Sabtu, 28 Desember 2019

Masjid Istiqlal dan Wujud Toleransi Nyata di Ibu Kota Jakarta

 Jakarta adalah kota dengan aneka ragam budayanya. Ada Masjid Istiqlal, wisata religi yang menjadi ikon toleransi ibu kota.

Masjid Istiqlal menjadi salah satu tempat ibadah umat Muslim paling ikonik di Jakarta. Tidak heran, bukan saja umat Islam yang berkunjung, wisatawan lokal maupun internasional acap kali menjadikan Masjid Istiqlal sebagai spot wisata.

Tahun 1953, sejumlah tokoh Islam berencana membuat masjid sebagai simbol kemerdekaan RI. Tokoh-tokoh tersebut yakni Wahid Hasyim, Anwar Tjokroaminoto dan Agus Salim serta sejumlah masyarakat.

Para tokoh tersebut sepakat memberi nama 'Istiqlal', yang dalam Bahasa Arab artinya kemerdekaan. Akhirnya, setahun setelah perencanaan tersebut dibentuklah yayasan untuk membuat panitia pembuatan Masjid. Desain pun diperoleh dari sayembara dengan pemenang seorang arsitek Nasrani bernama Frederich Silaban. Masjid Istiqlal kemudian dibangun tahun 1961 dan selesai tahun 1978.

Wujud toleransi tidak berhenti sampai dalam proses pembuatan. Letak Masjid Istiqlal di depan Gereja Katedral, yang memiliki arsitektur neo gotik Eropa. Tentunya, simbol inilah yang menjadi persatuan dalam perbedaan.

Menurut Kementerian Agama RI, Masjid Istiqlal menempati luas tanah mencapai 93.200 meter persegi, dengan luas bangunan 24.200 meter persegi. Dengan daya tampung mencapai 200 ribu orang, terdapat 20 pengurus masjid tetap di sana.

Selain itu, Masjid Istiqlal juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas. Antara lain tempat salat, tempat penitipan sepatu dan sandal, tempat berwudhu aula, hingga perpustakaan. Bahkan, juga dilengkapi dengan akses internet, taman dan ruang belajar Al Quran.

Bukan saja sekadar fasilitas, Masjid Istiqlal juga menggelar sejumlah kegiatan. Seperti zakat, infaq dan sadaqah (ZIS), Tempat Belajar Al Quran (TPA), ibadah rutin salat wajib, Salat Jumat, dan Salat Id.

Karena menjadi ikon keislaman ibu kota saat ini, Masjid Istiqlal pun menjadi salah satu yang wajib dikunjungi saat di Jakarta. Bahkan, disebut-sebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara.

Nah, wisata religi pun dapat menjadi opsi untuk rekreasi sekaligus mengenal kepercayaan lebih dalam. Selain mengunjungi tempat ikonik, traveler juga bisa pergi ke berbagai festival.

Salah satu festival yang akan digelar adalah Jakarta Muharram Festival yang akan digelar pada Sabtu, 31 Agustus 2019 mendatang. Acara ini akan dimeriahkan oleh artis-artis Tanah Air seperti Kotak, Opick, Pasha, Wali, Bimbo, Fatin, dan masih banyak lagi. Selain itu, Jakarta Muharram Festival akan live di Trans TV mulai pukul 20.00 dan live streaming di detikcom pukul 17.00 WIB.

Unik! Ada Pulau di Tengah Sungai Tak Jauh dari Ibu Kota Baru

Tak jauh dari lokasi ibu kota baru, Kutai Kartanegara, ada sebuah pulau yang unik. Bukan sembarangan, karena pulau ini ada di tengah Sungai Mahakam.

Berkunjung ke Tenggarong tak salah jika d'traveler mengunjungi Pulau Kumala, yaitu sebuah delta yang berada di tengah Sungai Mahakam. Pulau dengan luas sekitar 76 hektar ini dirancang untuk menjadi sebuah taman rekreasi bertema budaya Dayak di Kota Tenggarong.

Aksesnya pun semakin mudah. Kalau dulu untuk mencapai Pulau Kumala, traveler harus naik ketinting atau perahu. Namun kini d'traveler cukup dengan melewati Jembatan Repo-repo yang menghubungkan Tenggarong daratan dengan Pulau Kumala.

Di beberapa bagian pagar jembatan, traveler dapat melihat Gembok Cinta yang disematkan oleh traveler yang pernah berkunjung ke Pulau Kumala. Karena dasar itulah jembatan ini disebut dengan Jembatan Repo-repo yang berarti gembok.

Pulau Kumala cukup luas, namun traveler tak perlu khawatir jika merasa tak sanggup untuk berjalan kaki mengelilingi setiap sudut pulau ini karena terdapat tempat penyewaan sepeda dan juga motor yang berada dekat loket masuk kawasan Pulau Kumala.

Begitu banyak spot yang menarik untuk dikunjungi di pulau ini, salah satunya adalah Patung Lembu Swana yang menjulang tegak menghadap Jembatan Kutai Kartanegara nan megah. Lembu Swana merupakan lambang Kerajaan Kutai Kartanegara, hewan mitologi kebanggaan warga Kutai Kertanegara ini hadir seiring perkembangan kerajaan Kutai lama bertepatan dengan kelahiran legenda Putri Karang Melenu. Istri dari pendiri kerajaan Kutai yaitu Maharaja Aji Barata Agung Dewa Sakti.

Dari Patung Lembu Swana, traveler dapat kembali ke tengah pulau untuk mengunjungi Dayak Experience Centre yang dibangun untuk memperkenalkan kebudayaan Suku Dayak yang ada di Kutai Kartanegara.

Di sini traveler dapat melihat berbagai pernak-pernik unik milik Suku Dayak seperti caping, alat musik, perkakas untuk berladang, pakaian hingga topeng yang digunakan dalam tari hedog yaitu tari untuk memanggil roh leluhur Suku Dayak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar