Jumat, 13 Maret 2020

Orang Aceh ke Jakarta Via KL, DPR Aceh: Sangat Menggelikan

Fenomena warga Aceh ke Pulau Jawa via Kuala Lumpur, Malaysia sudah berlangsung sejak harga tiket pesawat melonjak drastis. Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) angkat suara.

"Memang ini (dari Aceh ke Jakarta via Malaysia) sangat menggelikan buat saya dan tentu menyedihkan buat masyarakat Aceh yang hendak berpergian ke Jakarta. Masak kita ke pusat ibu kota lebih murah jika dilalui pusat ibu kota negara Malaysia," kata Anggota DPR Aceh Asrizal Asnawi saat berbincang dengan detikTravel, Minggu (13/1/2019).

Asrizal menilai ada regulasi yang tidak arif di Kementrian Perhubungan sehingga berakibat pada tingginya harga tiket ke Pulau Jawa. Ia juga mengkritik harga tiket yang diterapkan Maskapai Garuda tergolong sangat tinggi.

Menurut Asrizal, Ketua DPR Aceh sudah memanggil Manajer Garuda terkait fenomena tiket mahal tersebut. Persoalan ini juga dibahas dalam rapat di DPR Aceh.

"Kita tidak berdaya untuk paksa menurunkan tarif ongkos kecuali hanya meminta pertimbangan pemerintah pusat. Namun saya kira cara ke Jakarta via KL itu solusi unik tapi harus, yang pada akhirnya, rakyat Aceh mau ke Jakarta tapi harus buat paspor," jelas politisi PAN ini.

Akibat mahalnya tiket pesawat ini masyarakat Aceh ramai-ramai membuat paspor. Namun menurutnya, kita datang masalah baru yaitu masyarakat kesulitan membuat paspor.

"Karena syarat membuat paspor harus ada tujuan ke Malaysia atau negara mana dituju. Sementara mereka hanya ingin berhemat ongkos dengan membuat paspor. Saya mengharapkan kepada pihak imigrasi agar tidak mempersulit urusan masyarakat," ungkap Asrizal.

Seperti diketahui, fenomena tiket mahal ini sudah dirasakan Masyarakat Aceh sejak beberapa waktu lalu. Warga Tanah Rencong lebih memilih terbang via Kuala Lumpur Malaysia karena dapat menghemat biaya hingga 70 persen.

Festival Lembah Ijen Awali Atraksi Wisata di Banyuwangi Festival

Banyuwangi bakal kembali memanaskan sektor pariwisatanya. Sebagai pembuka rangkaian atraksi di 2019, Festival Lembah Ijen segera digelar.

Kegiatannya akan dipusatkan di Taman Gandrung Terakota Banyuwangi, 19 Januari mendatang. Sajian utamanya yakni Sendratari Meras Gandrung. Owner Taman Gandrung Terakota Banyuwangi Sigit Pramono mengatakan, sepanjang 2019 akan digelar 12 kali pertunjukan Sendratari Meras Gandrung. Ditambah dengan Jazz Gunung Ijen dan Green Run, jelas akan menambah semarak pariwisata Banyuwangi. Dengan demikian, di Taman Gandrung Terakota akan dihelat sedikitnya 14 kali kegiatan sepanjang tahun ini.

"Kami yakin kegiatan yang kami lakukan dapat menambah selling point Banyuwangi untuk paket-paket wisata yang dijual. Khususnya dalam mendukung program promosi penerbangan langsung Banyuwangi-Kuala Lumpur," ujarnya kepada wartawan, Minggu (13/1/2019).

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengungkapkan, Festival Lembah Ijen sebenarnya merupakan acara pembukaan Majestic Banyuwangi Festival 2019. Kegiatan ini adalah sebuah prakarsa kebudayaan yang dipersembahkan oleh masyarakat setempat. Khususnya yang menghuni kawasan lembah Ijen.

"Tujuannya jelas. Selain untuk mendukung sektor pariwisata di Banyuwangi, Festival Lembah Ijen dimaksudkan untuk melestarikan seni budaya tradisional. Tentu saja seni budaya khas Banyuwangi," ujar Rizki didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung.

Acara yang diselenggarakan dengan kolaborasi antara pemerintah kabupaten, kecamatan, desa, serta masyarakat dan swasta ini akan menjadi sebuah daya tarik baru pariwisata di daerah setempat. Pemkab Banyuwangi sendiri telah mencanangkan Lembah Ijen sebagai kawasan pelestarian seni budaya. Sekaligus mendukung kawasan ini menjadi sebuah situs geopark yang serasi antara alam dan manusia yang tinggal dan hidup di dalamnya.

"Festival Lembah Ijen akan berlangsung setiap bulan dengan menampilkan Sendratari Meras Gandrung dan sendratari lainnya. Tak hanya itu, lokasi pertunjukan juga dimeriahkan dengan pasar kuliner makanan tradisional. Ada pula kesenian rakyat di Rest Area Jambu. Sangat menarik," jelasnya.

Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap pementasan sendratari di Taman Gandrung Terakota dapat diagendakan lebih sering. Misalnya, dari sebulan sekali menjadi seminggu sekali. Bahkan jika memungkinkan, kelak bisa diselenggarakan setiap hari.

"Diharapkan kegiatan pariwisata di Banyuwangi akan semakin lengkap dengan hadirnya wisata berbasis seni budaya tradisional. Persis seperti yang akan diselenggarakan di Taman Gandrung Terakota ini. Hal itu akan melengkapi wisata olahraga berbasis alam seperti lintas alam, ecogreen run, green bike dan lain-lain," ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar