Sabtu, 28 Maret 2020

Kemenparekraf Ajak Hotel Kerjasama Untuk Tenaga Medis

Hotel kian sepi. Untuk pencegahan pandemi Corona, hotel-hotel bisa dialihfungsikan sebagai penginapan untuk tenaga medis.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama membuka kerja sama bagi hotel untuk menjadi tempat tinggal sementara tenaga medis. Terutama bagi hotel yang berada di sekitar rumah sakit rujukan.

"Tentunya kerja sama ini terbuka bagi hotel lain atau jaringan hotel lain, yang dapat memenuhi prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi, di antara hotel yang berada di sekitar rumah sakit rujukan," kata Wishnutama dalam siaran langsung melalui akun Youtube BNPB, Sabtu (28/3/2020).

Wishnutama juga meminta agar pihak hotel tidak memutus hubungan kerja para karyawan di masa pandemi Corona (COVID-19). Kerja sama ini dilakukan guna membantu penanganan COVID-19 bagi tenaga medis.

"Serta pihak hotel tidak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan terkait situasi pandemi COVID-19 masih berlangsung," katanya.

"Kerja sama ini tidak hanya sebagai upaya dalam penanganan COVID-19, tapi juga membantu menjaga industri perhotelan dan transportasi yang merupakan bagian penting daripada industri pariwisata," sambung Wishnutama.

Dia meminta semua unsur industri pariwisata turut membantu bekerja sama dalam penanganan COVID-19.

"Pemerintah semua unsur di industri pariwisata dapat membantu bersama menjaga Indonesia dalam rangka penyebaran wabah COVID- 19," tuturnya.

Taman Bunga Sakura di Tokyo Ditutup untuk Cegah Corona

 Momen mekarnya bunga sakura di Tokyo tahun ini tak dapat dinikmati dengan sukacita. Dengan mewabahnya virus Corona, pemerintah Tokyo menutup taman-taman sakura supaya untuk meminimalisir penyebaran virus itu.
Sebelum taman ditutup, Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, telah meminta 13,9 juta warganya untuk tetap tinggal di rumah pada pekan ini. Hal ini untuk mencegah semakin menyebarnya Corona yang sudah menjangkiti ibu kota Jepang itu. Namun aturan ini tak sepenuhnya diindahkan warga. Mereka masih antusias menyaksikan bunga yang mekar setahun sekali itu.

Salah taman yang ditutup adalah Ueno Park (Taman Ueno), sebagaimana diberitakan Associated Press. Taman ini merupakan lokasi favorit untuk melihat hanami atau pemandangan bunga sakura. Di sekitar taman terdapat tanda 'dilarang pesta' dan 'berbahaya, dilarang masuk'.

Kondisi taman yang ditutup ini tampak kosong dari kunjungan orang-orang. Pemandangannya jelas berbeda dengan pekan lalu dimana orang-orang masih berdatangan untuk menyaksikan mekarnya bunga nasional Jepang itu.

Koike juga meminta warga Tokyo untuk menunda melihat bunga sakura sampai tahun depan. "Bunga sakura akan mekar tahun depan. Prioritas kami saat ini adalah mengatasi masa sulit ini," katanya.

Selain taman-taman bunga, pemerintah Tokyo juga akan menutup taman hiburan, kebun binatang, akuarium, kedai kopi dan department store. Hal ini dikarenakan banyaknya anak muda yang masih berkeliaran dan berpotensi menularkan Corona. Hingga Kamis (26/3) tercatat telah ditemukan 259 kasus Corona di sana. Koike bahkan mewacanakan akan menutup Tokyo bila virus ini terus menyebar.

Salah satu warga Tokyo, Daichi Harada yang sedang berjalan-jalan bersama anjingnya setelah sekian lama mendekam di rumah, mendukung upaya pemerintah tersebut.

"Tokyo memerintahkan kita untuk berhenti melihat bunga sakura. Adalah tugas kita untuk tinggal di rumah," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar