Selasa, 10 Maret 2020

Pangandaran Punya Ratu Monyet Tercantik dan Suka Ngaca

Wisata alam di Pangandaran ini tak hanya cantik dari alamnya. Monyetnya pun mendapat gelar serupa.

Sejarah dunia mencatat sosok ratu cantik penakluk para lelaki bernama Cleopatra. Di Hutan Cagar Alam atau Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat, juga ada sosok monyet cantik penakluk hutan bernama Santi.

Kisah Santi terkenal di kalangan petugas pengelola hutan dan warga sekitar. Ahyadi (52), petugas senior Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Hutan Pananjung menceritakan kisah dengan penuh kelakar ini pada detikTravel, Rabu (16/1/2019).

Menurut dia, di antara 300-an monyet yang hidup di Hutan Pananjung, ada beberapa yang unik sehingga diberikan julukan oleh petugas. Monyet jenis kera ekor panjang atau Macaca fascicularis ini memiliki sejumlah keunikan yang tidak disamai monyet-monyet lain.

Ia menggambarkan, pada umumnya kelompok-kelompok monyet ini biasa berseteru satu sama lain. Monyet angota kelompok tertentu, bisa diserang oleh kawanan kelompok lain jika berusaha mendekati teritori kekuasaan kelompok tersebut.

"Nah, di hutan ini ada tujuh kelompok. Santi ini anehnya, bisa keliling hutan dan diterima semua kelompok," kata Yadi di Taman Wisata Alam Pananjung.

Yadi dan teman-teman sesama petugas tidak mengerti kenapa Santi bisa memiliki kemampuan bersosialisasi seperti itu. Berdasarkan penampilan fisik yang ditangkap mata, menurut Yadi, Santi berbulu rapi dan raut rupanya berbeda dengan monyet lainnya.

"Mungkin di kalangan monyet itu Santi yang paling cantik," ujar Yadi diikuti gelak tawa bersama rekan-rekannya.

Karena biasa berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain, Santi banyak kawin-mawin dengan monyet-monyet jantan di tujuh kelompok berbeda. Ia meyakini, keturunan Santi pun banyak dan tersebar.

Cerita menarik lain mengenai Santi terjadi ketika seorang pawang monyet dari Suku Baduy dibawa ke Hutan Pananjung. Tugasnya menangkap monyet-monyet itu dan akan dipindahtempatkan.

"Ini kata orang Baduy, Santi ini katanya yang pegang pakakas (kunci kekuasaan)," ujar Yadi.

Petugas lainnya, Bambang Prayitno (44) membenarkan kisah Santi ini. Sosok monyet satu ini awalnya berasal dari Kelompok Goa Jepang, salah satu teritori monyet di Hutan Pananjung. Jika sedang di kelompok asalnya Santi biasa dijumpai di kawasan parkiran.

Kisah Santi telah ada sejak belasan tahun lalu. Melihat bentuk fisiknya, ia menaksir Santi berumur kira-kira 25 tahun.

Selain Santi, monyet yang ditandai petugas adalah kawaanan monyet spesialis begal spion. Ada tiga ekor monyet dari Kelompok Parkiran yang biasa melakukan aksi ini.

"Ini yang bertiga ini biasanya nyopot spion motor, mobil, dia bawa buat main-main. Mereka suka ngaca," kata Bambang tertawa.

Rencana Turis Datang ke Bali Bayar 10 USD Tak Jadi Masalah, Asal...

Association of The Indonesia Tours and Travel Agences (ASITA) Bali setuju soal rencana turis datang ke Bali bayar 10 USD. Tapi, ada syarat tertentu.

Pemprov Bali rencananya memberlakukan biaya kontribusi pada turis yang datang ke Bali sebesar 10 USD atau setara Rp 140-an ribu. Hingga kini, rencana tersebut masih dibahas.

Ketua ASITA Bali, I Ketut Ardana menilai rencana tersebut sudah bagus. Namun, teknis pemungutan dan alokasinya harus jelas.

"Jika itu bisa dilakukan sangat bagus, tinggal teknis pemungutannya saja supaya turis tidak merasa berat misal bisa dimasukan ke harga tiket pesawat," katanya kepada detikTravel, Rabu (16/1/2019).

I Ketut Ardana juga menambahkan, alokasi biaya kontribusi tersebut harus benar-benar dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata. Agar nantinya, turis yang datang ke Pulau Dewata juga makin merasa nyaman.

"Pemanfaatannya harus benar-benar transparan untuk melestarikan budaya Bali dan lingkungan," tegasnya.

Angka 10 USD, dinilai I Ketut Ardana tidak akan menjadi masalah karena masih terjangkau. Tidak akan memberatkan dan berpengaruh pada turis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar