Senin, 30 Desember 2019

Momen 17 Agustus, Gunung Rinjani Sepi Pendaki

Momentum 17 Agustus bagi pendaki di Indonesia adalah waktu yang tepat untuk melakukan pendakian dan upacara bendera di puncak gunung. Tapi, tidak di Rinjani.

17 Agustus kemarin, Gunung Rinjani sepi dari kunjungan pendaki. Tercatat hanya sebanyak 391 orang yang melakukan pendakian dari semua pintu masuk yang ada.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Sudiyono mencatat sejak tanggal 15-17 Agustus jumlah pengunjung yang melakukan pendakian terdapat 391 orang. Di antaranya 172 orang asing dan 219 orang lokal.

Jumlah tersebut tercatat dari empat pintu masuk yang ada di Rinjani seperti di pintu masuk via Senaru, tercatat 180 orang yang terdiri dari 163 orang asing dan 17 orang lokal. Dari via Sembalun, 85 orang dengan 78 orang lokal dan 7 orang asing.

Sementara via Berkik tidak tercatat ada orang asing yang melakukan pendakian, hanya tercatat orang lokal sebanyak 14 orang. Di pintu Timbabuh, tercatat 2 orang asing dan 110 orang lokal.

"Di puncak Rinjani masih tutup, tapi untuk upacara dilakukan di pos 2 Sembalun dan Plawangan Senaru dan Timbanuh," ungkapnya saat dihubungi detikcom, Senin (19/08/2019).

Sepinya pengujung di Gunung Rinjani disebabkan oleh masih belum maksimalnya pembukaan pasca ditutup akibat gempa tahun 2018 lalu. Di momentum 17 Agustus ini pun pintu masuk yang paling ramai hanya terdapat di Senaru.

"Hanya di Senaru yang ramai karena Sembalun pendakian belum ke puncak dan segara anak," ujarnya.

Liburan Hemat ke Singapura, Malaysia dan Thailand

Singapura, Malaysia dan Thailand jaraknya cukup berdekatan. Inilah traveling hemat ke tiga negara tersebut.

"Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan berada diantara bintang-bintang," Ir. Soekarno.

Sepenggal kalimat motivasi dari sang Proklamator bangsa yang menjadi pendobrak semangatku mengelilingi dunia. Aku panjatkan setiap hari penuh dengan harap mimpiku akan terwujud. Aku adalah pemuda yang terlahir dari seorang petani di pelosok desa di pulau Jawa yang memilki sejuta mimpi mengelilingi dunia.

Berbagai lomba mulai dari lomba blog, essay, artikel dan lainnya aku ikuti agar mimpiku mengelilingi dunia terwujud. Sejak 2 tahun yang lalu, keinginanku mengelilingi dunia telah mengakar dalam dada dan ingin segera terwujudkan. Tepat 20 kali aku gagal dalam mengikuti berbagai lomba agar mimpi terbesarku terwujud.

Tapi entah mengapa meskipun sudah 20 kali aku gagal untuk bisa ke luar negeri dengan gratis, hati ini selalu berkata, "Ayo coba lagi, coba lagi, tak ada salahnya kamu mencoba selagi kamu masih muda." Thomas Alva Edison saja gagal 999 kali hingga ia berhasil menemukan lampu pijar pada percobaan ke 1000-nya.

Never ever give up on your dreams, you are the creator of your future. Memang benar, untuk menggapai sebuah mimpi tak semudah membalikkan telapak tangan, butuh proses panjang dan perjuangan yang mungkin orang lain tidak mengetahui perjuangan yang telah kamu lakukan.

Berkat kegigihan dan semangatku dalam meraih mimpi mengelilingi dunia, akhirnya Tuhan kabulkan mimpiku untuk bisa menginjakkan kaki ke Malaysia, Singapura dan Thailand dalam program pertukaran pelajar dengan gratis. Selama 1 minggu aku mengelilingi 3 negara sambil belajar sistem pendidikan, kebudayaan dan pastinya tempat wisata yang wajib dikunjungi. Dan inilah awal ceritaku mengelilingi Malaysia, Singapura, Thailand.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar