ingin melindungi mereka dan mempertahankan karyawan yang bertalenta sebaik mungkin. Kami ingin menghindari memberhentikan karyawan. Ketika permintaan naik kembali, kami juga ingin dapat segera menjalankan layanan kembali dan melanjutkan layanan kami kepada pelanggan," ujarnya.

AirAsia Setop Sementara Semua Penerbangan Indonesia

Maskapai Air Asia mengambil kebijakan baru terkait dengan pencegahan penyebaran virus Corona di Indonesia. Semua penerbangan Indonesia disetop sementara.
Dari rilis yang diterima detikcom, Sabtu (28/3/2020) Air Asia menyatakan untuk mendukung upaya pemerintah Republik Indonesia dalam mengatasi penyebaran pandemi Corona.

AirAsia Indonesia (kode penerbangan QZ) berinisiatif untuk menghentikan sementara seluruh layanan penerbangan mulai 1 April 2020.

Penerbangan rute domestik akan dihentikan sementara hingga 21 April 2020. Sedangkan rute internasional dihentikan hingga 17 Mei 2020.

AirAsia Indonesia akan terus memantau perkembangan situasi dan akan melakukan langkah antisipasi yang diperlukan untuk memulai kembali layanan penerbangan nantinya saat situasi mulai membaik.

Penumpang yang sudah membeli tiket akan menerima pemberitahuan melalui email dan SMS yang terdaftar saat pembelian tiket. AirAsia menawarkan fleksibilitas pilihan termasuk kesempatan untuk mengubah jadwal tanpa batas dan tanpa biaya tambahan.

Ada pula fasilitas 'Akun Kredit' berupa saldo senilai pembelian yang dapat digunakan untuk pembelian tiket berikutnya selama 365 hari.

"Bagi calon penumpang yang mempunyai kebutuhan mendesak untuk melakukan perjalanan dalam waktu dekat, AirAsia Indonesia menyarankan untuk mengubah jadwal keberangkatannya menjadi sebelum tanggal 1 April 2020," tulis AirAsia.

Traveler yang mau memerlukan informasi lebih lanjut, bisa mencarinya di situs resmi AirAsia.

"AirAsia Indonesia tetap berkomitmen menawarkan layanan penerbangan khusus dalam upaya repatriasi Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing, maupun pengiriman barang bantuan ke lokasi-lokasi yang terdampak oleh situasi pembatasan perjalanan," tutup AirAsia.

Jepang Tak Terima Wisatawan Indonesia Hingga April

Jepang semakin menutup diri. Turis pun mulai dibatasi, termasuk dari Indonesia.

Melalui akun resmi di Instagram, KBRI Tokyo memberikan informasi terkait dengan pembatasan wisatawan Indonesia. Kebijakan baru ini dilakukan untuk mencegah penyeberan pandemi Corona di Jepang.

"Bagi WNI yang berencana berkunjung ke Jepang, agar memperhatikan dan mengikuti Kebijakan Baru Pemerintah Jepang yang melarang masuknya pendatang dari sejumlah negara (termasuk dari Indonesia) mulai tanggal 28 Maret 2020 hingga akhir April 2020," tulis KBRI Tokyo.
undefined

Dari kebijakan baru ini diikuti dengan pembatalan kebijakan bebas visa (visa waiver) dan pembatalan keberlakuan kartu APEC business travel.

Kemudian visa yang dikeluarkan oleh Kedubes maupun Konsulat Jendral Jepang di Indonesia sebelum tanggal 27 Maret 2020 dinyatakan tidak berlaku. Kedubes juga tidak menerbitkan visa baru mulai tanggal 28 Maret 2020.

Kebijakan ini tidak berlaku bagi WNI yang telah berstatus menetap (residen) di Jepang dan mengisi formulir re-entry Jepang.

Residen yang kembali ke Jepang setelah bepergian dari sejumlah negara, termasuk Indonesia, akan dikenakan prosedur karantina selama 14 hari. Kebijakan ini ditetapkan langsung oleh Otoritas Jepang.

tiket.com Ajak Pengguna Tukar TIX Point buat Lawan Covid-19

tiket.com menginisiasi gerakan tiket.com berbagi sehat untuk menyebarkan harapan baik dan semangat dari masyarakat untuk bersama-sama melalui masa sulit ini. Melalui gerakan ini tiket.com ingin berkontribusi sekaligus memberikan semangat kepada masyarakat Indonesia bahwa kita bisa melalui masa sulit ini bersama-sama.
"Kampanye ini juga menjadi sarana kerjasama yang baik antara tiket.com dan pelanggan setianya untuk membantu para tenaga medis sebagai garda terdepan dalam menghadapi pandemi ini," ujar Campaign Manager tiket.com Muhammad Anugraha Arisha dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/3/2020).

tiket.com juga mengajak seluruh pelanggan untuk ikut serta melakukan tindakan nyata yang bermanfaat bagi sesama, yaitu dengan menukarkan TIX Point yang mereka punya dalam jumlah tertentu yang nantinya akan disalurkan untuk pembelian Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis di seluruh Indonesia.

"Melalui gerakan ini, tiket.com sekaligus ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk dedikasi dan perjuangan tanpa henti dari para tenaga medis terutama rekan rekan dokter, perawat dan petugas medis dalam menangani pasien yang terinfeksi, karena mereka adalah garda terdepan dalam melawan COVID-19. Tiket.com juga berharap seluruh masyarakat dapat bersatu untuk dapat saling mendukung melalui doa, dan peran secara nyata untuk Indonesia. Dengan tetap berdiam diri di rumah, kita masih tetap bisa membantu saudara-saudara kita yang sedang berjuang dalam melawan COVID-19 melalui kanal donasi TIX Point ini," ujarnya.

TIX Point merupakan loyalty point yang didapatkan oleh pengguna yang melakukan pemesanan tiket pesawat atau hotel di tiket.com. Pelanggan tiket.com dapat berdonasi dengan TIX Point yang mereka miliki mulai tanggal 27 Maret 2020 melalui platform yang telah disediakan.

Adapun cara lengkap untuk berdonasi bisa dengan cara berikut:

1. Log in dan akses tiket.com melalui desktop

2. Masuk ke halaman TIX Point (Pojok kanan atas)

3. Masuk ke halaman TIX Shop

4. Pilih subcategory "Wishes from Heart"

5. Pilih nilai yang akan disumbangkan (20.000, 50.000, atau 100.000 TIX Point)

6. Klik 'Tukar' dan ikuti proses nya sampai selesai.

7. Anda akan menerima konfirmasi melalui email, klik button "Tukarkan TIX Point Anda" dalam email untuk mengkonfirmasi penukaran Anda.

8. Selamat, proses penukaran selesai, Anda berhasil melakukan redeem dan sudah ikut serta dalam semangat untuk berbagi.

Seluruh donasi yang terkumpul dari penukaran TIX Point nantinya akan digabungkan dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari tiket.com. Dana akan dibelikan barang-barang kebutuhan penanggulangan dampak pandemi Covid-19 seperti APD yang layak untuk tenaga medis seperti masker (surgical mask), hand sanitizer yang bersertifikasi medis, multivitamin, hand glove, dan hazmat suit.

Barang-barang yang dibeli dari hasil donasi ini nantinya akan disalurkan melalui lembaga sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk didistribusikan ke lokasi-lokasi rumah sakit di seluruh Indonesia dan berbagai tempat yang diprioritaskan lainnya.

India Lockdown, Binatang Langka Ini Malah Muncul Lagi

Baru-baru ini Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan penutupan India atau lockdown. Namun, binatang langka ini malah muncul kembali di India.
Sebuah kejadian tak biasa terjadi di Kota Meppayur, Kerala, di hari kedua lockdown di India. Sebuah binatang yang disebut telah punah pada tahun 1990-an tampak di jalanan kota tersebut yang tengah lengang.

Keunikan itu pun pertama kali diketahui lewat unggahan video di laman Twitter Parveen Kaswan, seorang anggota petugas kehutanan India sekaligus Union for Conservation of Nature (IUCN).

Dilihat detikcom, Sabtu (28/3/2020), video singkat berdurasi 14 detik itu menampilkan seekor Civet atau Musang Malabar yang tampak sedang berjalan di zebra cross kota Meppayur.

"Seekor Civet india yang merupakan binatang nokturnal tengah berjalan santai di siang hari di Kota Meppayur, Kozhikode, Kerala, India. Mereka merupakan fauna tempat ini. Jalanan yang lengang memebuat mereka dapat berjalan dengan bebas," cuit Parveen.

Sayang, Parveen tidak menemukan siapa pengunduh asli video tersebut. Di satu sisi, tak sedikit yang meragukan kebenaran dari video tersebut.

Hanya dalam takarirnya, Parveen berujar kalau video itu asli dan bukan rekayasa. Ia pun telah memastikan kebenaran dari video tersebut.

"Itu bukan 3D, sudah saya konfirmasi. Mungkin juga binatang itu tengah sakit, tapi mereka adalah makhluk nokturnal. Jadi wajar kalau mereka kesulitan berjalan di siang bolong," cuit Parveen.

Menurut catatan IUCN pada tahun 1990, keberadaan musang malabar ini hanya tersisa sekitar 250 ekor saja di dunia. Diprediksi kalau musang tersebut malah sudah punah atau benar-benar terisolasi di habitat aslinya di pedalaman Malabar Selatan. Setidaknya, video tersebut telah membuktikan keberadaan mereka yang disebut punah.

tiket.com Ajak Pengguna Tukar TIX Point buat Lawan Covid-19

tiket.com menginisiasi gerakan tiket.com berbagi sehat untuk menyebarkan harapan baik dan semangat dari masyarakat untuk bersama-sama melalui masa sulit ini. Melalui gerakan ini tiket.com ingin berkontribusi sekaligus memberikan semangat kepada masyarakat Indonesia bahwa kita bisa melalui masa sulit ini bersama-sama.
"Kampanye ini juga menjadi sarana kerjasama yang baik antara tiket.com dan pelanggan setianya untuk membantu para tenaga medis sebagai garda terdepan dalam menghadapi pandemi ini," ujar Campaign Manager tiket.com Muhammad Anugraha Arisha dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/3/2020).

tiket.com juga mengajak seluruh pelanggan untuk ikut serta melakukan tindakan nyata yang bermanfaat bagi sesama, yaitu dengan menukarkan TIX Point yang mereka punya dalam jumlah tertentu yang nantinya akan disalurkan untuk pembelian Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis di seluruh Indonesia.

"Melalui gerakan ini, tiket.com sekaligus ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk dedikasi dan perjuangan tanpa henti dari para tenaga medis terutama rekan rekan dokter, perawat dan petugas medis dalam menangani pasien yang terinfeksi, karena mereka adalah garda terdepan dalam melawan COVID-19. Tiket.com juga berharap seluruh masyarakat dapat bersatu untuk dapat saling mendukung melalui doa, dan peran secara nyata untuk Indonesia. Dengan tetap berdiam diri di rumah, kita masih tetap bisa membantu saudara-saudara kita yang sedang berjuang dalam melawan COVID-19 melalui kanal donasi TIX Point ini," ujarnya.

TIX Point merupakan loyalty point yang didapatkan oleh pengguna yang melakukan pemesanan tiket pesawat atau hotel di tiket.com. Pelanggan tiket.com dapat berdonasi dengan TIX Point yang mereka miliki mulai tanggal 27 Maret 2020 melalui platform yang telah disediakan.

Adapun cara lengkap untuk berdonasi bisa dengan cara berikut:

1. Log in dan akses tiket.com melalui desktop

2. Masuk ke halaman TIX Point (Pojok kanan atas)

3. Masuk ke halaman TIX Shop

4. Pilih subcategory "Wishes from Heart"

5. Pilih nilai yang akan disumbangkan (20.000, 50.000, atau 100.000 TIX Point)

6. Klik 'Tukar' dan ikuti proses nya sampai selesai.

7. Anda akan menerima konfirmasi melalui email, klik button "Tukarkan TIX Point Anda" dalam email untuk mengkonfirmasi penukaran Anda.

8. Selamat, proses penukaran selesai, Anda berhasil melakukan redeem dan sudah ikut serta dalam semangat untuk berbagi.

Cerita Traveler Aman dari Corona, Tapi Terjebak di Antartika

Traveler satu ini boleh jadi aman dari serangan virus Corona, tapi kenyataannya dia tidak bisa ke mana-mana karena terjebak di Antartika.

Adalah Sarah Slack (44), traveler dari Amerika Serikat yang punya kisah unik terkait pandemi virus Corona. Sampai saat ini, Sarah merasa aman-aman saja, karena di tempatnya sekarang, belum ada kasus orang yang positif terjangkit virus Corona.

Masalahnya, posisi Sarah sekarang berada di benua Antartika. Sarah juga tidak bisa ke mana-mana karena semua perbatasan di lockdown dan posisi tepatnya sedang berada di antah berantah.

"Saat ini kami sedang berada di Laut Bellingshausen, tak jauh dari sisi selatan Antartika Peninsula. Kami dijadwalkan bersandar di Chile, kami berharap bisa sampai ke sana dalam beberapa hari ke depan," kata Sarah seperti dilansir detikTravel dari New York Post, Kamis (27/3/2020).

Sarah sendiri tergabung dalam tim penelitan dari International Thwaites Glacier Collaboration. Proyek yang didanai oleh PolarTREC ini bertugas meneliti perubahan permukaan laut di sisi barat benua Antartika.

Meski perbatasan Chile sudah ditutup, tapi Sarah dan timnya dibekali visa waiver yang mengizinkan mereka untuk bersandar dan pergi ke bandara. Tapi Sarah tidak tahu apakah bisa terbang atau tidak karena belum tentu ada penerbangan kembali ke Amerika Serikat.

"Saya mau pulang ke rumah, bertemu kembali dengan kekasih dan anjing saya. Saya juga khawatir dengan murid-murid saya," imbuh Sarah.

Untuk membunuh waktu di atas kapal, Sarah dan timnya bermain ping pong dan juga aneka permainan lainnya. Selain itu, mereka juga punya 'stok' ribuan film untuk ditonton dalam server komputer kantornya.

"Kami semua berencana nonton film 'Up'. Saya rasa menangis tu perlu dan bakal membantu kita semua," pungkas Sarah.

India Lockdown, Binatang Langka Ini Malah Muncul Lagi

Baru-baru ini Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan penutupan India atau lockdown. Namun, binatang langka ini malah muncul kembali di India.
Sebuah kejadian tak biasa terjadi di Kota Meppayur, Kerala, di hari kedua lockdown di India. Sebuah binatang yang disebut telah punah pada tahun 1990-an tampak di jalanan kota tersebut yang tengah lengang.

Keunikan itu pun pertama kali diketahui lewat unggahan video di laman Twitter Parveen Kaswan, seorang anggota petugas kehutanan India sekaligus Union for Conservation of Nature (IUCN).

Dilihat detikcom, Sabtu (28/3/2020), video singkat berdurasi 14 detik itu menampilkan seekor Civet atau Musang Malabar yang tampak sedang berjalan di zebra cross kota Meppayur.

"Seekor Civet india yang merupakan binatang nokturnal tengah berjalan santai di siang hari di Kota Meppayur, Kozhikode, Kerala, India. Mereka merupakan fauna tempat ini. Jalanan yang lengang memebuat mereka dapat berjalan dengan bebas," cuit Parveen.

Sayang, Parveen tidak menemukan siapa pengunduh asli video tersebut. Di satu sisi, tak sedikit yang meragukan kebenaran dari video tersebut.

Hanya dalam takarirnya, Parveen berujar kalau video itu asli dan bukan rekayasa. Ia pun telah memastikan kebenaran dari video tersebut.

"Itu bukan 3D, sudah saya konfirmasi. Mungkin juga binatang itu tengah sakit, tapi mereka adalah makhluk nokturnal. Jadi wajar kalau mereka kesulitan berjalan di siang bolong," cuit Parveen.

Menurut catatan IUCN pada tahun 1990, keberadaan musang malabar ini hanya tersisa sekitar 250 ekor saja di dunia. Diprediksi kalau musang tersebut malah sudah punah atau benar-benar terisolasi di habitat aslinya di pedalaman Malabar Selatan. Setidaknya, video tersebut telah membuktikan keberadaan mereka yang disebut punah.

India Lockdown, Pukulan Bagi Pariwisatanya

India resmi lockdown. Hal ini jelas menjadi pukulan telak bagi industri pariwisatanya dimana perhotelan dan pariwisata India lumpuh karena pandemi Corona. Sebelum lockdown, India mengalami penurunan turis hingga 9,3 persen mulai dari Februari dan diprediksi terus menurun.

India memiliki 3.691 situs arkeologi dan 38 di antaranya terdaftar sebagai situs warisan dunia. Salah satunya adalah Taj Mahal.

Pada bulan Januari-Februari, Taj Mahal sanggup untuk menjual sebanyak 22.000 tiket. Namun dua hari sebelum penutupan Taj Mahal, tiket bahkan tak terjual sampai 8.000.

Tak hanya itu, sektor maskapai pun ikut merasakan imbasnya. Centre for Asia Pacific Aviation India (CAPA) mengatakan bahwa industri penerbangan di India sudah merugi sebesar USD 500-600 juta di awal tahun sejak wabah pandemi Corona atau sekitar Rp 9 triliun.

CAPA memperingkatkan pemerintah, jika tidak melakukan intervensi maka beberapa maskapai penerbangan India akan tutup pada bulai Mei atau Juni karena krisis keuangan.

Padahal musim panas sudah di depan mata. Musim ini menjadi momen yang ditunggu oleh India untuk mendapatkan uang dari pariwisata.

"Bisnis benar-benar tersendat. Bahkan jika COVID-19 menurun, pemulihan masih akan memakan waktu 8-10 bulan. Stakeholder swasta tak akan pulih tanpa bantuan keuangan dari pemerintah," ujar Siddhart Jain, CEO Sapphire Ventures dan Direktur Kazin Travel Consultants LLP.

"Kami berharap akan menerima wisatawan kembali pada 2-3 minggu ke depan. Namun hal ini tergantung dari seberapa baik penangan di negara kami," katanya.

India lockdown sejak 24 Maret dan akan berlangsung selama 21 hari. Sampai Sabtu (28/3/2020) sudah ada 887 kasus yang dikonfirmasi oleh India.

Cerita Traveler Aman dari Corona, Tapi Terjebak di Antartika

Traveler satu ini boleh jadi aman dari serangan virus Corona, tapi kenyataannya dia tidak bisa ke mana-mana karena terjebak di Antartika.

Adalah Sarah Slack (44), traveler dari Amerika Serikat yang punya kisah unik terkait pandemi virus Corona. Sampai saat ini, Sarah merasa aman-aman saja, karena di tempatnya sekarang, belum ada kasus orang yang positif terjangkit virus Corona.

Masalahnya, posisi Sarah sekarang berada di benua Antartika. Sarah juga tidak bisa ke mana-mana karena semua perbatasan di lockdown dan posisi tepatnya sedang berada di antah berantah.

"Saat ini kami sedang berada di Laut Bellingshausen, tak jauh dari sisi selatan Antartika Peninsula. Kami dijadwalkan bersandar di Chile, kami berharap bisa sampai ke sana dalam beberapa hari ke depan," kata Sarah seperti dilansir detikTravel dari New York Post, Kamis (27/3/2020).

Sarah sendiri tergabung dalam tim penelitan dari International Thwaites Glacier Collaboration. Proyek yang didanai oleh PolarTREC ini bertugas meneliti perubahan permukaan laut di sisi barat benua Antartika.

Meski perbatasan Chile sudah ditutup, tapi Sarah dan timnya dibekali visa waiver yang mengizinkan mereka untuk bersandar dan pergi ke bandara. Tapi Sarah tidak tahu apakah bisa terbang atau tidak karena belum tentu ada penerbangan kembali ke Amerika Serikat.

"Saya mau pulang ke rumah, bertemu kembali dengan kekasih dan anjing saya. Saya juga khawatir dengan murid-murid saya," imbuh Sarah.

Untuk membunuh waktu di atas kapal, Sarah dan timnya bermain ping pong dan juga aneka permainan lainnya. Selain itu, mereka juga punya 'stok' ribuan film untuk ditonton dalam server komputer kantornya.

"Kami semua berencana nonton film 'Up'. Saya rasa menangis tu perlu dan bakal membantu kita semua," pungkas Sarah.

Taman Bunga Sakura di Tokyo Ditutup untuk Cegah Corona

 Momen mekarnya bunga sakura di Tokyo tahun ini tak dapat dinikmati dengan sukacita. Dengan mewabahnya virus Corona, pemerintah Tokyo menutup taman-taman sakura supaya untuk meminimalisir penyebaran virus itu.
Sebelum taman ditutup, Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, telah meminta 13,9 juta warganya untuk tetap tinggal di rumah pada pekan ini. Hal ini untuk mencegah semakin menyebarnya Corona yang sudah menjangkiti ibu kota Jepang itu. Namun aturan ini tak sepenuhnya diindahkan warga. Mereka masih antusias menyaksikan bunga yang mekar setahun sekali itu.

Salah taman yang ditutup adalah Ueno Park (Taman Ueno), sebagaimana diberitakan Associated Press. Taman ini merupakan lokasi favorit untuk melihat hanami atau pemandangan bunga sakura. Di sekitar taman terdapat tanda 'dilarang pesta' dan 'berbahaya, dilarang masuk'.

Kondisi taman yang ditutup ini tampak kosong dari kunjungan orang-orang. Pemandangannya jelas berbeda dengan pekan lalu dimana orang-orang masih berdatangan untuk menyaksikan mekarnya bunga nasional Jepang itu.

Koike juga meminta warga Tokyo untuk menunda melihat bunga sakura sampai tahun depan. "Bunga sakura akan mekar tahun depan. Prioritas kami saat ini adalah mengatasi masa sulit ini," katanya.

Selain taman-taman bunga, pemerintah Tokyo juga akan menutup taman hiburan, kebun binatang, akuarium, kedai kopi dan department store. Hal ini dikarenakan banyaknya anak muda yang masih berkeliaran dan berpotensi menularkan Corona. Hingga Kamis (26/3) tercatat telah ditemukan 259 kasus Corona di sana. Koike bahkan mewacanakan akan menutup Tokyo bila virus ini terus menyebar.

Salah satu warga Tokyo, Daichi Harada yang sedang berjalan-jalan bersama anjingnya setelah sekian lama mendekam di rumah, mendukung upaya pemerintah tersebut.

"Tokyo memerintahkan kita untuk berhenti melihat bunga sakura. Adalah tugas kita untuk tinggal di rumah," tutupnya.

India Lockdown, Pukulan Bagi Pariwisatanya

India resmi lockdown. Hal ini jelas menjadi pukulan telak bagi industri pariwisatanya dimana perhotelan dan pariwisata India lumpuh karena pandemi Corona. Sebelum lockdown, India mengalami penurunan turis hingga 9,3 persen mulai dari Februari dan diprediksi terus menurun.

India memiliki 3.691 situs arkeologi dan 38 di antaranya terdaftar sebagai situs warisan dunia. Salah satunya adalah Taj Mahal.

Pada bulan Januari-Februari, Taj Mahal sanggup untuk menjual sebanyak 22.000 tiket. Namun dua hari sebelum penutupan Taj Mahal, tiket bahkan tak terjual sampai 8.000.

Tak hanya itu, sektor maskapai pun ikut merasakan imbasnya. Centre for Asia Pacific Aviation India (CAPA) mengatakan bahwa industri penerbangan di India sudah merugi sebesar USD 500-600 juta di awal tahun sejak wabah pandemi Corona atau sekitar Rp 9 triliun.

CAPA memperingkatkan pemerintah, jika tidak melakukan intervensi maka beberapa maskapai penerbangan India akan tutup pada bulai Mei atau Juni karena krisis keuangan.

Padahal musim panas sudah di depan mata. Musim ini menjadi momen yang ditunggu oleh India untuk mendapatkan uang dari pariwisata.

"Bisnis benar-benar tersendat. Bahkan jika COVID-19 menurun, pemulihan masih akan memakan waktu 8-10 bulan. Stakeholder swasta tak akan pulih tanpa bantuan keuangan dari pemerintah," ujar Siddhart Jain, CEO Sapphire Ventures dan Direktur Kazin Travel Consultants LLP.

"Kami berharap akan menerima wisatawan kembali pada 2-3 minggu ke depan. Namun hal ini tergantung dari seberapa baik penangan di negara kami," katanya.

India lockdown sejak 24 Maret dan akan berlangsung selama 21 hari. Sampai Sabtu (28/3/2020) sudah ada 887 kasus yang dikonfirmasi oleh India.

Kemenparekraf Ajak Hotel Kerjasama Untuk Tenaga Medis

Hotel kian sepi. Untuk pencegahan pandemi Corona, hotel-hotel bisa dialihfungsikan sebagai penginapan untuk tenaga medis.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama membuka kerja sama bagi hotel untuk menjadi tempat tinggal sementara tenaga medis. Terutama bagi hotel yang berada di sekitar rumah sakit rujukan.

"Tentunya kerja sama ini terbuka bagi hotel lain atau jaringan hotel lain, yang dapat memenuhi prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi, di antara hotel yang berada di sekitar rumah sakit rujukan," kata Wishnutama dalam siaran langsung melalui akun Youtube BNPB, Sabtu (28/3/2020).

Wishnutama juga meminta agar pihak hotel tidak memutus hubungan kerja para karyawan di masa pandemi Corona (COVID-19). Kerja sama ini dilakukan guna membantu penanganan COVID-19 bagi tenaga medis.

"Serta pihak hotel tidak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan terkait situasi pandemi COVID-19 masih berlangsung," katanya.

"Kerja sama ini tidak hanya sebagai upaya dalam penanganan COVID-19, tapi juga membantu menjaga industri perhotelan dan transportasi yang merupakan bagian penting daripada industri pariwisata," sambung Wishnutama.

Dia meminta semua unsur industri pariwisata turut membantu bekerja sama dalam penanganan COVID-19.

"Pemerintah semua unsur di industri pariwisata dapat membantu bersama menjaga Indonesia dalam rangka penyebaran wabah COVID- 19," tuturnya.

Taman Bunga Sakura di Tokyo Ditutup untuk Cegah Corona

 Momen mekarnya bunga sakura di Tokyo tahun ini tak dapat dinikmati dengan sukacita. Dengan mewabahnya virus Corona, pemerintah Tokyo menutup taman-taman sakura supaya untuk meminimalisir penyebaran virus itu.
Sebelum taman ditutup, Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, telah meminta 13,9 juta warganya untuk tetap tinggal di rumah pada pekan ini. Hal ini untuk mencegah semakin menyebarnya Corona yang sudah menjangkiti ibu kota Jepang itu. Namun aturan ini tak sepenuhnya diindahkan warga. Mereka masih antusias menyaksikan bunga yang mekar setahun sekali itu.

Salah taman yang ditutup adalah Ueno Park (Taman Ueno), sebagaimana diberitakan Associated Press. Taman ini merupakan lokasi favorit untuk melihat hanami atau pemandangan bunga sakura. Di sekitar taman terdapat tanda 'dilarang pesta' dan 'berbahaya, dilarang masuk'.

Kondisi taman yang ditutup ini tampak kosong dari kunjungan orang-orang. Pemandangannya jelas berbeda dengan pekan lalu dimana orang-orang masih berdatangan untuk menyaksikan mekarnya bunga nasional Jepang itu.

Koike juga meminta warga Tokyo untuk menunda melihat bunga sakura sampai tahun depan. "Bunga sakura akan mekar tahun depan. Prioritas kami saat ini adalah mengatasi masa sulit ini," katanya.

Selain taman-taman bunga, pemerintah Tokyo juga akan menutup taman hiburan, kebun binatang, akuarium, kedai kopi dan department store. Hal ini dikarenakan banyaknya anak muda yang masih berkeliaran dan berpotensi menularkan Corona. Hingga Kamis (26/3) tercatat telah ditemukan 259 kasus Corona di sana. Koike bahkan mewacanakan akan menutup Tokyo bila virus ini terus menyebar.

Salah satu warga Tokyo, Daichi Harada yang sedang berjalan-jalan bersama anjingnya setelah sekian lama mendekam di rumah, mendukung upaya pemerintah tersebut.

"Tokyo memerintahkan kita untuk berhenti melihat bunga sakura. Adalah tugas kita untuk tinggal di rumah," tutupnya.