Jumat, 27 Desember 2019

Berjumpa Istana yang Tak Lagi Utuh di India (3)

Selain Rana Kumbha Palace, kompleks Chittorgarh Fort memiliki beberapa istana lain dan kuil, satunya di antaranya adalah Meera Temple. Berbeda dengan Rana Kumbha Palace yang sepi, kuil-kuil di kompleks ini cukup ramai dikunjungi sebagai destinasi wisata religi oleh warga lokal. Mereka juga berziarah ke salah tempat yang dianggap sakral oleh umat Hindu, yaitu Gaumukh Reservoir, sebuah penampungan air yang dibatasi langsung oleh tembok benteng. Airnya yang hijau dipenuhi ikan, dan para peziarah biasanya memberi makan ikan-ikan tersebut.

Saya cukup lama menghabiskan waktu di Gaumukh Reservoir sambil memandang bentang kota Chittor dari atas. Angin semilir dan langit yang agak mendung menciptakan suasana yang nyaman untuk jalan-jalan.

Dari Gaumukh Reservoir, sopir tuktuk mengantar saya ke kompleks istana lain, Fateh Prakash Palace dan Rani Padmini Palace untuk melengkapi napak tilas sejarah Chittorgarh Fort. Konon, istana Rani Padmini alias Padmavaat dibangun di samping kolam teratai. Saat Alaudin Khilji meminta Ratan Singh untuk memperlihatkan wajah istrinya, Padmavaat berdiri di atas kolam, dan Khilji melihat pantulan wajah cantik itu pada air kolam.

Saat ini, istana Rani Padmini sudah tak utuh lagi. Hanya tersisa sebuah bangunan tua yang berdiri kesepian berlumur kenangan dari masa ke masa. Beberapa bagian temboknya berlumut dan mengelupas. Air hijau keruh menggenang di sampingnya.

Waktu sudah menunjukkan hampir jam 1 siang ketika saya keluar dari kompleks Fateh Prakash Palace. Saya pikir ini pemberhentian terakhir. Tapi ternyata, sopir tuktuk masih membawa saya ke spot lain, yakni salah satu gate Chittorgarh Fort. Gerbang itu masih kokoh berdiri hingga ini, diapit tembok benteng yang tinggi di kanan kirinya.

Hari semakin siang, dan langit mulai gelap. Kami segera melanjutkan perjalanan karena khawatir akan turun hujan. Sejenak sebelum pergi, saya menatap tembok benteng tua itu lekat-lekat. Kalau dipikir-pikir, ini perjalanan yang gila.

Saya rela menempuh perjalanan jauh, terbang dari Indonesia. Ditambah 16 jam perjalanan dengan kereta murah dari Agra. Lelah dan perjuangan menuju tempat ini memang tidak dibayar dengan megahnya istana-istana cantik khas India. Justru yang tersaji adalah bangunan yang tak lagi utuh, dibingkai tembok benteng yang kusam. Tapi saya puas setelah memenuhi rasa ingin tahu dan ingin menjejak Chittorgarh Fort secara langsung.

Perjalanan ini adalah salah satu extraordinary traveling yang pernah saya lakukan. Saya tak pernah menyesalinya. Kata pepatah Asia, Better to see something once than to hear about it a thousand times.

Saya tidak berhenti memimpikan extraordinary traveling lainnya, dan berusaha mewujudkannya. Dubai, kota megah di United Arab Emirates (UAE) ini telah lama mencuri perhatian saya, masuk dalam daftar tempat yang ingin saya kunjungi.

Membaca perjalanan Dubai dari perkampungan nelayan dan pelabuhan dagang yang miskin menjadi kota megah dengan bisnis yang berkembang pesat, membuat saya bertekad untuk mengunjungi kota ini, suatu saat nanti. Saat membaca pengumuman dari Detik Travel tentang Dream Destination, rasanya saya menemukan jalan. Dubai terasa selangkah lebih dekat. One step closer ....

Burj Khalifa yang iconic menjadi destinasi wajib saat ke Dubai. Salah satu keinginan saya adalah berfoto mengenakan kebaya di depan menara tertinggi di dunia ini. Berikutnya, saya akan menikmati tarian The Dubai Fountain. Air mancur yang mampu menyemburkan air setinggi gedung 50 lantai ini bisa dikatakan terbesar di dunia ini. Tak lupa, The Big Red juga menjadi destinasi yang paling ingin saya kunjungi.

Sebagai kota di Timur Tengah, padang pasir menjadi pemandangan yang khas. Dan, Big Red yang merupakan hamparan padang pasir berwarna kemerahan ini sangat layak dikunjungi. Dari Big Red, saya ingin berali ke Palm Jumeirah, pulau buatan dengan luas 4 juta meter persegi. Mengelilingi pulau dan menjajal berbagai atraksinya pasti menyenangkan dan tak terlupakan.

Selain tujuan-tujuan tersebut, masih ada Al-Saeef, Bluewater Island, dan tentu saja Dubai Mall yang ingin saya kunjungi jika jalan-jalan ke Dubai. Selebihnya, saya yakin Dubai dengan segala kemegahannya akan memberi pengalaman tak terlupakan yang terangkum dalam Extraordinary Journey bersama Detik Travel dan Dubai Tourism Board.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar