Minggu, 26 Juli 2020

CDC Ungkap Pasien Corona Sembuh Lebih Lama Meski Bergejala Ringan

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengungkap bahwa pasien Corona yang berusia muda maupun dewasa membutuhkan waktu hingga berminggu-minggu untuk bisa sembuh dari virus Corona COVID-19. Hal ini ditemukan berdasarkan survei wawancara melalui telepon yang dilakukan di 13 negara.
Dikutip dari Reuters, survei tersebut menunjukkan bahwa baik usia muda maupun dewasa yang tidak memiliki penyakit penyerta bisa membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk sembuh, setelah dinyatakan positif Corona. Hal ini juga bisa terjadi meski mereka hanya mengalami gejala ringan.

CDC mengatakan, survei dilakukan pada pasien positif yang berusia di atas 18 tahun secara acak. Mereka ditanya soal gejala yang muncul dan waktu untuk pulih, 14 hingga 21 hari setelah tes COVID-19.

Dari 292 orang, 274 di antaranya mengalami satu atau lebih, gejala Corona yang dialami saat melakukan penelitian. Banyak dari mereka yang memiliki gejala COVID-19 ringan, tetapi tidak bisa sehat seperti sebelumnya.

Persentase usia pasien yang tidak bisa sembuh total, yaitu 18-34 tahun sebesar 26 persen, usia 35-49 tahun 32 persen, dan usia di atas 50 tahun mencapai 47 persen.

Untuk mencegah hal ini makin banyak terjadi, para peneliti menyarankan untuk menerapkan jaga jarak sosial, rajin cuci tangan, dan gunakan masker dengan benar terutama saat di tempat umum. Hal ini untuk memperlambat penyebaran COVID-19.

Intip 5 Fakta Tentang Mr P yang Jarang Diketahui Pria

Mungkin untuk kebanyakan orang, penis diketahui berkaitan dengan hubungan seksual. Selain itu, penis juga memiliki fakta yang belum banyak diketahui orang.
Mulai dari dari ereksi bisa terjadi beberapa kali setiap malam hingga penis bukan sebuah otot, akan diulas di sini. Dikutip dari NHS UK, berikut fakta tentang penis yang harus kamu ketahui.

1. Mr P bisa rusak
Penis bisa rusak ketika terkilir saat ereksi. Penis memang tidak memiliki tulang, tetapi saluran yang terisi oleh darah pada saat ereksi bisa pecah. Darah akan keluar dari saluran di dalam penis dan akan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

Kasus seperti ini memang jarang sekali ditemui, tetapi ada kemungkinan beberapa pria hanya terlalu malu untuk memeriksakannya kepada dokter.

Kerusakan saat berhubungan seks, ketika pasangan berada di atas, memiliki kemungkinan 1 banding 2 dari keseluruhan kasus. Kerusakan biasanya terjadi ketika penis pria meleset dari pasangannya kemudian terbentur atau terjepit dengan keras.

2. Mengalami beberapa kali ereksi setiap malam
Rata-rata seorang pria sehat dapat mengalami 3-5 kali ereksi selama tidur malam, yang setiap ereksinya dapat berdurasi sekitar 25-35 menit. Sangatlah umum bagi pria untuk bangun pagi sambil mengalami ereksi, atau yang biasa diketahui sebagai 'morning glory'.

Namun ternyata ereksi di pagi hari adalah bagian terakhir dari ereksi saat malam. Hal ini dikarenakan ereksi saat malam tidak mendapat respons.

Studi menjelaskan bahwa hal ini tidak lain adalah semacam fase saat tidur seperti REM (rapid eye movement). Hal ini sangat biasa terjadi saat mimpi. Apapun penyebabnya, kebanyakan dokter percaya bahwa ereksi pada malam hari adalah tanda bahwa alat vital baik-baik saja.

3. Panjang Mr P tidak berhubungan dengan ukuran kaki
Menurut studi yang dipublikasikan the British Journal of Urology International, anggapan bahwa ukuran penis berasal dari proporsi ukuran sepatu adalah mitos.

Peneliti dari University College London mengukur penis dari 104 pria, termasuk remaja dan pensiunan. Panjang rata-rata penis pada grup ini adalah 13 cm pada saat direnggangkan perlahan, dan ukuran rata-rata sepatu di Inggris adalah 9 (43 dalam ukuran Eropa). Sehingga peneliti tidak menemukan adanya hubungan antara ukuran sepatu dan panjang penis.

4. Mr P kecil tidak punya daya ereksi yang lebih besar
Penis berukuran lebih pendek bisa bertambah panjang saat sedang ereksi. Penelitian didasarkan pada pengukuran penis dari 2.770 pria dan ditemukan bahwa penis lebih pendek bisa meningkat sebesar 86% saat ereksi, hampir dua kali lipat dari penis lebih panjang (47%).

Dalam studi 1988 yang dipublikasikan dalam Journal of Sex Research, para peneliti juga menemukan bahwa perbedaan panjang antara penis pendek jauh lebih jelas ketika ereksi daripada ketika pada kondisi normal.

5. Mr P bukanlah otot
Inilah mengapa pria tidak bisa menggerakan penis secara leluasa saat ereksi. Penis merupakan sesuatu seperti spons, yang berisi darah ketika pria bergairah.

Darah naik ke dalam 2 kantung silinder yang menyebabkan penis membesar dan kaku. Pembesaran ini kemudian menghambat nadi yang biasanya mengalirkan darah dari penis. Setelah ereksi selesai, aliran darah kembali normal dan darah kembali mengalir meninggalkan penis.
https://kamumovie28.com/astro-boy-tetsuwan-atom-episode-40/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar