Senin, 09 Maret 2020

Pohon Berusia 3.000 Tahun dan Batu Keberuntungan di China

Dai Temple di Taian, China tak cuma sekadar kelenteng bersejarah. Banyak cerita menarik, termasuk pohon berusia ribuan tahun dan batu keberuntungan.

Masih dari kelenteng legendaris Dai Temple, di Kota Taian, Provinsi Shandong, China. detikTravel bersama Dwidaya Tour menemukan banyak cerita menarik dari balik dinding kelenteng ini.

Keluar dari area kelenteng, wisatawan akan disambut oleh taman hijau nan asri. Kebanyakan penghuni taman ini adalah pohon cemara dan siprus.

Di antara banyak pohon, ada dua yang paling bersejarah. Terikat dengan tiang penyangga dan diberi pembatas, inilah pohon siprus tertua di Dai Temple.

Dua pohon ini ditanam oleh Kaisar Wu dari Dinasti Han. Kalau dikira-kira, usia dari pohon ini sudah sekitar 3.000 tahun. Wah!

Karena usianya yang sangat tua, pohon ini pun sudah tidak tegap lagi. Pohon ini diberi penyangga.

"Pohon ini ditopang oleh tiang dan tali agar tidak jatuh. Pagar pun dibuat supaya pohon tidak digurat," ujar Dennis, pemandu dari China Internasional Travel Service.

Di antara pohon ini, ada sebuah batu besar yang menarik perhatian. Batu ini diletakkan di tengah dua pohon legendaris.

Rupanya batu tersebut dibawa langsung dari puncak Tai Mountain. Masyarakat China percaya bahwa batu tersebut membawa keberuntungan dan kedamaian bagai negara.

"Dahulu masyarakat percaya bahwa batu yang berasal dari Tai Mountain membawa keberuntungan. Kalau sekarang biasanya dianggap membawa keutuhan rumah tangga," jelas Dennis.

Ternyata Ini Tempat Liburan Favorit Vincent dan Desta

Siapa yang tidak kenal pasangan presenter kocak Vincent dan Desta. Tak banyak terungkap, ternyata ini tempat liburan favorit mereka berdua.

Ditemui detikTravel di Denpasar usai penerbangan perdana Free Wifi Onboard maskapai Citilink, Rabu kemarin (16/1/208), keduanya bicara tentang destinasi wisata favorit mereka.

Walau terkenal kocak dan tak bisa diam, ternyata Desta yang memiliki nama lengkap Deddy Mahendra Desta lebih menyukai tempat sepi sebagai destinasi liburannya.

"Gue suka tempat-tempat yang sepi, maksudnya yang nggak banyak orang liburan. Anti mainstream lah. Kayak kemarin gue ke Finlandia. Biasa orang kan ke Eropa Barat. Lebih seru lah, mengeksplor tempat-tempat baru" ujar Desta.

Apabila Desta menyukai destinasi sepi seperti Finlandia, maka lain halnya dengan rekannya Vincent Ryan Rompies. Ia lebih memilih destinasi Bali yang dekat dan punya banyak pilihan.

"Saya Bali lah. Bali udah paling enak, deket negara sendiri. Paling sering Bali. Tinggal sama keluarga 3 hari bisa, dekat juga nggak terlalu jauh dan ngeksplorenya juga banyak kalau di Bali," ujar Vincent.

Itulah dua destinasi pilihan Vincent dan Desta. Walau saling kompak, nyatanya mereka punya pilihan berbeda menyangkut destinasi liburan. Kalau kamu tim Vincent atau Desta?

Cerita Pilot Nyeker di Maldives

Maldives, suatu kepulauan yang indah dan destinasi impian turis. Mengenal Maldives lebih dekat, mari kenalan dengan pilot-pilot pesawat amfibinya.

Siapa yang tidak bermimpi liburan ke Maldives? Negara di Samdera India ini terkenal dengan kepulauan yang eksotis. Pantai berpasir putih, dunia bawah laut yang ciamik sampai berbagai pilihan resort kelas dunia.

Namanya juga negara kepulauan, untuk menuju beberapa destinasinya dapat ditempuh dengan naik pesawat amfibi. Pesawat berukuran kecil yang dapat mendarat di air. CNN Travel seperti dilihat detikTravel, Jumat (18/1/2019) mewawancarai pilot pesawat amfibi dari Trans Maldivian Airways. Namanya Andrew Farr, salah satu kapten pilotnya.

"Kami menyebut diri kami sendiri sebagai pilot nyeker. Ya, kami melepas sendal kami dan rasanya sangat menyenangkan," kata Andrew Farr mengawali cerita.

Trans Maldivian Airways punya 50 pesawat amfibi, mempekerjakan 200-an pilot dan punya 100.000 penerbangan setiap tahun. Mereka biasanya bekerjasama juga dengan beberapa resort untuk mengangkut turis yang baru mendarat di Male (ibukota negara Maldives).

Soal pilot, Trans Maldivian Airways tidak punya aturan khusus soal seragam. Tidak seperti pilot-pilot pada umumnya dengan seragam lengkap, pilot pesawat amfibinya hanya berpakaian santai dan memakai sandal.

Sebab sewaktu-waktu, pilot harus turun untuk memeriksa mesin atau keperluan lainnya. Karena mendarat di air, maka seringkali para pilot ya itu tadi hanya nyeker. Kecuali, memakai sandal saat bertemu penumpang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar