Senin, 27 Juli 2020

Viral Jamu Tangkal Virus Corona COVID-19, Profesor Biokimia Angkat Bicara

Hingga saat ini belum ada kasus yang terkonfirmasi positif virus corona COVID-19. Banyak faktor yang disebut menjadi penyebab belum masuknya COVID-19 ke Indonesia. Bahkan, salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi jamu. Memangnya benar ya seperti itu?
Prof Chairul A Nidom, Ketua Tim Riset CoV dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation Surabaya menjelaskan, ada dua macam virus corona, yaitu low pathogenic dan high pathogenic.

Menurutnya, kondisi high pathogenic reseptornya ada di paru, dan hal ini yang dapat berakibat fatal pada manusia. Untuk menekan risiko fatal terjadi, kurkumin bisa menjadi solusinya.

"Kurkumin itu mempunyai fungsi menekan badai sitokin, yang tentunya kita bisa berharap bahwa paru-paru tidak begitu rusak atau bisa recovery secepatnya," jelasnya saat dihubungi detikcom, Selasa (18/2/2020).

Ia juga menjelaskan pasien di Wuhan yang terinfeksi COVID-19 mengalami badai sitokin. Namun penggunaan formulasi ini perlu diteliti lebih lanjut mengenai berapa banyak kadar jahe, temulawak, kunyit, atau pun bahan lainnya yang termasuk dalam kurkumin.

"Kandungan masing-masing dari jahe, temulawak, itu kan berbeda," lanjut Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga Surabaya tersebut.

Namun ia mengimbau masyarakat tidak perlu menunggu. Lebih baik untuk membiasakan konsumsi berbagai macam bahan kurkumin dengan memasukkan ke dalam makanan, atau minuman.

"Sekarang kita sedang formulasikan kandungannya, tetapi masyarakat tidak perlu menunggu, apa (makanan atau minuman mengandung kurkumin) yang biasa diminum atau biasa dikonsumsi lanjutkan saja," tambahnya.

Lelah Tangani Pasien Virus Corona 20 Jam Nonstop, Dokter Tidur Bersandar di Dinding RS

Sementara kasus pasien virus corona COVID-19 bertambah setiap harinya, para petugas kesehatan seperti perawat dan dokter harus rela mengorbankan semua waktunya untuk menangani pasien yang membutuhkan perhatian.
Saat ini tercatat 72 ribu kasus terinfeksi dan lebih dari seribu kematian akibat virus corona di seluruh dunia dan sebagian besar di antaranya terjadi di China. Meski jumlah kasus meningkat tiap harinya, pasien sembuh pun diperkirakan telah mencapai 12 ribu jiwa.

Cerita menyentuh mengenai perjuangan dokter melawan keganasan virus corona telah beredar luas di internet. Seperti yang dilaporkan media lokal The Paper yang dikutip dari World of Buzz beberapa waktu lalu.

Pada hari Valentine, 14 Februari lalu, beberapa pasien yang didiagnosis dengan COVID-19 pergi ke area tes khusus karena mereka perlu mempersiapkan CT scan. Ketika pasien tiba, mereka melihat sesuatu yang sangat menyayat hati.

Seorang dokter yang harusnya menunggui mereka terlihat tertidur karena sangat lelah. Ahli radiologi di Rumah Sakit Rakyat Distrik Wenjiang, Chengdu, Zhang Rui, ditemukan sedang tertidur dalam keadaan duduk dan bersandar di tembok RS saat menunggui pasiennya.

Dia secara tidak sengaja tertidur ketika bersandar di dinding setelah bekerja selama 20 jam dan melakukan 26 CT scan dan sinar-X pada pasien. Para pasien melihatnya tidur di sana dan tidak tega untuk membangunkannya karena mereka mengerti bahwa dia pasti kelelahan.

"Ini bukan apa-apa dan semua orang di departemen mengalami hal yang serupa," kata rekannya, Li Chen. Sebelumnya Li menawarkan untuk berganti shift tapi Zhang menolak dengan halus sambil berkata ia masih kuat.

Bahkan, untuk mengurangi pemborosan peralatan pelindung, staf medis akan berusaha untuk tidak minum air yang begitu banyak sehingga mereka tidak perlu sering pergi ke toilet.
https://nonton08.com/valentine-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar