Sabtu, 25 Juli 2020

Detail Skenario Evakuasi 74 ABK Diamond Princess dengan KRI Dr Soeharso

 Rencananya 74 WNI yang sehat akan segera dievakuasi menggunakan KRI Dr Soeharso. Meski Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto belum bisa memastikan keberangkatan keberangkatannya, kapal rumah sakit ini telah mempersiapkan diri dengan detail skenario pemulangan.
Dijelaskan Pasopsatgas Kol Laut (P), Tony Herdianto, saat ditemui di Dermaga Komando Armada II, ada beberapa opsi yang direncanakan menjadi skenario dari proses penjemputan atau evakuasi 74 WNI di kapal pesiar Diamond Princess, Jepang.

"Ini adalah cara gerak sementara dari kami yaitu secara umum dapat kami sampaikan dari Surabaya menuju ke Yokohama, tentu saja akan melewati beberapa titik-titik. Kemudian ke Natuna untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan karantina apabila diperlukan," ungkapnya, Kamis (20/2/2020)

"Namun diharapkan pada saat dari Yokohama menuju ke Natuna kami akan mengundur waktu mungkin lebih dari 22 hari, diharapkan sampai dengan tanah air di perbatasan itu sudah melewati 14 hari, di mana 14 hari merupakan masa inkubasi," lanjutnya.

Ia berharap dengan skenario tersebut nantinya saat masuk ke Natuna, seluruh WNI dinyatakan sehat dan tidak ada yang terinfeksi. Adapun opsi kedua yang direncanakan memiliki titik kumpul di Manado.

"Opsi kedua yaitu dari Surabaya, Yokohama, ke Surabaya, dengan titik kumpul di Manado selama 24 hari. Jadi dari Surabaya ke Yokohama, kembali lagi ke Surabaya," katanya.

Ia menyebut kemungkinan WNI menjalani karantina selama 14 hari saat berada di perjalanan kembali menuju ke Indonesia.

"Hal yang sama, berharap pada saat sebelum masuk ke Surabaya, selama perjalanan dari tim medis melaksanakan berbagai tindakan karantina," pungkasnya.

Mengintip Kesiapan KRI Soeharso Jemput ABK Diamond Princess di Jepang

Salah satu opsi pemulangan 74 ABK Diamond Princess adalah dengan KRI Soeharso. Para ABK saat ini menjalani karantina terkait virus corona COVID-19 di Yokohama.
Pasopsatgas Kol Laut (P) Tony Herdianto, dalam pemaparannya memaparkan kesiapan evakuasi menggunakan kapal rumah sakit KRI Soeharso. Ia menjelaskan, KRI Soeharso sudah memiliki kualitas yang mumpuni untuk proses evakuasi WNI di Jepang. Jadi atau tidaknya diberangkatkan, beberapa persiapan seperti bantuan logistik terus disiapkan.

"Fasilitas dapur, ruang makan, dan sanitasi sudah kami kondisikan apabila nanti WNI yang dievakuasi akan melaksanakan kegiatan makan dalam tiga gelombang, yang akan dilaksanakan di ruang makan dengan kapasitas 100 orang. Kamar mandi, dan toilet dalam keadaan bersih," jelasnya saat ditemui di Dermaga Komando Armada II, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/2/2020).

KRI Soeharso ini disebut aman dalam merawat dan menangani pasien yang diduga terinfeksi, begitu penjelasan pemaparannya. Menurut Tony, hal ini didukung dengan adanya modifikasi yang dilakukan di kapal untuk mencegah merebaknya virus corona COVID-19.

"Untuk deck perahu ini sistem air conditioner, atau AC, dan sistem sisi sirkulasi udara ini terpisah dengan deck-deck lainnya. Sehingga kami yakin bahwa akan aman untuk merawat, atau pun untuk melaksanakan karantina dari pasien-pasien yang diduga mengalami terinfeksi," lanjutnya.
https://nonton08.com/midnight-runners/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar