Minggu, 29 Desember 2019

Alberobello, Desa Kurcaci Instagramable Warisan Dunia UNESCO

Sebuah kota kecil di Italia bisa jadi destinasimu, namanya Alberobello. Ciri khas kota ini adalah rumah-rumah kerucut berwarna putih, sangat instagenik.

Pemukiman tenang dengan deretan rumah imut berwarna putih menjadi pemandangan utama di Desa Alberobello. Bagai muncul dari buku-buku dongeng, Alberobello mendapat julukan pemukiman atau desa kurcaci.

Berada di dua bukit, dengan sungai yang mengalir di tengahnya, Kota Alberobello menjadi harta karun di Provinsi Punglia, Italia. Desa ini berada dekat dengan Kota Bari.

Coba perhatikan bentuk rumah-rumah di sini. Bentuknya silinder, dengan atap kerucut dari batu. Dari situs resminya, rumah ini disebut trullo, dalam bentuk jamak akan disebut trulli, Minggu (25/8/2019).

Tak kenal maka tak sayang, mari mundur sebentar untuk tahu perjalanan dari desa imut-imut ini. Nama Alberobello sendiri memiliki arti pohon cantik. Karena Alberobello adalah kawasan hutan.

Pada abad ke-14, seorang tuan tanah merambah hutan di kawasan ini dan menjadikannya perkebunan. Tuan tanah ini, membawa pekerja-pekerja dan membangun rumah-rumah sementara untuk tinggal di perkebunan ini.

Rumah-rumah ini hanya dibangun dari susunan batu kapur tanpa perekat semen. Sehingga si tuan tanah bisa bebas dari pajak yang tinggi.

Saat itu, rumah dengan bangunan tetap akan dikenakan pajak yang mahal. Sehingga saat orang pemerintahan datang, rumah-rumah ini bisa dihancurkan dengan mudah.

Karena tipu muslihat ini, pemukiman perkebunan semakin berkembang. Di abad ke-18 Alberobello memiliki populasi 3.500 jiwa. Pada tahun 1797, Alberobello bukan lagi kawasan perkebunan tapi kota kecil.

Kini Kota Alberobello memiliki lebih dari 1.500 trullo. Karena ketradisionalannya yang tetap dijaga, Alberobello masuk dalam situs warisan dunia UNESCO.

Kini trullo dibuat bangunan tinggal yang permanen. Dinding trullo dibuat dengan ketebalan 0,8-2,7 meter. Sehingga temperatur ruangan relatif tetap.

Karena berbentuk bulat dan beratap kerucut, hanya ada 1 ruangan di tiap trulli. Ruangan tersebut diisi oleh kasur, perapian, dan perabotan rumah lainnya. Kecil, namun nyaman. Paling besar hanya bisa sampai 2 lantai.

Penduduk Alberobello paham betul dengan rumah unik ini. Sehingga mereka lebih suka membangun trullo kecil namun berdekatan dari pada satu trullo besar.

Karena keaslian identitas inilah, Kota Alberobello membuka diri sebagai salah satu destinasi wisata. Tanpa mengganggu ketenangan warganya, Alberobello dibagi menjadi dua bagian, Rione Monti dan Aia Picola.

Rione monti adalah kawasan wisata yang ramai traveler. Tempat ini dipenuhi oleh toko-toko suvenir, kafe, dan restoran. Sedangkan kawasan Aia picola, adalah kawasan perumahan yang relatif tenang dan sepi.

Berjalan di area Aia picola seakan-akan berada di kota mati, sepi dan jarang berpapasan dengan penduduk setempat. Traveler yang ingin mendapatkan foto-foto yang jauh dari keramaian wisatawan, Aia Picola tempatnya.

Beberapa warga membuka rumahnya untuk dikunjungi oleh para pelancong. Mereka dengan senang hati akan mengantar pengunjung ke setiap ruangan di dalam trullo dan memberi penjelasan dengan lengkap. Di akhir kunjungan mereka menyediakan sebuah kotak untuk diisi uang secara sukarela oleh para pengunjung.

Yang unik, tiap atap trullo akan memiliki simbol kepercayaan yang dianut oleh penghuninya. Namun kota ini tetap damai karena mencintai keberagaman.

Cara ke sana:

Untuk menuju Alberobello traveler bisa berangkat dari Stasiun Bari Centrale naik kereta FSE (Ferrovie Sud-Est) dengan tujuan akhir Martina Franca. Harga tiket kereta api sekitar 4 euro (Rp 60 ribu) sekali jalan.

Waktu perjalaan dengan kereta kurang lebih 1 jam, hingga sampai di Stasiun Alberobello. Hamparan kebun zaitun dan anggur di sepanjang jalan membuat waktu 1 jam terasa sangat singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar