Selasa, 10 Maret 2020

Rencana Turis Datang ke Bali Bayar 10 USD Tak Jadi Masalah, Asal...

Association of The Indonesia Tours and Travel Agences (ASITA) Bali setuju soal rencana turis datang ke Bali bayar 10 USD. Tapi, ada syarat tertentu.

Pemprov Bali rencananya memberlakukan biaya kontribusi pada turis yang datang ke Bali sebesar 10 USD atau setara Rp 140-an ribu. Hingga kini, rencana tersebut masih dibahas.

Ketua ASITA Bali, I Ketut Ardana menilai rencana tersebut sudah bagus. Namun, teknis pemungutan dan alokasinya harus jelas.

"Jika itu bisa dilakukan sangat bagus, tinggal teknis pemungutannya saja supaya turis tidak merasa berat misal bisa dimasukan ke harga tiket pesawat," katanya kepada detikTravel, Rabu (16/1/2019).

I Ketut Ardana juga menambahkan, alokasi biaya kontribusi tersebut harus benar-benar dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata. Agar nantinya, turis yang datang ke Pulau Dewata juga makin merasa nyaman.

"Pemanfaatannya harus benar-benar transparan untuk melestarikan budaya Bali dan lingkungan," tegasnya.

Angka 10 USD, dinilai I Ketut Ardana tidak akan menjadi masalah karena masih terjangkau. Tidak akan memberatkan dan berpengaruh pada turis. 

4 Alasan Kamu Mesti Datang ke Gunung Inerie di NTT

Gunung Inerie di NTT adalah destinasi yang istimewa. Gunungnya seru untuk didaki,  panoramanya indah, di kaki gunungnya ada kampung megalitikum dan warganya punya kain tenun yang cantik.

Kita hanya perlu mendekat ke Gunung Inerie di Kabupaten Ngada, NTT untuk menikmati surga yang jatuh ke Bumi. Apakah itu klaim berlebihan? Tentu tidak. Bagi saya, tidak ada tempat yang lebih komplit dari Gunung Inerie dalam soal suguhan panorama wisatanya.

Hampir di sepanjang sisi, sejak dari kaki gunung hingga arah pendakian menuju puncak, tak habis-habis, Inerie memanjakan mata kita dengan beragam suguhan. Bentangan alam, peninggalan sejarah, hingga kehidupan sosial budaya masyarakat, adalah keindahan berlapis yang sangat sayang jika dilewati

Beberapa tujuan wisata di lingkup Gunung Inerie akan saya bagi dalam beberapa bagian berikut:

1. Kampung megalitikum

Di sisi tenggara, kaki Gunung Inerie tepatnya di Jerebu'u ada dua perkampungan situs megalitikum besar. Yakni Gurusina, yang mengalami musibah kebakaran baru-baru ini dan juga Bena. Sementara jika bergeser ke arah sisi bagian barat tepat di lereng Inerie kita akan menemukan perkampungan Maghilewa.

Di kampung-kampung ini, kita akan menemukan situs megalitikum tua. Peninggalan ini menjadi amat menarik karena berbeda dengan peninggalan megalitikum di beberapa tempat di Indonesia yang hanya berupa puing-puing dan tidak digunakan lagi. Umumnya situs ini adalah situs yang utuh dan hidup, dalam arti masih digunakan dan menjadi bagian dari gerak hidup masyarakat pemiliknya, dari saat mereka lahir hingga meninggal. Situs Megalitikum ini akan saya bagi dalam dua bagian besar agar mudah untuk dipahami

A. Tempat tinggal

Tempat tinggal masyarakat ini yang dikenal dengan sebutan Sa'o dan menjadi bagian yang paling sering dipahami banyak wisatawan sebagai peninggalan megalitikum, karena menjadi tempat tinggal sekaligus sebagai pusat kegiatan adat istiadat masyarakat

B. Benda dan tempat kultus

Kadang orang mengunjungi kampung megalitikum di Ngada umumnya masih berfokus pada deretan rumah adat (Sa'o), tidak keliru memang, tetapi yang harus diketahui bahwa Sa'o bukan satu-satunya, ada bagian penting yang merupakan satu kesatuan bersama Sa'o, sebagai sebagai tempat berlangsungnya upacara dan penghormatan akan leluhur, yakini benda dan tempat kultus.

Akan teramat sayang jika mengunjungi kampung megalitikum tanpa mengenal benda dan tempat kultus ini yang syarat akan nilai dan tradisi. Benda dan tempat kultus itu adalah Ngadhu, Bhaga, Peo, Ana ie, Ture, Watu Lanu, dan Keka Lela

Tidak ada komentar:

Posting Komentar