Kamis, 23 Juli 2020

KRI Dr Soeharso Siapkan Evakuasi Heli untuk Kondisi Darurat

Sebanyak 74 Anak Buah Kapal (ABK) dari WNI di Diamond Princess, Jepang, rencananya akan segera dipulangkan, salah satu opsi yang tengah disiapkan kini adalah KRI dr Soeharso. Selain menyiapkan skenario evakuasi pemulangan, KRI dr Soeharso sudah menyiapkan opsi darurat, melalui evakuasi heli dan Landing Craft Utility (LCU).
Pasopsatgas Kol Laut (P) Tony Herdianto, dalam pemaparannya soal kesiapan KRI dr Soeharso dalam rencana evakuasi 74 ABK di Diamond Princess, Jepang, menjelaskan evakuasi medis dengan menggunakan heli akan dilakukan jika pasien butuh segera dibawa ke rumah sakit darat.

"Evakuasi medis dengan menggunakan heli dan LCU, jadi kalau memang itu diperlukan, kami juga akan mengeluarkan heli apabila pasien pada saat di perjalanan Yokohama ke Indonesia membutuhkan kondisi darurat untuk ke rumah sakit darat, akan kita lakukan proses evakuasi heli," jelasnya, Kamis (20/2/2020).

Tony juga menjelaskan LCU menjadi opsi untuk mengevakuasi pasien. "Kemudian untuk LCU direncanakan untuk mengevakuasi pasien. Rencananya kami akan berangkat dari Indonesia, dari Surabaya, kemudian sampai ke Yokohama," katanya.

"Sementara kami konsepkan di sana akan melaksanakan anchor, menurunkan jangkar. Kemudian untuk mengevakuasi pasien denvan menggunakan LCU atau landing craft utility yang dimiliki oleh KRI dr Soeharso," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, skenario opsi pemulangan memiliki dua opsi. Opsi pertama perjalanan akan berakhir di Natuna untuk dikarantina, opsi kedua melakukan karantina di kapal dan langsung dipulangkan ke Surabaya.

Opsi pertama yang direncanakan memakan waktu 22hari selama perjalanan, KRI dr Soeharso rencananya akan berlayar dari Dermaga Komando Armada II Surabaya melewati perairan Laut China Selatan, Samudera Pasifik, ke Yokohama.

Opsi kedua, KRI dr Soeharso diberangkatkan dari Surabaya melewati perairan Laut China Selatan, Samudera Pasifik, menuju perairan Yokohama lalu kembali melalui perairan Laut China Selatan menuju Ranai, Pulau Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Perjalanan diperkirakan memakan waktu selama 24 hari.

Ada Super-Spreader Corona, Daegu di Korsel Jadi Zona Perawatan Khusus

Jumlah orang yang terinfeksi virus corona COVID-19 di Korea Selatan melonjak pesat, yaitu dari 104 menjadi 204 kasus, pada Jumat (21/2). Lonjakan ini terjadi diduga karena adanya peristiwa 'super-spreading' atau penyebaran dari satu pasien ke banyak orang, yang terjadi di Gereja Shincheonji, Daegu.
Perdana Menteri Chung Sye-Kyun mengatakan Korea Selatan sedang dalam situasi darurat. Kota-kota selatan Daegu dan Cheongdo telah dinyatakan sebagai 'zona perawatan khusus'.

"Sangat sulit untuk menemukan orang yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, dan menyembuhkan pasien," kata PM Chung, seperti dikutip dari BBC.

Dia mengatakan pemerintah Korea Selatan telah menyiapkan berbagai sumber daya dan fasilitas, seperti tempat tidur, peralatan medis, petugas kesehatan, dan sosialisasi tentang cara pembatasan penyebaran virus corona.

"Pemerintah selama ini hanya fokus pada penanggulangan infeksi yang datang dari luar negeri. Mulai sekarang, pemerintah akan lebih memprioritaskan mencegah penyebaran virus secara lokal," pungkasnya.
https://nonton08.com/in-the-room/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar