Kamis, 23 Juli 2020

Ada Super-Spreader Corona, Daegu di Korsel Jadi Zona Perawatan Khusus

Jumlah orang yang terinfeksi virus corona COVID-19 di Korea Selatan melonjak pesat, yaitu dari 104 menjadi 204 kasus, pada Jumat (21/2). Lonjakan ini terjadi diduga karena adanya peristiwa 'super-spreading' atau penyebaran dari satu pasien ke banyak orang, yang terjadi di Gereja Shincheonji, Daegu.
Perdana Menteri Chung Sye-Kyun mengatakan Korea Selatan sedang dalam situasi darurat. Kota-kota selatan Daegu dan Cheongdo telah dinyatakan sebagai 'zona perawatan khusus'.

"Sangat sulit untuk menemukan orang yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, dan menyembuhkan pasien," kata PM Chung, seperti dikutip dari BBC.

Dia mengatakan pemerintah Korea Selatan telah menyiapkan berbagai sumber daya dan fasilitas, seperti tempat tidur, peralatan medis, petugas kesehatan, dan sosialisasi tentang cara pembatasan penyebaran virus corona.

"Pemerintah selama ini hanya fokus pada penanggulangan infeksi yang datang dari luar negeri. Mulai sekarang, pemerintah akan lebih memprioritaskan mencegah penyebaran virus secara lokal," pungkasnya.

KRI Dr Soeharso Dilengkapi Kapsul 'Transporter', Ini Penampakannya

- KRI dr Soeharso disiapkan sebagai salah satu opsi evakuasi pemulangan 74 Anak Buah Kapal (ABK) WNI di Diamond Princess. Kapal ini sudah dilengkapi oleh kapsul evakuasi. Kapsul evakuasi ini disiapkan jika nantinya ada pasien yang terinfeksi COVID-19.
Dipaparkan Pasopsatgas Kol Laut (P) Tony Herdianto, kapsul evakuasi ini baru didapatkan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. "Ini tambahan dari Kementerian Kesehatan yang bisa dioutputkan di KRI dr Soeharso," jelasnya, Kamis (20/2/2020).

Kapsul evakuasi ini merupakan alat khusus yang digunakan untuk memindahkan orang yang terinfeksi ke ruang isolasi. Pemakaian kapsul evakuasi dilakukan sebagai antisipasi guna menghindari penyebaran virus.

"Fasilitas isolated capsule transporter (kapsul evakuasi) merupakan alat untuk memindahkan personil (WNI) yang betul-betul diduga sudah terinfeksi ke ruang isolasi," jelas Pasopsatgas Kol Laut (P) Tony Herdianto, Kamis (20/2/2020).

Sementara itu, ruang isolasi KRI dr Soeharso sudah disiapkan dengan kapasitas 40 orang. Ruang isolasi pun sudah menggunakan tekanan negatif.

"Ini kapal rumah sakit ya, yang punya kemampuan melakukan perawatan dan sebagainya, karena ini kan kapal yang dirancang untuk mengatasi penyakit apapun. Isolasinya ada, karantinanya juga ada, tekanan negatif juga ada," tegas Menkes Terawan Agus Putranto saat melakukan peninjauan ke KRI dr Soeharso, Kamis (20/2/2020).

Ingat Ya! Kata Dokter GERD Bukan Pemicu Serangan Jantung

Ketika asam lambung naik atau disebut juga gastroesophageal reflux disease (GERD), biasanya akan terasa nyeri dada. Oleh karena itu beberapa orang mengaitkannya dengan penyakit jantung, menyebut-nyebut GERD bisa jadi pemicu serangan jantung.
Ahli jantung dr Ronaldi, SpJP, FIHA, FAPSC, dari Rumah Sakit (RS) Awal Bros Bekasi Timur menegaskan GERD tidak bisa menyebabkan serangan jantung atau sebaliknya. Apa yang sering terjadi adalah awam keliru karena memang gejalanya mirip.

Hanya saja nyeri dada pada GERD bisa dibedakan karena biasanya muncul saat misalnya mengonsumsi makanan pedas, minum kopi, atau telat makan. Sementara nyeri dada karena sakit jantung terasa seperti menembus ke belakang, menjelar sampai ke tangan, dan kadang disertai keringat dingin.

"Intinya kembali lagi, keluhannya sama atau mirip tapi bukan berarti asam lambung menyebabkan
serangan jantung ataupun sebaliknya. Keluhan di lambung bisa bikin rasa kebakar di ulu hati karena jantung letaknya juga berdekatan dengan ulu hati," kata dr Ronaldi dalam keterangan yang diterima detikcom dan ditulis pada Jumat (21/2/2020).

Untuk benar-benar bisa mengetahui faktor risiko serangan jantung masyarakat disarankan melakukan cek kesehatan rutin.
https://nonton08.com/housewives-creampie-affairs-2-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar