Kamis, 23 Juli 2020

Ingat Ya! Kata Dokter GERD Bukan Pemicu Serangan Jantung

Ketika asam lambung naik atau disebut juga gastroesophageal reflux disease (GERD), biasanya akan terasa nyeri dada. Oleh karena itu beberapa orang mengaitkannya dengan penyakit jantung, menyebut-nyebut GERD bisa jadi pemicu serangan jantung.
Ahli jantung dr Ronaldi, SpJP, FIHA, FAPSC, dari Rumah Sakit (RS) Awal Bros Bekasi Timur menegaskan GERD tidak bisa menyebabkan serangan jantung atau sebaliknya. Apa yang sering terjadi adalah awam keliru karena memang gejalanya mirip.

Hanya saja nyeri dada pada GERD bisa dibedakan karena biasanya muncul saat misalnya mengonsumsi makanan pedas, minum kopi, atau telat makan. Sementara nyeri dada karena sakit jantung terasa seperti menembus ke belakang, menjelar sampai ke tangan, dan kadang disertai keringat dingin.

"Intinya kembali lagi, keluhannya sama atau mirip tapi bukan berarti asam lambung menyebabkan
serangan jantung ataupun sebaliknya. Keluhan di lambung bisa bikin rasa kebakar di ulu hati karena jantung letaknya juga berdekatan dengan ulu hati," kata dr Ronaldi dalam keterangan yang diterima detikcom dan ditulis pada Jumat (21/2/2020).

Untuk benar-benar bisa mengetahui faktor risiko serangan jantung masyarakat disarankan melakukan cek kesehatan rutin.

Biar Nggak Gampang Sakit, Ini Cara Tingkatkan Kualitas Saluran Cerna

 Pencernaan merupakan hal yang penting di dalam tubuh. Organ-organ yang juga turut andil dalam proses pencernaan tersebut patut kita jaga kesehatannya, sehingga pencernaan tidak terganggu akibat virus maupun bakteri yang hinggap dan hidup di dalam saluran pencernaan.
Dilansir dari Healthline, setiap orang sesekali mengalami gangguan pencernaan pada perutnya seperti sembelit, sakit perut, mulas, mual, gas, dan juga diare. Namun ketika gejala tersebut sering terjadi, pastinya penyakit itu akan sangat mengganggu.

Masih dari Healthline, usus kita ternyata memiliki peran yang penting dalam mengatur tubuh agar berfungsi. Saat makanan masuk ke dalam usus, organ ini memiliki peran untuk menyerap nutrisi penting untuk tubuh kita. Selain itu, usus juga memiliki peran dari produksi energi hingga keseimbangan hormon, kesehatan kulit hingga kesehatan mental, dan bahkan pembuangan racun dan limbah.

Lalu bagaimana caranya agar kita dapat meningkatkan kualitas pencernaan? Medical Marketing Manager Kalbe Nutritionals dr Adeline Devita mengatakan kesehatan usus dapat terganggu apabila kurang mengonsumsi sayur dan buah. Konsumsi yang belum memadai dapat berpengaruh terhadap suplai vitamin, mineral, serat, enzim pencernaan, dan air yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

"Sumber vitamin dan mineral dapat diperoleh dari konsumsi sayur serta buah yang berperan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh, memperlancar pencernaan, dan dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit seperti penyakit jantung, beberapa jenis kanker, dan obesitas," ujar dr Adeline kepada detikHealth, baru-baru ini.

Oleh sebab itu, lanjut dr Adeline penting bagi tubuh untuk mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG). Tetapi pada kenyataannya, tingkat konsumsi buah dan sayur di masyarakat Indonesia masih terbilang rendah. Padahal, jenis makanan tersebut mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Tak hanya itu, buah dan sayur juga mengandung serat yang bermanfaat untuk sistem pencernaan.

"Terdapat perbedaan kebutuhan serat antara wanita dan pria. Untuk wanita, kebutuhan serat per hari yang diperlukan yaitu sekitar 25 gram sedangkan untuk pria, kebutuhan serat yang harus dipenuhi berkisar antara 30-38 gram per hari," tutur dr Adeline.

Serat yang dikonsumsi setiap hari itu akan diserap oleh tubuh kemudian akan difermentasi untuk menghasilkan asam lemak rantai pendek yang memiliki sejumlah fungsi kesehatan antara lain membuat penyerapan kolesterol dalam darah berkurang dan memberikan tambahan energi untuk usus besar agar dapat menyerap nutrisi dengan lebih baik.
https://nonton08.com/buffalo-boys/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar