Jumat, 24 Juli 2020

Feby Febiola Gunduli Rambutnya, Kenapa Kemoterapi Sebabkan Rambut Rontok?

Aktris Feby Febiola kini tengah berjuang melawan kanker ovarium. Feby pun mengalami kerontokan rambut akibat pengobatan kemoterapi yang sedang dijalaninya.
Bahkan, dalam Instagram Stories miliknya, Feby memperlihatkan penampilan barunya. Ia mencukur habis rambutnya hingga menjadi botak.

Lantas mengapa efek kemoterapi bisa membuat rambut jadi rontok?

Dikutip dari Mayo Clinic, obat-obatan kemoterapi memiliki efek yang kuat, sehingga mencegah kanker untuk berkembang. Namun, obat ini juga bisa menyerang sel-sel lain di dalam tubuh, termasuk akar rambut.

Tak hanya di kepala, kerontokan rambut juga bisa terjadi di bagian tubuh lain, seperti bulu mata, alis, ketiak, dan rambut kemaluan.

Biasanya, rambut akan mulai rontok 2-4 minggu setelah kemoterapi dimulai. Kerontokan pun bisa terjadi sedikit demi sedikit atau langsung dalam jumlah yang banyak.

Meski begitu, kamu tak perlu khawatir karena rambut akan tumbuh kembali. Dikutip dari Cancer Research UK, dalam beberapa bulan setelah pengobatan kemoterapi selesai, rambut sudah mulai tumbuh. Umumnya, rambut tumbuh lebih lembut dan memiliki warna yang berbeda.

"Biasanya, dalam waktu 4-6 bulan setelah perawatan selesai, Anda sudah memiliki rambut baru dengan kondisi yang baik," tulis Cancer Research UK.

Sempat Absen, dr Reisa Muncul Lagi Sampaikan Edukasi Soal Corona

Kangen siaran dr Reisa Broto Asmoro? Kabar baik, dr Reisa kini tampil lagi dengan tugas baru. Reisa kini diperkenalkan sebagai duta adaptasi kebiasaan baru Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dalam video tentang protokol penerimaan kiriman paket di akun BNPB, Minggu (12/7/2020).
Dalam tayangan yang disiarkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (24/7/2020), dr Reisa terlihat tampil menyampaikan perkembangan terkini mengenai COVID-19 di Indonesia. Nantinya, dr Reisa akan menyampaikan informasi dalam bentuk video pendek.

"Pada hari ini saya akan menyampaikan juga bahwa ke depannya saya pribadi akan lebih banyak hadir dalam memberikan informasi, edukasi publik, dalam bentuk video pendek," kata dr Reisa.

Ke depannya, dalam video pendek yang akan ditampilkan nanti akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari masyarakat.

"Tentunya video ini nanti akan menjawab pertanyaan yang muncul dari publik. Yang kemudian akan disebarkan melalui berbagai kanal TV, dan juga berbagai sosial media," tambah dr Reisa.

dr Reisa juga mengharapkan supaya masyarakat selalu patuh terhadap protokol kesehatan.

"Hal ini diharapkan agar masyarakat akan selalu tetap menjalankan protokol kesehatan, dan selalu mengetahui informasi terkini agar tetap aman dari covid-19 dan tetap produktif," pungkasnya.

Wanita Ini Mengaku Hamil Meski Tak Berhubungan Seks, Kok Bisa?

Seorang wanita pengguna TikTok membagikan cerita yang mengejutkan. Ia mengklaim dirinya hamil tanpa melakukan penetrasi.
Samantha Lynn Isabel, perempuan berusia 24 tahun menjelaskan bahwa dirinya pernah hamil saat berusia 19 tahun. Padahal, saat itu ia mengaku tidak pernah melakukan hubungan intim sama sekali.

Diceritakan, mulanya ia merasakan kram di perut. Namun, ia tidak pernah berpikir bahwa dirinya tengah hamil.

Kala itu, Samantha Lynn Isabel menyadari dirinya telat datang bulan selama satu minggu, tetapi memikirkan dirinya 'hamil' menjadi sesuatu yang mustahil. Sebab, ia tidak pernah melakukan seks penetrasi.

Meski tidak pernah terpikir bahwa dirinya hamil, ia akhirnya melakukan tes kehamilan. "Aku melakukan tes kehamilan dan berpikir kalau hasilnya akan negatif," jelas Isabel di TikTok.

"Karena mengira itu positif palsu, aku tes kehamilan lagi hingga enam kali," lanjutnya.

Seluruh hasil tes Isabel menunjukkan bahwa dirinya positif hamil. Ia pun segera memutuskan pergi ke dokter untuk memastikan apakah dirinya benar-benar positif hamil.

Menurut dr Alyssa Dweck, pakar obgyn di New York, kehamilan tanpa melakukan penetrasi bisa saja terjadi. Terlebih jika masih ada kontak antara penis dan vagina.

"Dugaan saya, terjadi kontak antara penis dan vagina dan bahkan jika ada sedikit penetrasi pada saat vagina terbuka atau paparan pra-ejakulasi, dapat menyebabkan kehamilan," jelas dr Dweck kepada Business Insider.

"Melakukan fingering, jika ada sperma di jari yang menyentuh atau masuk ke liang vagina, ada kemungkinan hamil meskipun jauh lebih kecil dibanding melakukan seks penetrasi," lanjut Dr Dweck.
https://nonton08.com/honest-candidate/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar