Kamis, 26 Desember 2019

Cerita Penjaga Mercusuar di Pulau Paling Selatan Indonesia

Mercusuar berperan penting dalam pelayaran. Beragam cerita penjaganya yang bekerja demi keselamatan pelayaran. Salah satunya cerita penjaga suar di Rote.

Negara Indonesia adalah negara yan kaya akan lautan dan isinya. Tentu peran kapal sangat berperan penting dalam menghubungkan pulau-pulau kecil yang berjumlah ribuan.

Satu hal yang tidak kalah penting lagi dalam pelayaran adalah mercusuar. Sebagai patokan dalam pelayaran, mercusuar sangat berperan dalam keselamatan pelayaran.

Minggu lalu, detikcom bersama Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub datang ke Rote dalam tajuk 'Menyambung Nusantara, Merajut Bangsa'. Kami berlayar ke Pulau Rote dan bertemu dengan salah satu penjaga mercusuar di Pelabuhan Ba'a Rote, Yahman Ramlan Koli.

Dia pun bercerita awal mula menjadi penjaga mercusuar dan ditempatkan di pulau yang terpencil.

"Saya menjadi penjaga mercusuar sejak tahun 1992 dan ditugaskan di Sumba Timur. Pulau itu sangat terpencil dan menara juga jauh dari masyarakat," ujarnya sebagai pembuka cerita.

"Kemudian saya juga pernah bertugas di Pulau Batek yang berada di Pulau Batek yang berada di perbatasan dengan Timur Leste. Itu hanyalah sebuah pulau kosong dan tak ada penghuni selain saya. Di pulau itu hanya saya dan menara suar saja,"

"Untuk logistik, selalu diantar sekali 3 bulan melalui kapal. Dan saat itulah saya bertemu dengan orang-orang. Jika dalam kondisi darurat, kita juga dilengkapi dengan radio yang terhubung dengan penjaga pantai dan kapal-kapal polisi laut. Jadi jika terjadi apa-apa saya bisa menggunakan radio,"lanjutnya.

Yahman juga mengungkapkan bahwa awal kali bertugas dia sempat bingung dan takut. Namun semakin berjalannya waktu dia pun menemukan titik terang akan pekerjaannya.

"Awal bertugas saya sempat bingung dan ketakutan. Bayangkan saja bertugas di pulau terpencil, jauh dari keluarga juga jauh dari masyarakat. Namun setelah pelatihan dan dijalani, akhirnya saya mulai terbiasa dan menjadikan pekerjaan sebagai tantangan yang harus dihadapi," tambahnya.

Banyak suka dan duka yang mengiringi Yahman selama bertugas menjadi penjaga suar. Dia pernah berhadapan dengan badai yang dasyat dan lampu suar tetiba mati.

"Banyak cerita yang saya alami selama menjadi penjaga mercusuar. Kita harus menjaga lampu tetap menyala di saat gelap dan harus standby 24 jam. Pernah dulu, saya lupa tahunnya saat hujan dan badai yang cukup keras, lampu suar tetiba mati. Saat itu sangat gelap dan listrik juga padam. Mau tidak mau kami pun naik ke atas puncak dan mengganti bola lampu. Kemudian barulah menara menyala lagi,"

"Kami harus siap dalam kondisi apapun. Karena kapal-kapal sangat bergantung dengan keberadaan mercusuar. Kami menjaga lampu suar supaya kapal saat berlayar saat malam tidak celaka," ujarnya.

Walau pekerjaannya terkesan berat, Yahman tak mengingkari bahwa dia menikmati pekerjaannya. Dia menjadi pekerjaannya swbagai tantangan dan dia menikmatinya.

"Saya menyukai pekerjaan saya karena ini menantang. Kita menjaga keselamatan kapal berlayar dan juga harus siap dalam kondisi apapun. Dan ini suatu tantangan bagi saya" lanjutnya.

Bapak tiga anak ini pun hanya bisa bertemu dengan keluarga sekali 3 bulan. Dia harus pulang ke Kupang dan tugasnya digantikan oleh rekannya yang lain.

"Saya pulang ke Kupang sekali tiga bulan. Dan saya bergantian dengan rekan-rekan yang lain jika ada halangan. Yang penting kami harus selalu siaga 24 jam menjaga lampu suar supaya tetap menyala saat gelap. Lampu mulai dinyalakan sejak sore sampai pagi hari,"

Yahman telah bertugas menjaga Menara Suar Rote selama 2 tahun. Bersama rekan-rekannya dia akan selalu semangat menjaga lampu suar demi keselamatan pelayaran.

Selamat bertugas, Pak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar