Rabu, 29 Juli 2020

4 Manfaat Jalan Kaki setelah Sarapan, Salah Satunya Menurunkan Berat Badan

 Olahraga ringan sehabis sarapan mungkin terasa tidak nyaman bagi sebagian orang. Namun jika dilakukan, ternyata banyak manfaatnya lho.
Yang terpenting adalah tidak berlebihan karena mungkin perut masih penuh makanan. Cukup dengan jalan kaki ringan, yang penting tubuh jadi lebih bugar.

Penasaran apa saja manfaat jalan kaki setelah makan? Berikut 4 manfaat yang dikutip dari Healthline:

1. Melancarkan pencernaan
Manfaat paling utama berjalan setelah makan adalah peningkatan pencernaan. Gerakan tubuh dapat membantu pencernaan dengan mendorong stimulasi lambung dan usus, sehingga membantu makanan bergerak lebih cepat.

Selain itu, telah terbukti berjalan kaki dapat mencegah penyakit seperti tukak lambung, mulas, sindrom iritasi usus (IBS), dan sembelit.

2. Membantu mengelola kadar gula darah
Ini sangat penting bagi orang pengidap diabetes tipe 1 dan 2. Sebuah studi tahun 2016, dikutip dari Healthline, menemukan bahwa manfaat berjalan ringan selama 10 menit setelah makan untuk pengidap diabetes tipe 2 dapat mengatur gula darah.

3. Menurunkan berat badan
Agar berat badan turun, seseorang harus mengurangi kalorinya, yang berarti harus membakar lebih banyak kalori. Berjalan setelah makan dapat membakar kalori, sehingga dapat membantu menurunkan berat badan.

4. Membantu mengatur tekanan darah
Berjalan setelah makan juga dapat membantu mengatur tekanan darah. Menurut beberapa studi, dikutip dari Healthline, berjalan 10 menit setiap hari bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu, studi lain membuktikan bahwa berjalan dapat mengurangi tekanan darah sistolik yaitu tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh sebanyak 13 persen atau sekitar 21 poin.

Ada 90 Klaster Perkantoran di DKI Jakarta, 495 Karyawan Positif Corona

Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, PhD, menyebut di DKI Jakarta terjadi lonjakan kasus klaster Corona di perkantoran setelah masa transisi PSBB (pembatasan sosial berskala besar) diberlakukan.
"Ditemukan 90 klaster dengan total kasus 459. kalau kita lihat angkanya memang bertambahnya hampir 10 kali lipat sejak yang sebelum masa transisi PSBB," kata Dewi dalam siaran pers BNPB, Rabu (29/7/2020).

Sebelum 4 Juni atau ketika masa PSBB diberlakukan di DKI Jakarta, jumlah kasus positif di perkantoran berada di kisaran 43 kasus. Setelah masa transisi, per 28 Juli, ditemukan kasus COVID-19 bertambah 416 orang sehingga total klaster perkantoran sebanyak 495 karyawan di 90 kantor.

Berikut sebaran klaster perkantoran di DKI Jakarta per 28 Juli:

- Kementerian: 20 klaster, 139 kasus
- Badan/lembaga: 10 klaster, 25 kasus
- Kantor di lingkungan Pemda DKI: 34 klaster, 141 kasus
- Kepolisian: 1 klaster, 4 kasus
- BUMN: 8 klaster, 35 kasus
- Swasta: 14 klaster, 92 kasus

Disebutkan oleh Dewi ada beberapa hal yang kemungkinan memicu terjadinya lonjakan kasus di perkantoran. Bisa jadi seseorang sudah tertular saat di kendaraan umum setelah itu berada di ruangan perkantoran dengan ventilasi udara yang buruk sehingga memicu terjadinya penyebaran COVID-19.

"Kalau kita melihat kondisi saat ini, untuk perusahaan yang masih bisa melakukan kerja WFH, lebih baik WFH. Kalaupun harus masuk, kapasitasnya maksimal 50 persen," pungkas Dewi.
https://kamumovie28.com/nande-koko-ni-sensei-ga-episode-9/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar