Selasa, 31 Desember 2019

Tak Jauh dari Jakarta, Ini Pulau Kecil & Hutan Mangrove Eksotis

Tak jauh dari Jakarta, inilah Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Ada pulau kecil dengan pantai pasir putih, sampai hutan mangrove!

Gerbang utama Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu terletak di Pulau Pramuka yang merupakan salah satu pulau yang cukup dikenal masyarakat. Pulau Pramuka ini juga merupakan pusat administratif Kabupaten Kepulauan Seribu dan sekaligus pusat pemerintahan satu-satunya kabupaten di Provinsi DKI Jakarta ini. Karena pulau ini tidak begitu luas, traveler mampu mengelilinginya hanya kurang dari sehari.

Para traveler bisa mengunjungi Pulau Pramuka dengan menaiki kapal motor reguler dari dermaga Muara Angke dengan waktu tempuh tiga jam, atau menggunakan kapal cepat dari Marina Ancol dengan waktu tempuh satu jam saja. Tak jauh dari dermaga utama pulau, traveler bisa mengunjungi Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Hanya dengan berjalan kaki melewati permukiman dan lapangan bola umum, maka traveler akan menemukan sebuah plang atau gapura cokelat bertuliskan nama taman nasional ini. Usia taman nasional ini terhitung masih relatif muda karena diresmikan pada September 2016.

Taman Nasional Kepulauan Seribu adalah kawasan pelestarian alam bahari di Indonesia. Taman nasional ini terdiri dari ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan, gosong pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang, terumbu, dan mangrove.

Hutan mangrove ini pula lah yang cukup kental dan menjadi ciri khas dari taman nasional ini. Hutan mangrove terhampar di sepanjang taman nasional ini karena fungsi utamanya yakni sebagai penopang ekosistem pantai agar tetap terjaga.

Di sepanjang hutan mangrove di taman ini disediakan jembatan-jembatan panjang yang terbuat dari kayu agar para traveler bisa lulasa menjelajahi taman nasional dan melihat berbagai sudut keindahan laut dan pantai.

Traveler bisa melihat berbagai variasi pemandangan lauut dari taman nasional ini. Mulai dari lautan lepas biru, lautan dengan karang-karang, pantai dengan pasir putihnya, kapal-kapal yang sedang berlabuh, dan pemandangan matahari terbenam saat senja. Tiket masuk taman nasional ini jika berkunjung di hari biasa/weekday yakni Rp 5.000 untuk pengunjung umum dan Rp 3000 untuk pelajar atau mahasiswa.

Sedangkan di hari kerja akan dikenakan tarif 150% dari harga tiket saat hari kerja. Berbagai aktivitas menarik yang dapat dilakukan di taman nasional ini yakni pengamatan hidupan liar, menyelam (scuba diving), snorkelling, kano/bersampan, memancing dengan tentunya ada tarif tambahan untuk masing-masing aktivitas.

Rekomendasi 4 Tempat Wisata di Yogyakarta Buat Akhir Pekan

Libur akhir pekan ke Yogyakarta, ada banyak destinasi yang bisa didatangi. Seperti 4 destinasi ini yang seru dan pasti berkesa.

Tak jarang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi pilihan traveler untuk berwisata. Banyak tempat menarik yang bisa traveler datangi di sana, mulai dari wisata alam, budaya hingga naik becak hias.

DIY memang benar istimewa. Sejak pertama kali ke sana saat kuliah dulu, saya selalu rindu ingin kembali. Pengalaman pertama yang sangat berkesan, saat itu saya mengikuti pelatihan SAR (Search and Rescue) yang diadakan Hizbul Wathan Muhammadiyah.

Pelatihan diadakan di Mess Pemuda Kaliurang dilanjutkan dengan praktek SAR di Gunung Merapi selama beberapa hari. Saya dan teman-teman dilatih mengenai navigasi, pertolongan pertama, bagaimana strategi menyelamatkan korban terutama di gunung, hingga harus mempelajari hewan buas dan berbisa. Saya yang takut ular mau tak mau harus berani memegang ular saat itu, merinding banget karena peserta disuruh duduk di meja sedangkan di bawah kami berkeliaran piton, dan berbagai macam ular lainnya.

Setelahnya, kami senang sekali dipertemukan dengan Mbah Marijan (waktu itu masih hidup), walaupun saya tidak mengerti arti bahasa jawa halus yang beliau gunakan. Intinya, Mbah Marijan memberi nasihat untuk tidak berperilaku sembarangan saat di gunung nanti.

Cukup menegangkan di sana, karena selama 3 hari di atas gunung, saya tidak mandi, air di sekitaran gunung sedang kering dan kami hanya cukup persedian untuk makan dan minum. Belum lagi, salah satu peserta sempat melihat penampakan saat kami sedang sholat malam bersama. Ceritanya, si kakak agak tidak terima karena pelatihan dasar ini materinya mudah, jadi dia terkesan sombong dan ogah ikut kegiatan. Malam itu kesombongannya luluh karena ketakutan dan minta turun gunung malam itu juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar