Jumat, 13 Maret 2020

Pulau Kei, Satu Lagi Bukti Keindahan Indonesia

Indonesia punya banyak tempat wisata. Salah satunya yang harus kamu datangi sekali seumur hidup adalah Pulau Kei.

Tidak terbayangkan sebelumnya dimanakah letak Pulau Kei. Hanya tahu di kepulauan Maluku. Perjalanan panjang dari Jakarta dengan transit di Ambon, membawa kami mendarwt di Bandara Karel Sadsuitubun, kota Langgur, Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara.

Hari sudah hampir sore ketika tiba di penginapan yang terletak di Pantai Ngurbloat. Pantai dengan hamparan pasir putih yang luas dan butiran pasir putih yang sangat halus. Saya gambarkan sehalus terigu dan lembut sekali.

Pantai ini menjadi tempat keramaian menjelang matahari terbenam. Diisi dengan kegiatan jalan di pantai dengan teman, pasangan dan keluarga. Juga arena bermain bersama, tersedia lapangan voli yang cukup ramai baik peserta maupun penonton yang bersorak. Beruntung menyaksikan matahari terbenam dengan warna merah, bulat seperti telur asin. Sangat indah.

Hari berikutnya, pagi hari setelah makan pagi perjalanan dimulai menuju Gua Hawang. Gua dengan mitos yang sedikit buat penasaran.

Perjalanan menuju Gua Hawang tidak terlalu berat, sudah tersedia tangga beton. Jadi tidak perlu jalan di tempat yang becek ataupun licin. Gua dengan stalagnit dan stalagmit dan 2 batu di tengah yang berhubungan dengan mitos terjadinya gua ini. Dasar dari gua adalah danau kecil dengan air sejuk. Dapat digunakan juga untuk berenang, dengan kedalaman bervariasi sampai 2 meter. Jangan khawatir basah-basahan, tersedia bilik ganti baju dan bilas dengan sedikit biaya.

Menjelang tengah hari perjalanan dilanjutkan untuk ke laut. Pulau-pulau yang dikunjungi adalah pulau tanpa penduduk. Jadi kami sudah siap dengan perbekalan makan dan minum secukupnya sampai sore. Juga perlengkapan snorkeling. Diceritakan dari awal bahwa kami akan diajak menikmati alam laut dangkal sekitar pulau-pulau di sana.

Pulau Ohoiew, dengan pantai pasir putih yang luas, walau tidak seluas Ngurbloat. Menjadi titik berhenti kami untuk makan siang. Makan dengan menu sederhana, ditemani bunyi ombak yang datar, tidak terasa porsi makan menjadi berlebihan. Menunggu pencernaan baik setelah makan, juga menunggu matahari tidak terlalu terik, tidak jauh depan pantai kami diajak lanjut untuk terjun ke air.

Dengan pengawasan teman, tidak mau rugi terjunlah ke air. Laut dengan ombak yang datar, saat itu arus tidak terlalu kuat, hanya bisa berkata wow!!! Karang laut dengan hiasan anemon, ikan nemo yang saya kenal, dan ikan lainnya dengan warna warni yg hanya bisa saya ingat dalam memori

Guide mengingatkan perjalanan harus lanjut ke Ngurtavur, pulau pasir yang hanya terlihat kalau laut sedang surut. Jam ini lah saatnya Sekitar 30 menit sampailah boat ke pulau Ngurtavur, pulau pasir putih lagi, yang panjang. Dan kami mendapat bonus. Berkesempatan melihat Pelican yang sedang berjemur dan mencari makan di sana. Terlihat sekitar 20 ekor Pelican di sana. Mudah-mudahan habitat ini tidak diganggu dan membuat Pelican betah tinggal disana. Burung Pelican tidak selalu dapat ditemukan. Jadi rasa sangat beruntung membuat perjalanan ini terasa lebih berkesan.

Tidak terasa dalam hari sudah hampir menjelang senja. Kami berencana untuk menikmati matahari terbenam tidak jauh dari penginapan. Perjalanan hari berikut menuju pulau Bair, terdiri dari sekumpulan pulau kecil. Masih dengan khas nya, pantai pasir putih.

Terdapat bukit yang bisa dinaiki, dari atas terlihat hamparan pulau-pulau kecil yang bisa disebut seperti Raja Ampat mini. Berkeliling di antara pulau-pulau dengan keunikan bentuk dan lorong-lorong di antaranya.

Juga sempat mampir ke danau air asin, danau kecil yang dapat dicapai dengan sedikit naik ke bukit. Danau air asin yang sejuk, di bawahnya juga terdapat habitat ikan dan karang laut. Bisa direnangi dan snorkeling. Cukup asyik mengghapus keringat di udara dengan matahari yang cukup terik.

Ada beberapa pulau kecil lagi sekitarnya. Kami sempat mampir, dan berenang dan snorkeling Beruntung diberikan cuaca baik, ombak yang bisa dibilang datar, arus air yg enak untuk direnangi.

Sebelum sore kami kembali untuk melihat kota Tual, yang dihubungkan dengan jembatan dengan kota Langgur. Di jembatan ini bila sore juga menjadi tempat berkumpul untuk menikmati matahari terbenam. Beberapa warung dengan dagangan sudah bersiap menyambut matahari terbenam. Pastinya tidak dilupakan untuk swafoto dengan logo I love Kei.

Pergi ke daerah, lupakan fasilitas kota. Nikmati alamnya. Nikmati kulinernya Nikmati keramahan penduduknya. Perjalanan ini lebih banyak dekat dengan air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar