Kamis, 26 Desember 2019

Jantho, Kota yang Terlupakan di Aceh

Jantho adalah Ibukota dari Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Kota ini sekarang sedikit terlupakan. Padahal suasananya asri dan asyik buat liburan.

Jantho merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Besar yang dapat dikatakan termasuk daerah terpencil dan para penduduk daerah ini sebagian besar berprofesi sebagai petani. Jantho dijadikan sebagai ibukota sejak tahun 1976 sesuai peraturan pemerintah Republik Indonesia no 35 tahun 1976 tentang pemindahan ibukota Kabupaten daerah Aceh Besar dari wilayah Banda Aceh.

Salah satu tujuan dipindahkan ibukota ini ke daerah Jantho agar pemukiman tepencil di Lembah Salawah ini ikut merasakan kemajuan perekonomian dan pembangunan kemakmuran kota. Ibukota ini bisa terwujud karena adanya 7 desa yang dihibahkan oleh masyarakat Jantho, yaitu kampung baru, terbe, jantho lama, weu, jalin, mbung, dan tacue. Desa itulah yang mendukung pembangunan Ibukota Aceh Besar.

Perjalanan menuju Jantho pada tahun 2015, saya menggunakan bus dengan teman-teman seperjuangan, dalam rangka kegiatan giat prestasi pramuka Provinsi Aceh, kami menempuh perjalanan dari Kota Langsa ke Jantho selama 9 jam. Perjalanan ke daerah tersebut bisa menempuh jalan darat melintasi jalan Medan-Banda Aceh.

Untuk perjalanan menuju ke pusat kota Jantho dari jalan raya bisa menempuh waktu lebih kurang 25 menit bisa menggunakan sepeda motor, bus, dan kendaraan lainnya. Akses jalan menuju Ibukota Kabupaten Aceh Besar ini sangat mudah dan indah. Jalanan dengan aspal yang bagus dan pemandangan yang indah dengan pepohonan yang rimbun serta deretan bukit yang membuat perjalanan terasa sangat nyaman dan tenang.

Jika dibandingakan dengan ibukota daerah yang lain, Ibukota Kabupaten Aceh Besar ini terkenal dengan sebutan kota mati, karena tidak banyak orang yang mengunjungi daerah ini untuk dijadikan tempat wisata dan tujuan liburan keluarga di akhir pekan.

Meskipun merupakan jantung Kabupaten Aceh Besar, masyarakat lupa akan keindahan alam di kota ini, perbukitan yang sangat indah seakan melindungi Kota Jantho dari keramaian dan polusi kota, saya jadi teringat ketika kami melakukan penjelajahan dalam kondisi yang sulit saat kami merasa tersesat di atas perbukitan yang tidak jelas arah dan tujuannya, namun seakan suasana di sekitar yang sejuk dan pepohonan rindang mendukung kami untuk tetap tenang, untuk senantiasa menikmati keindahan suasana ini dan tetap berjalan mengikuti kata hati hingga sampailah pada lokasi tujuan kami.

Tidak lupa Jantho ini merupakan daerah tempat kelahiran dan dibesarkannya salah satu pahlawan Aceh yaitu Cut Nyak Dhien dan beberapa raja-raja, bangsawan Aceh yang lahir dan dikebumikan di Kota Jantho.

Kota ini juga memiliki beberapa bangunan yang tidak kalah indah dan megahnya dengan kota-kota yang lain salah satunya yaitu, Kantor Bupati di Kota Jantho ini sangat menawan dan bisa memukau setiap orang dengan perpaduan design bangunan Arab dan Eropa yang dimilikinya, kota ini juga diramaikan dengan keberadaan mesjid Agung Al-Munawwarah yang megang.

Menurut penulis, meski banyak masyarakat yang lupa akan keindahan kota ini, namun sebuah anugrah dan keistimewaan saya dapat merasakan kota yang sangat astri dan suasana yang alami jauh dari polusi dan hiruk pikuk seperti kota lainnya, dan kota ini tidak mati karena setiap hari waktu kerja banyak para pegawai yang tetap menjalankan kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitar, hal ini merupakan suatu keistimewaan tersendiri dari kota Jantho.

Jika saya diberi kesempatan untuk bisa traveling ke Dubai, saya ingin mengabadikan keindahan kota dubai yang sangat mewah dan megah, serta belajar untuk lebih mengenal bagaimana kehidupan masyarakat di Dubai sehingga mereka bisa menjadi negara yang sangat maju seperti saat ini.

Momen ini akan saya abadikan untuk manfaat juga bagi orang di sekitar saya agar menjadi motivasi bagi semua orang bahwa jika ada keinginan dan tekad yang kuat untuk berusaha semua orang bisa mendapatkannya hingga ke ujung dunia sekalipun, meski banyak cobaann yang harus di lewati, tidak boleh khawatir gagal, tapi khawatirlah dengan kesempatan yang hilang karena tidak pernah mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar