Senin, 02 Maret 2020

Ada Flying Fox Seru di Pantai Balekambang Malang

Mau merasakan flying fox di pantai, datang saja ke Balekambang di Malang. Traveler bisa seru-seruan di sana.

Pantai Balekambang di Malang menarik untuk dikunjungi. Terdapat pura yang berlokasi agak menjorok ke laut. Menuju pura dilengkapi dengan jembatan dan menjadi spot istimewa untuk berfoto. Menjadi hal yang mendebarkan jika berlama-lama di jembatan dengan suara ombak menderu.

Saat itu hujan baru usai membasahi bumi sehingga langit biru tidak tampak saat foto-foto diambil, namun tidak mengurangi nilai sebenarnya. Nah, di salah satu sisi atas kawasan pura dipasang titik start flying fox dan berakhir di bibir pantai.

Walau sedikit khawatir dengan konstruksinya tetapi karena teman selamat sampai di ujung, membarakan kembali semangat untuk mencoba. Jarak dan tinggi flying fox tidak curam dan mencekam, hanya perlu kurang lebih 2 menit sudah sampai ke ujung.

Sementara untuk fasilitas di pantai mungkin semuanya sama, akan ada warung makan yang menyajikan masakan laut dengan harga bervariasi. Toilet umum pun pastinya tersedia. Banyak juga keluarga yang piknik di pantai dengan membawa tikar lengkap dengan makanannya.

Oiya, di sini banyak ibu-ibu yang berjualan buah-buahan. Jika kalian membeli dari salah satu ibu maka akan banyak ibu lain yang akan menghampiri walau mereka menjual buah yang sama. Dagangan mereka bisa ditawar, tapi jangan menawar kelewatan ya.

Tidak ada hal lain saat ke pantai selain rasa bahagia dan bisa menghilangkan sedikit penat. Selamat wisata pantai!

Sisi Lain Bali, Jadi Kantor Jarak Jauh Turis

Bali tak hanya menarik pelancong biasa. Ada pula yang datang untuk bekerja jauh dari kantor.

Melansir BBC Future, Sabtu (2/2/2019), ini adalah kisah pengembara yang bekerja di luar. Mereka sekelompok profesional yang bosan di kantor dan bekerja jarak jauh (digital nomad working).

Seperti berasa di rumah, inilah Ubud. Ada di Kabupaten Gianyar yang ditawarkan adalah lingkungan kerja yang lebih nyaman dan pemandangan indah tentunya.

Ubud jauh berbeda dari pantai-pantai padat pengunjung di selatan Bali. Berada di jantung budaya Pulau Bali, ada kuil, sawah dan ukiran batu untuk dieksplor keberadaannya daripada berselancar dan berjemur.

Pariwisata telah membawa perkembangan pesat ekonomi Ubud. Dialiri listrik pada 1970-an, ketika Bali memiliki sekitar 100.000 pengunjung asing per tahun.

Ketika padi hampir siap panen, Ubud dikelilingi oleh ladang hijau yang menenangkan. Kecantikan ini dibangun di atas tenaga yang melelahkan dan kemajuan ekonomi telah membawa beberapa jenis pekerjaan baru di kota.

Di antara kuil dan wisatawan, ada kelompok profesional, kebanyakan dari mereka masih muda dan berasal dari Barat. Para profesional ini tinggal dan bekerja dari jarak jauh dari sini.

Pengembara digital ini tertarik oleh cuaca hangat dan lanskap yang cantik. Selain itu, sewa kantor yang murah juga jadi salah satu alasannya.

Gert Schreuder, merasa terjebak dengan Ubud, ia seorang pengembang perangkat lunak Afrika Selatan. Harapannya dapat berada di sana selama setidaknya satu tahun karena pekerjaannya bisa dilakukan dari mana saja.

Dia bilang lebih efisien ketika menikmati waktunya sendiri. Saat pagi hari ia pergi ke pantai atau melakukan yoga dan membuatnya lebih produktif juga fokus ketika kembali ke negara asalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar